Berita Banjarnegara
Di Suhu Dieng yang Ekstrim dan Tertutup Embun Es, Keajaiban Pernah Dibuat Mbah Fanani, Ini Kisahnya
Slamet memutuskan menengok tenda Mbah Fanani untuk memastikan kondisi kakek berumur seabad lebih itu baik-baik saja
"Setelah saya lihat kondisinya, dia baik saja,"katanya
Ketahanan tubuh Mbah Fanani menghadapi serangan cuaca ekstrem tak lagi disangsikan oleh penduduk gunung Dieng.
Itu hanya satu di antara keanehan pada diri Mbah Fanani yang tersaksikan.
Saat penduduk asli Dieng sama berlindung di balik pakaian tebal berlapis untuk melawan suhu ekstrem, Mbah Fanani justru mengumbar setengah badannya dan hanya berselimut sarung.
Slamet bahkan mengaku belum pernah melihat Mbah Fanani mengeluhkan sakit berarti.
Padahal setiap tahun selama puluhan tahun diterpa suhu ekstrem.
"Mbah Fanani itu orang luar biasa karena kuat menahan hawa dingin yang ekstrem di musim kemarau," pujinya.
Biodata Mbah Fanani
Mbah Fanani dikenal sebagai seorang pertapa dan tak ada yang tahu kapan ia akan mengakhiri laku yang dijalani.
Bahkan, sang petapa sendiri, Mbah Fanani mengaku tidak mengetahui kapan ia akan mengakhiri masa tugasnya di Gunung Dieng.
Ia baru akan mengakhiri pertapaannya di Dieng setelah memperoleh petunjuk atau ilham.
Sebagaimana ia mengawali menjalankan tugas tersebut, puluhan tahun silam.
Karena Mbah Fanani tidak bisa diajak komunikasi, sebagian masyarakat berspekulasi dan memunculkan mitos perihal pertapaannya.
Cerita yang berkembang di masyarakat, Mbah Fanani akan mengakhiri pertapaannya bersamaan ketika Dieng tenggelam.
Ia akan pulang dari pertapaannya menaiki perahu.
Tentu saja mitos itu tidak benar dan dibantah oleh Eyang Fanani.
Mbah Fanani menjelaskan masa pertapaannya berakhir sambil memberi isyarat dengan merapatkan jari-jari tangan.
Lalu menggerakkannya naik turun.
Maksud isyarat tersebut, kata Veti, ada tahapan-tahapan dalam laku tapa Mbah Fanani.
"Ada orang yang salah mengartikan, isyarat itu dipahami menyerupai gerakan perahu. Sehingga ceritanya dilebihkan Mbah Fanani akan pulang pakai perahu," katanya.
Masa tapa yang telah dijalani Mbah Fanani rupanya lebih lama dari yang disebut selama ini.
Mbah Fanani yang kini berusia sekitar 107 tahun memulai laku tapa saat putrinya, Nyai Maryam, masih berada di dalam kandungan.
Mbah Fanani yang dulu dikenal sebagai Kyai Ahmad Fanani meninggalkan kediaman dan pesantren yang diasuhnya di Jatisari Cirebon setelah mendapatkan petunjuk untuk melakukan uzlah atau tafakur (tapa).
Ia bertapa berpindah-pindah tempat di beberapa wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Terakhir, Mbah Fanani bertapa di Gunung Dieng, tepatnya di pinggir jalan raya Dieng Kulon, Batur Banjarnegara, di depan rumah Sugiyono.
Tidak ada yang tahu alasan Mbah Fanani memilih lokasi itu sebagai tempat semedinya.
Sugiyono bersama istrinya setia dan ikhlas memberi makan Mbah Fanani, meski mereka tidak pernah berkomunikasi.
Keikhlasan keluarga Sugiyono merawat Mbah Fanani terlihat dari keterbukaannya terhadap setiap orang hendak berkunjung ke tenda Mbah Fanani.
Ia tidak pernah memberi syarat pada setiap tamu yang datang untuk menengok Mbah Fanani.
"Pak Ono ikhlas memberi makan setiap hari. Warga Dieng juga bersikap wajar. Tidak ada yang berusaha memanfaatkan Mbah Fanani untuk kepentingan duniawi dan politik di sini. Sehingga Mbah Fanani bisa tenang dan fokus menjalankan tugas di sini," kata Veti.
Mbah Fanani tak bergeming, saat beberapa tamu mengunjunginya dan berusaha menyapa.
Ia hanya menyambut dengan tatapan tajam.
Mbah Fanani tetap khusyuk duduk di dalam tenda berukuran 1,5 x 2 meter.
Sesekali ia menggeser pinggul dan menata sarung yang menutupi badannya.
Udara dingin Dieng yang menyeruak tak membuatnya gigil.
Pria yang lebih dari 20 tahun bertapa di Gunung Dieng itu enggan berujar.
Kecuali terhadap orang tertentu yang dikehendakinya. (tribunjateng/khoirul muzakki)
• Tadi Pagi Embun Es Kembali Selimuti Dieng, Homestay Sudah Ramai Dipesan Akhir Pekan
• Promo Superindo 30 Juli - 2 Agustus 2020, Ada Super Diskon Ulang Tahun, Simak Daftar Lengkapnya
• Viral Cerita Pelecehan Seksual Fetish Kain Jarik Mahasiswa di Surabaya
• Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Sempat Ingin Bercerai, Ini Penyebabnya