Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Dokumen Bocor! WHO Sebut China Terlambat Beri Informasi Penting Virus Corona Bikin Frustasi

China disebut terlambat memberi informasi penting soal virus corona, berdasarkan dokumen bocor dari dari Badan Kesehatan Dunia ( WHO).

Editor: galih permadi
EPA-EFE/STR
ILUSTRASI - Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan pada 26 Januari 2020. 

TRIBUNJATENG.COM, JENEWA - China disebut terlambat memberi informasi penting soal virus corona, berdasarkan dokumen bocor dari dari Badan Kesehatan Dunia ( WHO).

Dalam laporan yang diperoleh Associated Press (AP), keterlambatan itu membuat mereka frustrasi, meski mereka memuji Beijing sudah bertindak transparan.

Negeri "Panda" baru mempublikasikan genome virus corona pada 11 Januari, atau lebih dari satu pekan sejak wabah itu merebak.

Suasana Pernikahan Mualaf Fitria Yusuf Putri Jusuf Hamka Penjual Nasi Kuning dan Bos Perusahaan Tol

Daniel Mananta Akui Kebodohannya saat Berpacaran dengan Marissa Nasution: Dia Adalah Trofi Gue

UPDATE: Pemakaman Kompol Widodo Ponco Susanto Dipimpin Kapolres Purbalingga AKBP Muchammad Syafii

Rainey Pria Bertato Peta Indonesia Saat Rusuh Demo Floyd Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia

Padahal seperti diberitakan AP via Sky News Selasa (2/6/2020), tiga laboratorium milik pemerintah sudah memecahkan urutan kode genetik virus.

Berdasarkan dokumen bocor yang diperoleh AP, ketatnya penyaringan informasi dan kompetisi di antara sistem kesehatan publik China ditengarai jadi alasan informasi itu datang terlambat.

Dan dua minggu setelah itu, Beijing disebut lambat menyediakan WHO informasi dengan data pasien maupun kasus Covid-19 yang lebih detil.

Berdasar rekaman yang diperoleh, peristiwa itu membuat mereka tak bisa mempertimbangkan apakah virus bisa menular antar-manusia.

"Kami benar-benar hanya berbekal informasi minimal.

Jelas itu tidak cukup bagi Anda untuk membuat rencana bagus," keluh salah satu pejabat WHO.

AP melaporkan, staf badan di bawah PBB itu berdebat bagaimana cara mereka menekan China untuk urutan data maupun detil pasien tanpa membuat Beijing marah.

Sebab dalam pandangan mereka, jika sampai mereka membuat pemerintah China marah, selain akses hilang, ilmuwan lokal bisa terancam.

Beijing tidak merespons laporan yang dipublikasikan AP.

Namun selama ini, mereka berulang kali menyatakan sudah bertindak transparan.

Salah satunya adalah Liu Mingzhu, pejabat Departemen Internasional Komisi Kesehatan Nasional dalam konferensi pers 15 Mei.

Liu menekankan bahwa sejak Covid-19 merebak, mereka terus melakukan kontak dengan WHO dan memberikan informasi terkait wabah.

"Kami juga melakukannya kepada komunitas internasional secara transparan, terbuka, dan bertanggung jawab," jelas Liu Mingzhu.

Adapun dalam keterangan resminya, induk kesehatan dunia itu menerangkan mereka bekerja siang dan malam, serta mematuhi aturan organisasi.

Dalam penerapannya, WHO mendukung dan membagi informasi dengan semua negara anggota, dan terus secara aktif berkomunikasi dengan pejabat pemerintah di semua tingkat.

Meski aturan internasional mewajibkan negara menyerahkan informasi yang bisa memengaruhi kesehatan publik, namun WHO tak mengikat.

Pejabat badan yang dipimpin oleh Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus itu kemudian membandingkan kurangnya kooperasi China dengan negara lain.

"(Kurangnya kooperasi) ini tidak akan terjadi Kongo.

Tidak mungkin terjadi di Kongo dan negara lain," ujar Direktur Kedaruratan Dr Michael Ryan.

Dr Ryan disebut menyatakan itu mepada salah satu staf pada pekan kedua Januari.

"Kita harus melihat datanya. Ini sangat penting," ujarnya saat itu. Institut Virologi Wuhan disebut sudah mengurutkan genome Covid-19 pada 2 Januari, atau ketika upaya menyingkatkan peta genetik pada akhir Desember 2019.

Kemudian pada 3 Januari, Komisi Kesehatan Nasional China secara rahasia merilis pemberitahuan memerintahkan lab yang mempelajari virus itu menghancurkan sampel, atau mengirim ke tempat lain.

Pemberitahuan itu juga menginstruksikan melarang laboratorium untuk merilis informasi mengenai wabah, tanpa mendapat persetujuan dari pemerintah.

Kemudian pada 5 Januari, ada tiga laboratorium yang bisa mengurutkan genome, termasuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC).

Dalam laporan AP, Pusat Kesehatan Klinik Umum Shanghai memberi tahu komisi bahwa virus itu diyakini menular di saluran pernapasan.

"Kami sarankan mengambil tindakan pencegahan di tempat umum," demikian keterangan pusat klinik Shanghai kepada komisi kesehatan.

Akhirnya pada 11 Januari, urutan genetik itu dikeluarkan lab Shanghai, dan membuat pejabat CDC marah, berdampak pada penutupan sementara.

Lalu di 20 Januari, otoritas Negeri "Panda" mengonfirmasi adanya transmisi di antara manusia virus bernama resmi SARS-Cov-2.

Presiden Xi Jinping kemudian menyerukan "dibukanya publikasia informasi mengenai epidemi dan memperkuat kerja sama internasional".(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokumen Bocor WHO Sebut China Terlambat Beri Informasi Penting Virus Corona"

Kecelakaan Maut Truk Cabai Remuk Tabrak Bak Tronton di Tol Salatiga, Sopir Tewas Kernet Luka Lecet

2 Gadis Remaja Kakak Beradik Dihamili Ayah Tiri, Terbongkar saat Kumpul Keluarga, Ini Pengakuannya

Selepas Sholat Ashar di Masjid, Nyamin Terkejut Temukan Adik dan Iparnya Tewas di Rumahnya

Profesor Pratiwi Sebut Gelombang Kedua Pandemi Corona di Indonesia Bisa Dicegah, Asal Lakukan Ini

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved