Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun! Dokter Andhika KP Meninggal di RS Columbia Asia Positif Covid-19

Seorang dokter spesialis paru yang sempat bertugas sebagai relawan covid-19 di Rumah Sakit GL Tobing, dr Andhika KP, M.Ked (Paru), Sp.P(K) meninggal d

Editor: m nur huda
HO/IDI MEDAN/t ri bun-medan.com
IDI Cabang Medan berbelasungkawa atas meninggalnya dr Andhika KP, M.Ked (Paru), Sp.P(K) meninggal dunia di Rumah Sakit Columbia Asia, Sabtu (1/8/2020). 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang dokter spesialis paru yang sempat bertugas sebagai relawan covid-19 di Rumah Sakit GL Tobing, dr Andhika KP, M.Ked (Paru), Sp.P(K) meninggal dunia di Rumah Sakit Columbia Asia, Sabtu (1/8/2020).

Dokter yang masih berusia 30an ini meninggal dalam status positif covid-19 setelah dirawat di RS Columbia sejak hampir dua minggu lalu.

Kabar meninggalnya dokter ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr. Alwi Mujahit.

“Iya benar,” kata Alwi.

Klasemen Liga Italia Pekan Terakhir Serie A, Lazio Gagal Geser Atalanta

Viral Video Demonstran Ditembak Kepalanya meski Sudah Angkat Tangan

Remaja 17 Tahun Dalang Peretas Twitter, Bajak Akun Barack Obama hingga Bill Gates, Kini Ditangkap

Artis Ike Mengaku Diminta Hapus Foto Bersama Jokowi, Pemprov DKI Layangkan Somasi 

Dikatakan Alwi, dr. Andhika Kesuma Putra Sitepu merupakan dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19.

“Ada tiga dokter yang terlibat langsung penanganan Covid-19 yang meninggal, dr Andhika Kesuma salah satunya,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI cabang Medan dr. Wijaya Juwarna Sp-THT-KL mengaku dr. Andhika termasuk generasi emasnya dokter Spesialis paru di Sumut.

“Adik saya itu, junior kita itu, juga aktivis di kampus. Sudah konsultan di usia yang muda, dia juga menangani pasien Covid-19 langsung di RS Columbia Asia Medan, sempat juga di RS GL Tobing bergabung di Gugus Tugas, jadi hari-hari nya memang merawat pasien Covid-19,” kata Wijaya.

Ditambahkannya, dokter Andhika sempat dirawat kurang lebih selama dua minggu.

Dia juga berharap, segala amal ibadah para dokter yang meninggal diterima Allah SWT.

"Semoga darmabakti, dedikasi, dan pengabdian beliau akan menjadi suri teladan dan menjadi pendorong semangat bagi tenaga kesehatan dan relawan medis lainnya yang sedang berjuang melawan Covid-19,” katanya. 

Sebelumnya Ketua Ikatan Dokter Indonesia atau IDI Sumut, dr Edy Ardiansyah, SpOG (K) melalui tim covid-19 IDI Sumut dr Evan memberikan keterangan mengenai jumlah tenaga medis dokter yang terpapar covid-19 dalam menjalankan tugas.

Dalam keterangan tersebut, terdapat sebanyak 11 dokter positif covid-19 yang tengah menjalani karantina dan sebanyak 4 dokter yang meninggal dunia.

"Memang ada beberapa dokter yang tengah dirawat di beberapa rumah sakit.

Tersebar di beberapa daerah di Sumut," ujar Edy, Sabtu (25/7/2020).

Dari sebanyak empat orang dokter yang meninggal, satu orang berasal dari Asahan, dua orang dari Medan, dan satu orang lagi dari Padangsidimpuan.

Sementara untuk dokter yang tengah dirawat, sebanyak dua orang berasal dari Asahan, enam orang di Medan, dua orang dari Padangsidimpuan, dan satu orang dari Siantar Simalungun.

Sebelum nya, saat dikonfirmasi mengenai anggota IDI asal Padangsidimpuan yang meninggal dunia minggu lalu, Edy mengatakan bahwa sebagai tenaga kesehatan, tentu resiko terpapar virus menjadi lebih besar.

Oleh karena itu perlindungan berupa proteksi diri dan lingkungan sangat diperlukan.

"Kita tentu punya standar ya, bagaimana operasional pelayanan dalam bertugas di tengah pandemi ini tetap bisa aman. Untuk mengantisipasi resiko ini tentu harus protek diri melalui peningkatan imun tubuh. Protek terhadap lingkungan dan lain-lain," katanya.

Sebagai ungkapan belasungkawa, Edy mengatakan bahwa seorang dokter yang gugur dalam bertugas di masa pandemi ini merupakan anugrah karena masih bisa berjuang di tengah masyarakat.

"Dalam bahasa sosial kepulangan seorang dokter artinya meninggal seorang dokter dalam melakukan pelayanan Covid-19. Bahasanya semuanya sama, innalillahi wainnailaihi rojiun. Apa yang datang dari Tuhan akan kembali juga padanya

Kalau bisa disambut dengan bahasa medis inilah tugas kita orang kesehatan di dalam era pandemi. Kalau ditanya bahasa yang paling sedih ialah apapun yang terjadi pada kita dan keluarga merupakan satu anugrah dari Tuhan karena kita masih bisa berbuat untuk bangsa dan rakyat ini. Terima kasih atas perjuangan rekan-rekan selamat jalan sejawat," tutur Edy memberikan belasungkawa kepada rekan-rekan dokter di Sumut.

7 Dokter Meninggal

Sementara Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, sebelumnya menyebut sudah 7 dokter meninggal di Sumatera Utara akibat terpapar Covid-19.

Jumlah ini mungkin terus akan bertambah mengingat masih ada dokter yang menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit karena tertular virus corona.

"Sudah tujuh dokter yang meninggal dunia, dua di antaranya merupakan dokter umum. Selebihnya, dokter spesialis seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah," ucap Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, Jumat (24/7/2020).

"Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Selain itu, diduga ada juga yang terpapar saat praktik. Mayoritas dokter yang meninggal ini di Medan, kemudian di Asahan dan daerah lainnya," sambungnya.

Lanjut Rudi menjelaskan, hingga saat ini masih ada dokter umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19.

"Hal ini perlu menjadi perhatian khususnya pemerintah untuk keselamatan garda depan dalam penanganan pasien virus corona. Kami mendesak kepada pemerintah agar jam kerja dokter yang bertugas melayani pasien Covid-19 jangan diporsir," ujar Rudi.  

Menurutnya, sistem kerja dokter yang melayani pasien Covid-19 dibuat shift atau bergantian.

Misalnya, dokter A pada Senin dan Selasa masuk.

Lalu pada Rabu dan Kamis digantikan dengan dokter B sehingga dokter A bisa istirahat. Sedangkan pada Jumat dan Sabtu dokter B istirahat yang digantikan dengan dokter C.

Apabila seorang dokter kurang waktu istirahatnya atau kecapean maka sangat rentan terpapar Covid-19.

Hal ini terjadi, lantaran imunitas tubuhnya lemah.

"Jangan sampai niat menolong pasien, malah ditolong. Kalau banyak dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19, lantas bagaimana dengan pasien Covid-19? Siapa yang akan menanganinya," ujar dr Rudi Rahmadsyah Sambas.

Bertambah 104 Kasus Baru

Pasien terkonfirmasi Covid-19 di Sumut tercatat bertambah 104 kasus baru pada Jumat (31/7/2020) pukul 16.00 WIB.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemprov Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan menerangkan, total pasien terpapar virus Corona berjumlah 3931 orang di Sumut.

"Update data COVID-19 di Provinsi Sumatera Utara hingga 31 Juli 2020, pasien konfirmasi bertambah kasus baru dengan total berjumlah 3931 orang," ungkapnya.

Dimana angka positif terkonfirmasi Covid19 tersebut hasil dari 22.454 spesimen sampel yang telah diuji di laboratorium.

Sampel untuk hari ini dilakukan terhadap 171 orang.

Peningkatan juga terjadi pada pasien sembuh dari virus corona yaitu bertambah sebanyak 106 orang.

"Pasien meninggal dunia akibat positif virus Corona bertambah 5 orang menjadi 194 orang. Sementara pasien sembuh total menjadi 1246 orang," tutur Whiko.

Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengalami pengurangan sebanyak 15 orang dalam sehari.

"Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 447 Orang," ungkap Whiko

Whiko menyebutkan penyebab dari melonjaknya angka ini disebabkan masifnya pemeriksaan yang dilakukan pihaknya.

"Kita dapatkan beberapa kali melonjaknya angka kasus positif Covid19 di Sumatera Utara yang ada saat ini. Hal ini salah satunya karena masifnya pemeriksaan swab PCR dan rapid test yang dilakukan Gugus Tugas di Sumatera Utara. Yang dilakukan baik di rumah maupun di lokasi lainnya," tuturnya.  

Whiko membeberkan masifnya pemeriksaan ini sebagai cara menuju tatanan hidup baru (new normal life) yang akan direalisasi di seluruh kabupaten/kota di Sumut.

"Hal ini sebagai salah satu syarat formal yang akan dipenuhi yang di antaranya transmisi Covid-19 dan kemampuan sistem kesehatan dalam mengidentifikasi dan mengisolasi para penderita Covid19. Pemerintah provinsi Sumatera Utara harus ekstra hati-hati menetapkan kebijakan new normal setelah mendapatkan masukan dari para pakar dan akademisi," ungkapnya.

"Penambahan pasien terpapar virus Corona masih terus terjadi di Sumut, untuk itu kami minta agar masyarakat tetap patuh mengikuti protokol kesehatan," katanya

(cr14/t ri bun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Dokter Andhika Meninggal akibat Corona, IDI Medan Berduka: Semoga Amal Ibadah Diterima Allah SWT

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved