Virus Corona Jateng
Kasus Positif Covid-19 di Semarang Tembus Rekor Tertinggi 225 Orang, Ini Beberapa Klaster Baru
Jumlah penderita Covid-19 di Kota Semarang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pandemi Covid-19 yakni 225 orang
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Jumlah penderita Covid-19 di Kota Semarang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pandemi Covid-19 yakni 225 orang.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Senin (8/6/2020).
Hendi, sapaannya, menjelaskan, kenaikan jumlah penderita Covid-19 yang cukup signifikan tersebut lantaran selama masa pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) jilid dua dan memasuki jilid tiga ini, pihaknya terus melakukan tes secara massal ke sejumlah area publik.
• Putra Jokowi Gibran Batal Jadi Calon Wali Kota Solo Tunggal, Achmad Purnomo Ditolak PDIP Undur Diri
• Wijayanto Sebut Propam Polda Jateng Harus Periksa Penyidik Polrestabes Semarang
• Keluarga Jenazah Terguling dari Peti Saat Pemakaman Ungkap Perubahan Sikap Warga setelah Video Viral
• Setelah 2 Pasar, Pemkot Semarang Akan Tutup 1 Swalayan karena Ditemukan Pengunjung Positif Corona
Serta, dilakukannya tracking atau penelusuran terhadap para penderita Covid-19.
"Masuk pasar, mall, pusat keramaian, anak muda nongkrong dimana, kami swab.
Kelompok ormas, PKK, teman-teman Pemkot, kami lakukan itu terus.
Harapan kami pada saat ditemukan klaster-klaster baru akan memudahkan kami melakukan sekat-sekat terutama memutus mata rantai," terangnya.
Dari tes massal tersebut, sebut Hendi, ditemukan klaster baru yakni klaster pasar tradisional, swalayan, dan dua perbankan.
Dia pun memutuskan untuk menutup pasar yaitu Pasar Karangayu mulai Senin hingga Rabu, Pasar Mangkang mulai Selasa hingga Kamis.
Sebelumnya, di Pasar Karangayu ditemukan tiga pedagang positif Covid-19.
Sedangkan di Pasar Mangkang, Hendi menyebutkan, ada dua pedagang yang dinyatakan positif Covid-19.
Kemudian, setelah ditelusuri keluarganya, ada penambahan enam orang.
"Ditemukan dua pedagang. Keluarganya ada enam. Jadi ada delapan," sebut Hendi.
Selain pasar tradisional, lanjut dia, ada satu toko swalayan yang harus ditutup.
Terkait toko swalayan tersebut, dia belum menyebutkan secara gamblang.