Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Dampak Covid-19 Bikin Sepi Produksi Kue Kering di Kudus, Turun Hingga 50 Persen

Pelaku usaha kue kering Arini‎, Arif Nur Habibi, men‎gatakan, tidak banyak pesanan kue kering dari pasar tradisional karena sepinya pembeli.

Penulis: raka f pujangga | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/ Raka F Pujangga
Produksi kue kering di Perumahan Almaya nomor 33, RT 4 RW9, Desa Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Dampak dari pandemi covid-19 ‎membuat kondisi Ramadan kali ini sedikit berbeda.

Terutama bagi pelaku usaha kue kering yang biasanya kebanjiran pesanan, kini harus bekerja lebih ekstra keras.

Pelaku usaha kue kering Arini‎, Arif Nur Habibi, men‎gatakan, tidak banyak pesanan kue kering dari pasar tradisional karena sepinya pembeli.

181 TKI Malaysia Tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Ronda Membawa Petaka, Jurus Gaguk Lumpuhkan Orang Tak Dikenal Bikin Masuk Penjara, Korban Meninggal

Pasien Positif Corona Purbalingga Capai 49 Kasus, Bupati Tiwi Langsung Terapkan Jam Malam

16 Pengendara Motor Diminta Putar Balik Saat Tiba di Mangkang Semarang Gegara Tak Pakai Masker

Mayoritas pesanan saat ini hanya melalui daring yang dipasarkannya lewat media sosial.

Saat ini, Arif masih mengerjakan pesanan dari pelanggannya yang targetnya selesai pada hari Jumat (15/5/2020) ini.

"Ini saya masih mengerjakan pesanan kemungkinan selesai Jumat, kecuali nanti ada tambahan pesanan kue kering lagi," ujar dia, saat ditemui di rumahnya, Perumahan Almaya nomor 33, RT 4 RW9, Desa Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

FOTO:

Produksi kue kering di Perumahan Almaya nomor 33, RT 4 RW9, Desa Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Produksi kue kering di Perumahan Almaya nomor 33, RT 4 RW9, Desa Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. (Tribun Jateng/ Raka F Pujangga)

Biarpun masih ada permintaan kue kering, namun produksinya saat ini yang paling turun drastis selama 10 tahun berdiri ini.

Jika biasanya Arif bisa memproduksi hingga dua ton bahan baku pada saat bulan Ramadan, kali ini hanya separuhnya.

‎"Produksinya turun 40-50 persen, biasanya bisa sampai dua ton bahan."

"Sekarang paling hanya satu ton," ujarnya.

Beruntung, masih ada pesanan daring sehingga tidak membuat usaha musimannya tersebut berhenti sepenuhnya.

Setidaknya, dia masih bisa mempekerjakan sedikitnya lima orang pegawai untuk proses produksi.

"Padahal biasanya sampai 15 orang, tetapi ini saya hanya mempekerjakan lima orang yang membutuhkan kerjaan," jelasnya.

Selain itu, dia juga menyiasati untuk memproduksi kue kering untuk dropshipper yang mau merintis usaha.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved