Wabah Virus Corona
Perjuangan Para PSK di Tengah Pandemi Virus Corona: Saya Tidak Mau Mati Kelaparan
Para PSK di Colombia harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah pandemi virus corona. Seperti apa?
Saya tidak mau mati kelaparan."
Ana berusia 46 tahun, berasal dari Facatativa, sebuah kota yang jaraknya 40 kilometer dari Ibukota Bogota.
Persediaan gas, buah dan sayur di dapurnya kian menipis.
Dia harus bekerja.
Ana naik taksi ke rumah kliennya hanya untuk menghasilkan 10 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 154.000 saja.
"Saya tidak bisa menunggu, bantuan negara belum datang," kata Ana merujuk pada subsidi yang dijanjikan kepada orang-orang yang rentan.
Di Colombia, lockdown telah dimulai sejak 25 Maret lalu.
Ana sudah menaati peraturan itu sampai 3 April ketika dia berkunjung ke rumah kliennya.
Masa karantina atau lockdown ini akan berlangsung di Colombia sampai 27 April mendatang.
Ironisnya, dia juga sering didatangi kawannya.
Dia sering mendengar ketukan pintu rumah, biasanya temannya dan anak-anak yang lapar.
"Tapi aku tidak punya apa-apa untuk dapat kuberikan..." kata Ana.
Sementara itu, wanita pekerja seks komersial lainnya, Fidelia Suarez punya pengalaman lain.
Terkadang, ponselnya berdering pukul 02.00 dini hari.
Temannya yang juga PSK berkeluh kesah kepada Suarez.