Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Ini Penyebab Banjir Bandang di Luwu Utara Akibatkan 36 Orang Meninggal dan 40 Hilang

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( Walhi) Sulawesi Selatan menduga bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara merupakan bencana ekol

Editor: galih permadi
ISTIMEWA
Potret banjir Masamba Luwu Utara dari citra satelit 

TRIBUNJATENG.COM, MAKASSAR – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia ( Walhi) Sulawesi Selatan menduga bencana banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara merupakan bencana ekologis.

Pasalnya, sejak 2018 sudah terjadi pengalihan fungsi hutan kawasan tersebut.

“Banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara bukan hanya semata-mata bencana alam, tetapi lebih kepada bencana ekologis perusakan lingkungan,” ungkap Direktur Walhi Sulsel, Muhammad Al Amin ketika dikonfirmasi, Senin (20/7/2020).

Tagihan Air PDAM Warga Semarang Membengkak, Hendi Sidak Kantor Tirta Moedal, Ini Penjelasan Dirut

6 Remaja Gangster Semarang Minta Isi Bensin Motor di SPBU Ngaliyan, Ditagih Malah Acungkan Pedang

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun 36 Orang Meninggal dan 40 Hilang di Banjir Bandang Luwu Utara

Pedagang Wonosobo Tertipu Orderan Pisang Kepok 1 Pikap, Pemesan Mengaku-ngaku Warga Kendal

Material banjir berupa Kayu gelondongan memenuhi setiap lokasi banjir di enam kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, kayu gelondongan ini membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian dan evakuasi korban, Senin (20/07/2020)
Material banjir berupa Kayu gelondongan memenuhi setiap lokasi banjir di enam kecamatan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, kayu gelondongan ini membuat tim kesulitan dalam melakukan pencarian dan evakuasi korban, Senin (20/07/2020) ((MUH. AMRAN AMIR))

Menurut dia, selain pengalihan fungsi hutan di pegunungan Luwu Utara, juga masih terus terjadi pembalakan liar.

Hal tersebut diperkuat dengan banyaknya batangan pohon yang terbawa bersama material pasir, lumpur dalam arus banjir bandang tersebut.

“Kalau pembalakan liar, itu sudah lama terjadi dan pihak pemerintah daerah dan aparat kepolisian terkesan diam.

Ditambah dengan pengalihan fungsi hutan, kemudian disinyalir adanya penambangan emas atau nikel di perbukitan Luwu Utara.

Ya puncaknya sekarang, curah hujan tinggi yang mengakibatkan longsor dan banjir bandang,” terangnya.

Al Amin mengungkapkan, terjadinya pembukaan lahan hutan terlihat dari foto satelit.

Ada beberapa titik terjadi penggundulan hutan di perbukitan di Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Masamba di Luwu Utara.

Walhi Sulsel masih menyelidiki perusakan hutan di Luwu Utara, hanya saja timnya terkendala dengan situasi sekarang yang penuh lumpur untuk menuju ke lokasi.

“Diperkirakan, pengalihan fungsi hutan di dua kecamatan itu seluas 20.000 hektar,” katanya.

Al Amin meminta pemerintah daerah dan aparat kepolisian bertindak tegas dengan mengusut kasus perusakan lingkungan hidup di Kabupaten Luwu Utara.

Apalagi, akibat perusakan lingkungan itu menyebabkan banjir bandang yang menyebabkan puluhan orang tewas.

“Tidak ada alasan lagi, pemerintah daerah dan aparat kepolisian diam.

Kini sudah terjadi bencana akibat pengrusakan lingkungan, harus ditindak tegas pelaku atau perusahaan yang melakukan pembalakan liar hutan dan pengalihan fungsi hutan di Kabupaten Luwu Utara.

Jadi sampai terjadi bencana terus di daerah tersebut,” pintanya.

Banjir Lebih lanjut lagi, Al Amin menduga Pemerintah Provinsi Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara gencar akan membuat jalan penghubung di Kecamatan Seko yang begitu luas hanya untuk memberi dukungan kepada perusahaan-perusahaan yang merusak lingkungan.

“Itu harus dihentikan. Jika pemerintah ingin membuatkan jalanan bagi warga, tidak meski begitu besar jalanan yang dibuat dan gencar pembangunannya dilakukan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten,” tuturnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Walhi: Banjir Bandang di Luwu Utara Disebabkan Pengalihan Fungsi Hutan"

Biodata Irjen Pol Napoleon Bonaparte Dicopot Kapolri Gara-gara Kongkalikong Dengan Djoko Tjandra

6 ABG Isi Bensin Tak Mau Bayar di SPBU Ngaliyan Semarang, Pas Dikejar Pamerin Pedang

Kades Jungsemi Kendal Ungkap Munculnya Teror Pesanan Fiktif dari Pisang sampai Batu Bata

Ketua Anak Ranting PDIP Solo Dikeroyok Saat Rapat Konsolidasi Menangkan Gibran: Ingin Saya Lengser

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved