Berita Banjarnegara
Di Suhu Dieng yang Ekstrim dan Tertutup Embun Es, Keajaiban Pernah Dibuat Mbah Fanani, Ini Kisahnya
Slamet memutuskan menengok tenda Mbah Fanani untuk memastikan kondisi kakek berumur seabad lebih itu baik-baik saja
Seorang pria tua yang tak pernah beranjak dari tempat duduknya di pinggir jalan raya sejak puluhan tahun silam.
Slamet memutuskan menengok tenda Mbah Fanani untuk memastikan kondisi kakek berumur seabad lebih itu baik-baik saja.
Bagaimanapun, kata Slamet, Mbah Fanani telah dianggap bagian dari warga Dieng Kulon karena lama menetap di desa.

Bukan rumah tembok atau papan kayu yang menjadi pelindung Mbah Fanani dari dinginnya udara.
Sebuah tenda kain berukuran sekitar 2 x 3 meter telah berdiri puluhan tahun di pinggir jalan raya Dieng, depan rumah warga, Sugiono.
Tenda ala kadarnya itu didirikan warga untuk orang yang selalu membisu dan tak pernah bergeser dari tempatnya bertapa.
Hawa dingin mudah menyelinap masuk ke celah tenda yang telah lapuk termakan usia tersebut.
"Saya ingin memastikan saja keadaan Mbah Fanani dalam kondisi sehat, karena suhu saat itu sangat ekstrem di bawah nol derajat," katanya, Jumat (8/9)
Slamet ternyata menyaksikan keajaiban yang sulit dicerna akal.
Suhu beku di luar seolah tak mempengaruhi keadaan sang pertapa.
Mbah Fanani masih khusyuk bertapa.
Ia terlihat tetap bugar dan tak menunjukkan tanda kedinginan.
Padahal tak ada sarana penghangat di dalam tenda.
Mbah Fanani bahkan tetap bertelanjang dada.
Ia hanya menutupi sebagian tubuhnya dengan sarung hitam.