Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

58 Tahun Lalu, Presiden Soekarno Nyaris Terbunuh Saat Sholat Idul Adha di Lapangan Istana Negara

58 tahun lalu, tepatnya 14 Mei 1962, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.

Editor: galih permadi
TribunJabar
Tongkat dan songkok Soekarno 

TRIBUNJATENG.COM - 58 tahun lalu, tepatnya 14 Mei 1962, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno.

Peristiwa itu terjadi ketika pelaksanaan shalat Idul Adha di lapangan rumput antara Istana Negara dengan Istana Merdeka, Jakarta.

Maulwi Saelan dalam Penjaga Terakhir Soekarno (2014), mengatakan, seseorang tiba-tiba menembakkan pistol ke arah Bung Karno ketika shalat sedang berlangsung.

Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah

Muhammadyah Resmi Umumkan Idul Adha 1441 H Jatuh Pada Hari Jumat 31 Juli 2020

Akhirnya Rumah Ashanty Terjual Rp 35 Miliar, Sempat Dibohongi Raffi Ahmad dan Andre Taulany

Penemuan Mayat Wanita Berambut Pirang dan Berbehel Hitam di Jurang, Ini Ciri-cirinya

Si penembak itu berada empat baris di belakang Bung Karno.

Belakangan, diketahui bahwa si penembak mengaku kesulitan membidik sasarannya karena melihat dua orang yang mirip dengan Bung Karno.

Tembakan tersebut tak mengenai tubuh Bung Karno sedikit pun.

Peluru hanya sempat menyerempet bahu Ketua DPR saat itu, Zainul Arifin.

Dua anggota Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden, yaitu Soedrajat dan Soesilo juga terluka dalam peristiwa itu.

Ritual hingga Banyak Minum Air Putih Selain itu, Jenderal AH Nasution yang berdiri di sebelah kiri Bung Karno juga nyaris ikut menjadi korban.

"Peluru-peluru dalam shalat Idul Idha beterbangan sebelah kiri saya, karena justru pada saat itu saya berdiri sebelah kiri Presiden," kata Nasution, dikutip dari Harian Kompas, 21 Februari 1967.

Dilansir dari Historia, Mangil Martowidjojo dalam Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967 (1999), mengaku, telah mendapat informasi mengenai rencana pembunuhan itu satu hari sebelumnya.

Ia kemudian menempatkan beberapa anggotanya untuk menempati sejumlah pos di sekitar jemaah dan memperketat pintu masuk.

Namun, upaya pembunuhan itu pun tak terhindarkan.

Pelaku anggota DI/TII

Para pelaku penembakan itu diketahui berjumlah tiga orang, yaitu Sanusi, Kamil, dan Jaya Permana yang semuanya merupakan anggota DI/TII.

Setelah dilakukan pengusutan terhadap pelaku, seorang pemimpin pesantren di Bogor H Muhamad Bachrum juga ikut ditangkap.

Ia diduga menjadi otak dalam upaya pembunuhan itu dan telah memberikan undangannya sebagai akses masuk Istana saat pelaksanaan shalat.

Mahkamah Angkatan Darat kemudian menjatuhkan vonis mati kepada para pelaku, sementara H Muhamad Bachrum harus mendekam di penjara.

Setelah peristiwa tersebut, Bung Karno tak lagi shalat di tempat terbuka.

Peristiwa ini juga mendorong Jenderal AH Nasution membentuk pasukan khusus yang bertugas untuk melindungi dan menjaga keselamatan jiwa kepala negara dan keluarganya.

Harian Kompas, 6 Oktober 2019, menuliskan, pasukan itu bernama Resimen Cakrabirawa yang dibentuk lewat SK No 211/PLT/1962 tanggal 6 Juni 1962 dan dipimpin Brigjen Moh Sabur dengan Kolonel Cpm Maulwi Saelan sebagai wakilnya.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Percobaan Pembunuhan Bung Karno Saat Shalat Idul Adha"

Presiden AS Donald Trump Berusaha Blokir Buku yang Ditulis Keponakan Karena Umbar Aibnya

Terungkap Penyebab Kecelakaan Pesawat Tewaskan 97 Penumpang Gara-gara Pilot Bahas Virus Corona

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Pria Solo Mendadak Lemas Saat Gowes Lalu Meninggal Dunia

Ini Penyebab Kasus Positif Corona di Jawa Tengah Meningkat Tajam

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved