Berita Internasional
Payudara Remaja Pria Ini Membesar Setelah Minum Obat, Dokter Pemberi Resep Dituntut
Selama 13 hari remaja laki-laki itu meminum pil pemberian dokter sesuai resep, 1 pil setiap hari, yang semakin lama ia merasakan payudaranya membesar.
TRIBUNJATENG.COM, SACRAMENTO - Remaja pria di California menuntut dokter yang membantunya mengatasi penyakit gangguan mental oppositional defiant disorder (ODD) yang dideritanya.
Pasalnya, obat yang diberikan dokter itu membuat payudaranya membesar.
Remaja pria yang tak disebut namanya itu didiagnosa menderita gangguan ODD dua hari usai masuk rumah rehabilitasi remaja di Eastlake Juvenile Hall pada Juni 2019.
• Perwira TNI AD Kolonel Kav Agustinus Purboyo Cetak Sejarah Lulus S2 di Kings College London
• Nama Indonesia Tercoreng, Sepeda Kemanusiaan Brompton Seri Wheels for Heroes Malah Diperjualbelikan
• Bakal Wakilnya Malah Jadi Pendamping Gibran Pilkada Solo 2020, Ini Ungkapan Kecewa Achmad Purnomo
• Ini Upaya Rudi Ademkan Suasana Hati Achmad Purnomo Tak Jadi Maju Pilkada Solo 2020
Dia kemudian diberi hormon estrogen yang membuat sistem reproduksi wanita berkembang.
Selama 13 hari remaja laki-laki itu meminum pil pemberian dokter sesuai resep, 1 pil setiap hari, yang semakin lama ia merasakan payudaranya membesar dan membengkak.
Ternyata, dokter membuat remaja laki-laki itu mengidap ginekomastia, yaitu suatu kondisi yang diderita pria karena kadar estrogen dalam tubuhnya tinggi.
Melansir New York Post pada Jumat (17/7/2020), dokter dari departemen kesehatan daerah yang mendiagnosis remaja itu dan memberinya resep estrogen adalah Danny Wang.
Penyimpangan kondisi yang diciptakannya disebut tanpa persetujuan atau sepengetahuan orangtua korban.
Perawatan dokter ini dijelaskan dalam gugatan sebagai "eksperimental", dan para ahli kesehatan mengatakan kepada The Times bahwa hormon estrogen tidak dimaksudkan untuk membantu pengobatan pasien ODD.
ODD digambarkan sebagai gangguan yang diderita oleh anak-anak dan remaja yang terus-menerus menolak disiplin dan mencemooh aturan orangtua dan figur otoritas lainnya.
"Estrogen bukan pengobatan untuk ODD.
Aku pastikan itu.
Anda tidak akan menemukan referensi di mana pun yang mendukung penggunaan estrogen untuk ODD," kata James seorang profesor psikiatri klinis di UCLA, McGough.
Remaja laki-laki itu berhenti minum pil pada Juli 2019 ketika dia mengeluh tentang efek sampingnya.
Kepada The Times, Wesley Ouchi pengacara remaja itu remaja laki-laki itu mengatakan, setelah dibebaskan dari rumah rehabilitas remaja pada April, kliennya akan melakukan operasi untuk mengembalikan efek pil estrogen yang dikonsumsi. (*)