Berita Semarang
Gus Ubed: Kaderisasi di ISNU Jangan Mandek Gara-gara Corona
Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh atau Gus Ubed, mengingatkan pada Badan Otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) untuk tidak berh
Penulis: m nur huda | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh atau Gus Ubed, mengingatkan pada Badan Otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) untuk tidak berhenti melakukan kaderisasi, meski sedang dilanda wabah virus corona.
Hal itu disampaikan Gus Ubed saat menerima silaturahmi jajaran pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Tengah di kediamannya, Ponpes Al Itqon, Tlogosari Wetan, Kota Semarang, Sabtu (6/6/2020).
Gus Ubed mengungkapkan, di tengah wabah covid-19 dan imbauan pemerintah untuk social distancing, maka sistem kaderisasi dapat dilakukan secara virtual.
• BERITA LENGKAP: 7 Crew Terpental ke Luar Helikopter MI-17 saat Jatuh di Kawasan Industri Kendal
• Sebelum Jatuh di Kendal, Heli Penerbad Dinyatakan Baik dan Tak Ditemukan Hal Menonjol
• Update Corona 7 Juni di Dunia: Angka Kematian Mencapai 11 Persen dari 6,9 Juta Kasus Covid-19
• Mantan Kapolri & 2 Relawan Jokowi Duduki Kursi Komisaris BUMN Waskita Karya yang Baru
Semisal Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di ISNU yang saat ini tidak dapat dilaksanakan karena sedang ada wabah virus corona.
“Soal MKNU, melihat kondisi seperti ini, lewat virtual lebih baik,” ungkapnya.
Menurut Gus Ubed, wabah virus corona di Indonesia tidak dapat diketahui kapan akan berakhir. Jika kaderisasi harus menunggu pandemi berakhir, maka keberlangsungan organisasi akan terhenti.
“Ketika keadaan seperti ini tidak tahu kapan selesainya, maka kaderisasi kita akan mandek. Maka lewat virtual itu perlu. Meski kehadiran juga sangat penting,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Gus Ubed juga meminta ISNU untuk lebih aktif melakukan penelitian di bidang sains untuk kemaslahatan umat. Yakni memotret persoalan sosial kemudian memberikan solusi.
“Sebab itu tidak mungkin dilakukan oleh Kiai, karena sudah disibukan mengurus pesantren dan warga. Kiai juga perlu informasi yang faktual dari para cendekia agar yang disampaikan ke masyarakat lebih bermanfaat," ungkapnya.
Dalam agenda silaturahmi ini, Ketua ISNU Jawa Tengah Budi Setiyono didampingi Sekretaris ISNU Jateng Fakhrudin Aziz, Muhammad Sholeh, Fahmi Arifan, Wahid Abdul Rahman, Syaiful Amar, Aini Saadah, dan lainnya.
Ketua ISNU Jawa Tengah, Budi Setiyono, mengungkapkan, sebagai upaya percepatan pembentukan cabang di beberapa kabupaten dan kota di Jateng, MKNU tetap harus dilaksanakan sebagai syarat kepengurusan.
Maka, ISNU Jateng mengusulkan ke PP ISNU agar MKNU dilakukan secara virtual. Hal ini mengingat kondisi di tengah pandemi tidak memungkinkan dilaksanakannya MKNU sebagai mekanisme biasa yang telah berjalan.
Menurutnya, MKNU secara virtual dilakukan untuk menjaga agar roda organisasi tetap berjalan.
Adapun Juknis dan Juklak, saat ini masih menunggu petunjuk dari PBNU dan PP ISNU. Jika disetujui, MKNU bisa dilaksanakan selama dua jam pada hari Sabtu dan Ahad, dengan menyesuaikan frekuensi kegiatan sesuai dengan porsi materi yang ditentukan oleh PBNU dan PP ISNU.
Namun, PW ISNU Jateng juga mewacanakan alternatif lain jika MKNU Virtual belum memungkinkan. MKNU bisa dilakukan dengan model kombinasi antara virtual dan visual.