Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

3 Satpam Museum Keris Pemukul Tukang Becak Diperiksa Polresta Solo, Status Masih Terlapor

3 Satpam Museum Keris Solo diduga pelaku penganiyaan tukang becak sedang diperiksa Polresta Solo.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Video penganiayaan yang menimpa tukang becak di Museum Keris Solo viral di media sosial.

Akibatnya, kini tiga satpam pelaku penganiayaan harus menjalani proses hukum di Mapolresta Surakarta.

"(Pelaku) sudah kami amankan.

Masih kami periksa.

Langkah ke depan tunggu dari penyidik," kata Kapolresta Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, Senin (20/4/2020).

Kisah di Balik Foto Staf Medis Israel Ibadah Bersama Hadap Kiblat Berlawanan, Dapat Ribuan Komentar

Ibu Rumah Tangga Asal Solo Ditangkap di Wonogiri karena Bawa Narkoba

Bukan Tak Mau Menerapkan PSBB di Semarang, Ini Satu Hal yang Mengganjal Pikiran Wali Kota Hendi

Perwira Polisi Tamatan Akpol 2019 Ditahan 21 Hari Plus Penundaan Pangkat Usai Pukul 3 Bintara

Andy menjelaskan, pihaknya menerima laporan terkait kejadian tersebut kemarin.

Saat ini pihaknya telah memeriksa tiga satpam untuk dimintai keterangan.

Sementara Kasatreskrim Polresta Surakarta, AKP Purbo Adjar Waskito mengatakan, tiga pelaku tersebut saat ini masih berstatus terlapor.

Ketiganya yakni berinisial S, Y, dan F.

"Kami sudah melakukan langkah untuk ketiga pelaku.

Sudah kami amankan, kami mintai keterangan.

Semuanya warga Solo," ujar Purbo.

Dari pemeriksaan yang pihaknya lakukan, Purbo menjelaskan, kronologi kejadian tersebut lantaran pria yang bekerja sebagai pengayuh becak tersebut masuk ke area museum dengan melompati pagar.

Karena tahu ada orang masuk, akhirnya ketiga satpam menegur aksi pria tersebut.

"Aksi tukang becak itu diketahui oleh ketiga satpam itu, ketika ditegur, keterangan dari pelaku bahwa tukang becak itu tidak menggubris.

Jadi menurut keterangan para pelaku, ketika korban ditegur tidak menggubris sehingga menyulut emosi mereka," jelasnya.

Bantah Sudah Damai

Menantu tukang becak korban dugaan penganiayaan 3 satpam Museum Keris Solo menyatakan belum ada kesepakatan berdamai.

Namanya Toni Hardiyanto. 

Dia adalah menantu Ngadino Cipto Wiyono, seorang tukang becak korban dugaan penganiyaan 3 Satpam Museum Keris Solo.

Video aksi main hakim itu sudah viral di media sosial Facebook dan Instagram. 

Kebanyakan netizen mengutuk aksi main hakim sendiri itu.

Toni menyanggah pernyataan Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwano, yang sebelumnya menyampaikan kasus itu berujung damai. 

Berikut beritanya:

Kasus Viral 3 Satpam Pukuli Tukang Becak Dikira Maling di Museum Keris Solo Berakhir Damai

"Belum ada (kata damai)," kata Toni, Senin (20/4/2020).

Toni mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan. 

"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," ujarnya.

"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.

Toni kemudian dibantu seorang yang diduga Bhabinkamtibnas Grogol melapor ke Polresta Solo

"Sabtu sekira pukul 14.00 WIB buat laporan ke Polresta Solo," katanya. 

Pihak keluarga sampai saat ini tengah menunggu proses lanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ngadino. 

"Masih nunggu proses dari pihak Polresta Solo," ujar Toni. 

"Nanti mediasi dulu tidak apa-apa, pihak keluarga nuntut keadilan," tandasnya.

Video Viral

Video seorang tukang becak Ngadino Cipto Wiyono yang tengah 'dihakimi' tiga satuan pengamanan (satpam) di depan pos satpam Museum Keris Solo viral di media sosial (medsos) hingga menjadi perhatian Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Dugaan penganiayaan terjadi pada Jumat (17/4/2020) pukul 15.30 WIB di museum yang berada di Jalan Bhayangkara Nomor 2, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Namun video berdurasi 30 detik itu viral pada Minggu (19/4/2020) setelah tersebar di berbagai akun medos baik lokal maupun nasional.

Dengan sangat jelas seorang tukang becak yang dituduh pencuri babak belur dihajar tiga orang satpam.

Saat itu satpam mengintrogasi tukang becak Ngadino Cipto Wiyono, warga Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.

Sembari minta maaf karena kencing melewati pagar, Ngadino justru dihadiahi bogem mentah dan tendangan.

Bahkan seorang yang membawa kayu pramuka menyarangkan ke leher korban.

"Biasa wae, an**** kau," ucap seorang satpam dengan nada emosi yang melontarkan kata-kata hewan tidak senonoh.

Saat dikonfirmasi Kapolsek Laweyan, Kompol Ari Sumarwono, jike video yang viral benar adanya di wilayahnya.

"Kejadian itu benar, tetapi itu hanya kesalahpahaman," ungkap Ari, Minggu (19/4/2020).

Menurut dia, tukang becak sempat melompat pagar ke museum milik Pemkot Solo itu tanpa izin.

"Alasannya ingin kencing, lalu satpam curiga, dikirannya ingin melakukan kejahatan lalu satpam ini main hakim sendiri," kata Ari.

Bahkan polisi yang piket saat itu datang ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengecek keadaan dan mediasi kedua belah pihak.

"Kami langsung adakan mediasi dan keduanya saling memaafkan," ujar Ari.

Ari mengatakan tidak ada ganti rugi dalam hasil mediasi saat itu.

"Tidak ada kompensasi, karena kedua belah pihak sama-sama orang kurang mampu," tutur Ari.

Ari menjelaskan bahwa menurutnya kedua belah pihak sama-sama melakukan kesalahan.

"Dari satpam yang main hakim sendiri hingga lakukan penganiayaan, dari tukang becak sendiri, ia masuk tanpa izin," terangnya. 

(*)

Pemerintah Bebaskan Bea Masuk dan Pajak Impor untuk Barang Keperluan Penanganan Pandemi Covid-19

Alumni UIN Walisongo Semarang Bagi Sembako ke Takmir Masjid dan Kaum Dhuafa

Soal Penerapan PSBB di Semarang, Ketua DPRD Kadarlusman Sebut Tidak Semudah Membalik Telapak Tangan

Menantu Tukang Becak Bantah Sudah Berdamai dengan 3 Satpam Museum Keris Solo, Kasus Berlanjut

 
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved