Forum Guru
OPINI Lilik Puji Rahayu : Perempuan Dalam Pingitan Corona
21 April 2020, kita menanyikan lagu ciptaan WR Supratman berjudul Ibu Kita Kartini? Yah, karena hari ini bangsa kita memperingati Hari Kartini.
Oleh Lilik Puji Rahayu, S.Pd., M.Pd.
Guru SD Supriyadi Semarang.
Ibu kita Kartini putri sejati, Putri Indonesia harum namanya
Ibu kita Kartini pendekar bangsa, pendekar kaumnya untuk merdeka
Wahai ibu kita Kartini, putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya, bagi Indonesia
Sudahkah hari ini, 21 April 2020, kita menanyikan lagu ciptaan WR Supratman berjudul Ibu Kita Kartini? Yah, karena hari ini bangsa kita memperingati Hari Kartini.
Kartini merupakan pahlawan perempuan Indonesia yang dikenal melalui spirit emansipasi wanita. Karena spiritnya, Kartini menjadi berjasa bagi perempuan-perempuan Indonesia. Karena gebrakan dan inspirasinya, ia mendunia harum namanya.
• Cerita Dokter Muda Tangani 1.038 Pasien Corona di Wisma Atlet
• Fakta-Fakta Tukang Becak Diaya 3 Satpam di Solo, Berawal dari Buang Air Kecil
• HEBOH! Warga Perumahan Mewah Sunter Indah Kebagian Paket Sembako, Rata-rata Warga Punya Mobil
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Balita Tewas Setelah Tenggak Cairan Disinfektan untuk Virus Corona
Di jamannya dahulu, perempuan menjadi makhluk yang harus dipingit. Di mana seorang perempuan tidak boleh banyak tau tentang dunia luar, tidak berhak untuk memperoleh pendidikan tinggi.
Saat perempuan sudah mulai beranjak remaja dan dewasa, cukuplah ia di rumah saja sambil menanti perjodohan yang segera tiba. ‘Manut’, perempuan wajib manut dengan segala aturan yang terkesan menganggap bahwa perempuan makhluk biasa saja, makhluk yang tak bisa apa-apa lagi papa.
Sudah santer terdengar kiprahnya Kartini berjuang membela dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa melakukan apa saja dengan berkarya. Bisa berpendidikan, bisa berkarya, bisa bekerja, bisa bersosialisasi, bisa berorganisai ke sana sini dengan tetap mengutamakan kodratnya sebagai wanita, yakni sebagai sosok santun, taat, anggun, lebut dan bijaksana.
‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ menjadi bukti penggerak Kartini bahwa perempuan dengan segala kelebihannya berhak juga menjadi insan yang unggul dan berprestasi di kancah dunia.
Pingitan Kartini dilakukan dengan penuh makna tanpa kegiatan sia-sia. Kartini menjadikan sejarah pingitannya sebagai inspirasi untuk menuliskan surat-surat impiannya demi menjunjung tinggi hak seluruh kaum wanita. Tekadnya sangat kuat untuk menjadikan terangnya dunia bagi seluruh wanita.
Kini, apa yang dirasakan oleh perempuan di zaman Kartini, kembali harus dijalani oleh kaum perempuan lagi. Bedanya, pingitan Kartini dahulu hanya diperuntukkan untuk kaum perempuan saja. Sedang sekarang, pingitan berlaku untuk semua gender.
Laki-laki, perempuan, tua, muda, orang tua, anak-anak, kaya, miskin, pejabat, dan rakyat. Semua tak pandang gender, apalagi usia dan tahta. Semua wajib dipingit tanpa terkecuali. Dibatasi ruang geraknya bukan karena tak boleh berpendidikan, bukan tak boleh berkarya, bukan tak ada lagi dunia kerja, melainkan karena pandemi Covid-19 atau si corona.