Video Viral
Ternyata Perekam Video Viral Perkelahian Anak di Tuntang Semarang Bukan Orangtuanya, Tapi . .
Video perkelahian anak di Tuntang, Kabupaten Semarang, viral di sosial media. Hasil penelusuran, peerkam video tersebut bukan orangtuanya
Penulis: akbar hari mukti | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Video perkelahian anak di Tuntang, Kabupaten Semarang, viral di sosial media.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang, Romlah, menjelaskan, perekam video perkelahian tersebut bukanlah ayah seperti yang dinarasikan di sosial media.
Namun, perekam adalah sepupu dari anak-anak tersebut.
"Yang merekam teman mereka perempuan berusia 17 tahun, lalu diposting sebagai status di Whatsapp selama 10 menit, dan dihapus lagi," jelas Romlah, Rabu (13/5/2020).

• Video Viral Perkelahian Anak di Semarang Diduga Direkam Orangtua
• Lembah Para Raja, Persemayaman Jasad Firaun yang Dibongkar Para Pencari Harta Karun
• Pasien Positif Corona Kota Pekalongan, Terjangkit Setelah Anak Baru Mudik dari Jakarta
• Ponsel Terbaru Oppo Harga Rp 4 Jutaan, Ini Spesifikasi Oppo A92
• Kapolda Jateng Perintahkan Perketat Pos Pantau di Perbatasan Brebes Jelang Tradisi Mudik
Kejadian itu terjadi di Dusun Petet, Tuntang, Kabupaten Semarang.
Tim DP3AKB Kabupaten Semarang menurut Romlah sudah bertemu dengan kedua anak yang berkelahi itu.
Kronologinya, lanjut Romlah, pada Selasa (12/5/2020) kemarin VT (9) si anak bercelana merah di video, dan BA (6) si anak berbaju hitam di video, sedang bermain-main bersama teman-temannya.
"VT dan BA menurut Romlah masih saudara sepupu. Lalu BA sedang di rumah VT saat kejadian itu," jelas dia.
Lalu menurut Romlah, di tengah-tengah bermain, BA mengajak VT untuk berkelahi-berkelahian.
"Namun tiba-tiba DP (17) yang merupakan kakak sepupu dari BA memvideokan perkelahian tersebut dan memostingnya sebagai status di Whatsapp," paparnya.
Status di Whatsapp itu menurut Romlah hanya bertahan selama 10 menit, dikarenakan DP kemudian langsung menghapus statusnya.

Menurut Romlah, saat tim DP3AKB Kabupaten Semarang mendatangi kedua anak tersebut dan keluarganya, dari pihak keluarga merasa tak ada yang dirugikan.
Bahkan kedua anak yang di video tersebut berkelahi, saat ini sudah berteman serta bercanda satu sama lain.
"Kami melihat karena itu masih kecil dan ada potensi perundungan yang bisa terjadi."
"Namun saat tim melihat ke lapangan, dari keduanya sudah tidak ada dendam. Berteman lagi wong memang sifatnya kemarin hanya bermain-main," jelasnya.
Hanya saja setelah perkelahian terjadi, BA mengalami memar di belakang kepalanya dan pantat. Serta perlu dipijit oleh keluarganya.
Meski begitu Romlah menyayangkan oknum di sosial media yang mengubah narasi menjadi sesuatu yang tidak benar.
"Di narasi itu mengatakan yang memvideo bapaknya. Padahal tidak seperti itu," jelas dia.
Romlah menambahkan, pihaknya tetap mendampingi kedua anak tersebut. Terlebih karena keduanya masih dalam usia sekolah.
Kapolres Semarang AKBP Gatot Hendro Hartono, menambahkan saat ini kasus sudah ditangani Polres Semarang.
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Semarang melakukan pelaporan kepada ayah VT yang diketahui ada saat perkelahian terjadi namun tidak berusaha untuk melerai.
"Dari pihak keluarga memang merasa tak ada yang dirugikan."
"Tapi secara manusiawi, perundungan dan hal-hal seperti itu bisa menimbulkan efek untuk dicontoh orang lain karena menyebar di sosial media."
"Maka Dinsos melakukan pelaporan," jelasnya.
Disinggung terkait akun-akun media sosial yang mengubah narasi hingga viral, Kapolres mengatakan pihaknya belum akan fokus ke hal tersebut.
Saat ini baik kedua anak maupun ayah yang berada di video tersebut dilakukan pemeriksaan.
"Kami fokus apakah itu anak-anak tersebut diadu, atau seperti apa," jelasnya. (Ahm)
• Seusai Salurkan Bantuan ke Ganjar, Gibran Menolak Bicara Politik
• Pandemi Corona, SMAN 2 Pati Ganti Bazar Ramadan dengan Kegiatan Ini
• Iuran Sukarela, Karyawan PDAM Bagikan 600 Dus Sembako ke Warga Terdampak Corona
• Update Corona di Batang, Pasien Positif Bertambah 11 Orang, Zona Merah Bertambah di 2 Wilayah