Human Interest
HEWAN LANGKA: Babi Hutan Milik Bawor Hobi Makan Nasi Hangat dan Minum Kopi
Warga Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas dihebohkan dengan keberadaan seekor babi hutan
Babhinkamtibmas, Desa Pekuncen, Aipda Eko Suroso mengatakan, banyak warga desa yang penasaran dengan keberadaan babi celeng aneh tersebut.
"Sudah sekitar satu minggu ini ramai dikunjungi warga yang penasaran. Tapi saya mengimbau kepada masyarakat agar tidak berbondong-bondong dan berkerumun karena itu hanya babi biasa yang mempunyai kelainan genetik," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Pekuncen, Karso menegaskan supaya masyarakat jangan terlalu heboh dengan kejadian tersebut.
"Kita masih ada aturan covid-19, tapi memang banyak yang datang.
Tetapi menurut saya itu ada kelainan secara fisik. Saya memandang orang saja bisa ada yang cacat dan wajar jika ada babi yang juga catat dan itu bukan jadi-jadian," katanya.
Kades mengatakan, pihaknya bersama tim unsur BPD, Bhabinkamtibmas dan Babinsa dan Tim Covid-19 akan membicarakan lebih lanjut.
Pihaknya memaklumi jika di satu sisi fenomena ini mendatangkan rejeki bagi pemilik tapi juga harus memperhatikan SOP di masa pandemi Corona.
Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cilacap, Dedi Rusyanto mengatakan babi hutan tersebut punya keunikan fisik karena faktor keturunan atau gen tidak normal.
"Biasanya karena faktor genetik perkawinan keluarga dekat sehingga mengurangi kualitas.
Bisa mudah sakit, terjadi cacat atau bisa aktifitas induknya yang saat hamil mungkin dikejar mangsa, mungkin terjatuh dan terjadi sesuatu," kata Dedi Rusyanto, saat dihubungi TribunBanyumas.com.
Pihaknya juga menjelaskan jika kemungkinan adanya faktor topografi seperti perubahan suhu, atau perubahan iklim yang sangat signifikan dari habitat yang biasanya babi itu hidup.
Oleh karena itu menurutnya gen asli itu perlu dipertahankan karena fungsinya adalah mempertahankan kualitas agar tetap stabil di kemudian hari atau membutuhkan gen murni.
Terkait dengan kebiasaan babi makan makanan matang dan minum kopi, pihak BKSDA mengatakan hal itu bisa jadi karena faktor stres.
Pihaknya menambahkan, perkawinan sedarah sangat dimungkinkan menjadikan penurunan kualitas dari satwa.
"Rusa misalnya ada perkawinan sedarah bisa jadi cacat kemudian kerdil dan rentan terkena penyakit," pungkasnya. (Permata Putra Sejati)
• Ikuti Seminar Online Tribun Academy Besok Pagi Live IG, Bahas Tema New Normal Dunia Pendidikan
• Putus dari Anak Bos Bluebird, Ini Alasan Nikita Willy Akhiri Hubungan dengan Indra Priawan
• Proyek Tol Yogya-Solo-Bawen Masuk Tahap Penetapan Lokasi, Fokus di Boyolali hingga Karanganyar
• Update Corona 16 Juni 2020 di Dunia: Jumlah Pasien Tembus 8 Juta, China Bergulat dengan Wabah Baru