Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

PPDB Jateng 2020, Ditemukan Pengisian Data Tak Benar Soal Sertifikat Prestasi di SMAN 5 Semarang

Pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah disinyalir terdapat manipulasi data.

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/MUHAMMAD SHOLEKAN
Suasana SMAN 5 Semarang sebelum dibukanya PPDB 2020 beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK Negeri di Jawa Tengah disinyalir terdapat manipulasi data.

Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang, Siswanto menyampaikan di sekolah yang dia pimpin ada beberapa orangtua yang melakukan pengisian data yang tidak benar.

"Ya, ada yg mengganti setelah disampaikan data yang tidak benar. Misal, sertifikat prestasi yang harusnya tidak berjenjang tapi diinput berjenjang," ucapnya kepada Tribun Jateng, Jumat (26/6/2020).

Setelah Tolong Korbannya saat Kecelakaan di Boyolali, Pemuda Ini Lari, Beberkan Alasannya ke Polisi

Viral Wanita di Bekasi Menikah dengan Maskawin Rp 500 Saja

Viral 2 Wanita Jalani Sumpah Pocong Soal Tuduhan Miliki Ilmu Santet, Terbukti Berbohong Meninggal

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Aris Abdul Azis Putra Bupati Demak Meninggal Dunia

Mengenai jumlah pasti berapa orang yang melalukan pengisian data yang tidak benar, Siswanto belum bisa memastikan jumlahnya.

Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jawa Tengah, Jumeri menyampaikan pihaknya menerima banyak laporan aduan adanya ketidakbenaran data yang diisikan pada aplikasi PPDB tahun ini.

"(Ketidakbenaran itu, red) Baik melalui nilai rapor, surat keterangan domisili, kartu keluarga (KK), maupun sertifikat kejuaraan yang dipakai untuk mendaftar," ucap Jumeri.

Menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya telah meminta kepala sekolah SMA dan SMK Negeri di Jawa Tengah untuk melakukan validasi data yang diisikan peserta didik di aplikasi PPDB online.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa prihatin dengan banyaknya indikasi penggunaan data aspal alias asli tapi palsu, dalam PPDB tahun ini.

Ganjar memastikan, akan melakukan pencoretan terhadap mereka yang berbuat curang.

Sebagai informasi, pada PPDB 2020-2021 jalur zonasi (berdasarkan jarak sekolah ke kantor kelurahan tempat tinggal) dijatah minimal 50 persen.

Diduga, banyak pendaftar menyiasatinya dengan meminta SKD sebagai pembuktian yang bersangkutan telah tinggal di zona tersebut selama minimal setahun.

Ganjar menyampaikan, sempat menemukan kasus dari orangtua yang ngotot memasukan anaknya menggunakan SKD aspal, asli tapi palsu.

Bahkan, ia menelpon langsung dan mendapati kenyataan yang bersangkutan mengakui perbuatannya.

Ganjar menegaskan, per 25 Juni 2020 pendaftaran PPDB ditutup. Namun, proses verifikasi secara sistem tetap berjalan.

Sistem melakukan sortir terhadap data-data ganda dan mengeliminasinya. Selain itu, seleksi dilakukan oleh sekolah-sekolah, dengan melakukan verifikasi langsung.

“Cara-cara seperti ini adalah bagian yang mengkhawatirkan kalau punya calon siswa yang kurang berintegritas. Ini pasti bukan siswanya tapi orangtuanya. Itulah mengapa pendidikan tanggung jawab orang tua,” jelasnya. (kan)

Nikita Mirzani Blak-blakan Sebut 2 Musisi Indonesia yang Bertato dan Terkesan Dekil

Ini Alasan Nikita Mirzani Tinggalkan Sahabat-sahabat Lama: Harus Tinggalin yang Kampung

Yoo In Na Jadi Mantan Istri Eric di Drakor The Spy Who Loved Me, Tayang Oktober 2020

Cara Pencairan Insentif Kartu Pra Kerja Gelombang I hingga III Lewat ATM, Ditarget Selesai 30 Juni

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved