Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Sepeda Penny Farthing karya Daronjin Diburu Kolektor, Satu Sepeda Ada Seharga Rp 40 Juta

Pasalnya di tempat seluas 6 x 5 meter itu berjajar sepeda penny farthing (sepeda roda tinggi) khas eropa tahun 1880an

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah

Harga sepeda hasil rakitan Daronjin pun bervariasi, mulai dari ukuran 40 inc dengan tinggi roda 102 sentimeter seharga Rp. 12 juta, ukuran 44 inc 112 sentimeter Rp. 15 juta, 48 inc 122 sentimeter Rp. 16 juta
dan 62 inc 160 sentimeter Rp. 30 juta hingga Rp. 40 juta.

Dikatakan Daronjin, Mayoritas konsumen memesan dengan ukuran 40 inc sampai 48 inc.

Para pembelinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia mulai dari Yogyakarta, Medan, Gorontalo, Bandung, Surabaya, dan lainnya.

Sedangkan pasar luar negeri memang belum terlalu besar, meski dia pernah menjual sepedanya kepada seorang buyer dari eropa.

"Negara mana saya kurang tahu, dia membeli ada enam unit sepeda yang dia jadikan koleksi," ungkapnya.

Daronjin mulai minat terhadap sepeda penny franthing mulai tahun 2013. Setelah mendalami seluk beluk sepeda tersebut, pada tahun 2016 dia mulai menerima pesanan dari para pencinta sepeda klasik.

Dia tidak menyangka bahwa kecintaannya pada penny franthing menjadi lahan bisnis.

Awalnya dia juga sempat ragu menjual sepeda karyanya lantaran masih belum sempurna.

"Kurun tahun 2013 sampai 2015 saya sudah menerima pesanan tetapi hanya 6 sepeda. Selanjutnya setelah learning by doing terdapat berbagai penyempurnaan dan hasilnya dapat dilihat seperti sekarang," paparnya.

Kendati telah fasih merakit sepeda penny frenthing, Daronjin mengaku terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam setiap komponen sepeda yang telah dia buat.

Kini tingkat kesulitan membuat penny frenthing terletak sewaktu memasang roda lantaran butuh perasaan, tenaga, dan insting agar pemasangan tepat.

Hasil karyanya yang 100 persen hand made, diakuinya masih memiliki kekurangan yakni pada berat sepeda yang masih kurang ringan dibandingkan dengan sepeda serupa buatan asli eropa.

"Kami juga masih kalah di bahan rangka, namun kami masih terus belajar untuk penyempurnaan kedepannya," beber alumni Untag Semarang ini.

Sejauh menjadi perakit sepeda, lanjut Daronjin, telah mampu menjual hingga 100 unit sepeda yang telah di jual hingga ke beberapa wilayah Indonesia.

Di sisi lain, dalam menjalankan bisnisnya tersebut masih terkendala waktu untuk memenuhi pesanan konsumen.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved