Mutiara Ramadan
Jenis dan Tingkatan Orang Puasa di Bulan Ramadhan
PUASA dalam bahasa Arab disebut shiyam atau Shaum. Makna Kedua kata terakhir ini menurut bahasa adalah Imsak yang artinya menahan.
Kedua : Puasanya orang yang tidak hanya bertahan tidak melakukan larangan-larangan khusus di saat puasa, tapi juga bertahan tidak melakukan atau menghindari larangan-larangan umum.
Walau terkadang fikir dan angannya masih tergoda dengan larangan-larangan, baik khusus maupun umum, jika orang tersebut istiqomah, selalu muhasabah dan memohon kepada Allah, insya Allah, fikir dan angannya terhindar dari godaan-godaan tersebut.
Puasa jenis inilah yang bisa mewariskan taqwa pada pelakunya. Ketaqwaan ini akan terus naik seiring dengan kesabaran dan kegigihan orang tersebut dalam menjaga istiqomah, muhasabah dan keikhlsan.
Ketiga : ini adalah tingkatan tertinggi, yaitu puasanya orang yang angan dan fikirnya tidak terlintas bayangan atau keinginan untuk melakukan larangan, baik yang khusus maupun yang umum, bahkan terhadap perkara yang boleh saja hampir tidak terlintas. Puasa bagi orang ini adalah, menahan dari segalah hal selain Allah.
Orang pada tingkatan ini merasakan kenikmatan, ketenangan dan kebahagiaan yang luar biasa. Seluruh relung hati dan sanubarinya penuh dengan cahaya Allah, sehingga tidak ada tempat, setitik pun untuk selain Allah.
Orang tersebut, melihat, berfikir, berkeinginan dan bertindak dengan cahaya Allah. Pandangan dan cita-citanya terhadap manusia / umat, sama dengan tujuan Allah menurunkan agama dan mengutus rasul-Nya, yaitu untuk kebahagiaan semua manusia tanpa membeda – bedakan.
Pandangannya tentang kehidupan dan penghidupan sama dengan tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu beribadah kepada Allah dan memakmurkan bumi.
Tidak terlintas dari dirinya rasa takut, khawatir atau sedih. Dalam hidupnya hanya ada dua hal; Syukur dan Sabar. Keduanya sama-sama membahagiakan. Karena keduanya sama- sama pintu yang akan menghantarkannya kepada hadirat Allah SWT.
Nafsu memang selalu menggedor-gedor, memaksa untuk melanggar hal-hal yang dilarang agama, tapi dia hanya bisa tenang, damai dan sejuk dengan cahaya Allah.
Maka orang pada tingkatan ini tidak akan tertipu atau terbujuk sedikpun -bahkan sebaliknya, sangat terheran-heran terhadap prilaku orang yang meliarkan nafsunya, merusak alam, menyengsarakan manusia, memainkan kebijakan dan memanipulasi ilmu dan kebenaran demi kedudukan, ego dan keserakahan.
Sungguh sangat kasihan, semakin mereka meliarkan nafsunya, semakin meraka dalam keadaan gundah, khawatir dan takut. Ramadhan kali ini merupakan anugrah yang sangat besar dari Allah SWT.
Karena kita semua diberikan kesempatan oleh Allah untuk muhasabah dalam rangka meningkatkan derajat puasa kita. Perjalanan kita masih sangat jauh, sementara umur kita terus berkurang, jangan sia-siakan anugerah terindah dari Allah ini. Wallahu’alam bishowab. (*)
• BERITA LENGKAP: Alasan Pemilik Kos hingga Laporan ke Polisi Kasus Perawat RSUD Bung Karno Solo
• Ganjar Pranowo: Hidupkan Ronda dan Patroli Malam Jaga Keamanan di Jateng di Tengah Pandemi Corona
• Dilarang Keluar Perbatasan Jateng-DIY, Plat Luar Daerah Diminta Putar Balik di Magelang
• HEBOH! Istri Polisi yang Juga Penjaga Lapas Tertangkap Selundupkan Sabu ke Lapas Perempuan Denpasar