Wabah Virus Corona
Setelah Buka Peti Jenazah Pasien Corona, Kini 15 Warga Positif Satu Kecamatan Jadi Klaster Baru
Gara-gara warga membuka peti dan memakamkan jenazah pasien Covid-19 tanpa baju hazmat, menjadi klaster baru penyebaran virus corona di Sidoarjo.
TRIBUNJATENG.COM, SIDOARJO - Gara-gara warga membuka peti dan memakamkan jenazah pasien Covid-19 tanpa baju hazmat, menjadi klaster baru penyebaran virus corona di Sidoarjo.
Dua klaster baru penyebaran covid-19 di Sidoarjo benar-benar menjadi perbincangan berbagai kalangan.
Yakni klaster Desa Pepelegi, Kecamatan Waru yang sempat membuka peti jenazah pasien covid-9, dan klaster di Dusun Jati, Desa/Kecamatan Waru, Sidoarjo.
• Istri Komentar Rezim Tumbang 2020 di Medsos, Anggota TNI Kena Sanksi Disiplin Ditahan 14 Hari
• Terbaru, Sudah 20 Perawat di Indonesia Meninggal Dalam Melayani Pasien Corona
• Habib Bahar Kembali Ditangkap Dini Hari Tadi
• Jamu Contravid yang Diklaim Sembuhkan Covid-19 Siap Diproduksi Massal di Sragen
Klaster baru di Desa Pepelegi, Kecamatan Waru berawal dari aksi membawa pulang jenazah pasien covid-19, membuka peti dan memakamkannya tanpa menggunakan baju hazmat.
Kabar tentang peristiwa ini yang sedang viral.
Pemerintah mengaku langsung melakukan tracing dan memeriksa sejumlah warga di sana. Termasuk keluarganya.
“Dari rapid test yang dilakukan, sudah ada 17 orang hasilnya reaktif,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman.
Setelah rapid, semua yang reaktif bakal dilakukan swab test.
Untuk memastikan mereka positif covid-19 atau tidak.
Mengenai proses membawa pulang jenazah dan membuka peti, menurut Syaf, hal itu seharusnya tidak boleh.
“Harusnya pihak rumah sakit memberi pemahaman ke keluarga, supaya tidak melakukan hal itu,” lanjutnya.
Klaster baru lain ada di kawasan Jalan S Parman, Dusun Jati, Desa Waru, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Di sana, sekarang ini sudah ada 15 orang positif covid-19 dan 16 orang PDP.
“Hari ini tadi juga dilakukan rapid test di sana, ada puluhan yang reaktif,” ungkap Syaf.
Dari informasi yang didapatkannya, warga RW 12 di Dusun Jati, Desa Waru yang terpapar corona itu berawal adanya warga Blitar yang domisili di sana meninggal dunia beberapa waktu lalu.
“Tidak ada gejala dan tidak ada tanda. Sehingga dimakamkan seperti biasa. Dan sempat digelar tahlilan di rumahnya,” ujar Syaf.