Berita Jateng
Komisi C DPRD Jateng Dorong Peningkatan PAD Sektor Pariwisata
Komisi C DPRD Jawa Tengah terus mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
Penulis: hermawan Endra | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Komisi C DPRD Jawa Tengah terus mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
Pada Selasa (4/8), Komisi C Jateng, bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Jawa Tengah terkait melakukan kunjungan kerja ke Monumen Jogja Kembali (Monjali).
Ketua Komisi C Jawa Tengah, Asfirla Harisanto menjelaskan, potensi kepariwisataan di Jateng sejauh ini cukup besar.
• Cak Malik Pernah Digosipkan Suami Nella Kharisma Nikahi Janda Cantik Asal Nganjuk
• Lettu Inf Gunawan Grup 3 Kopassus Meninggal saat Bertugas di Papua, Jenazah Dimakamkan di Demak
• Ini Isi Surat Terbuka Ingrid Frederica Warga Brebes kepada Presiden Jokowi: Saya Memohon
• Indonesia Terancam Dilarang Tampil di Piala Thomas dan Uber 2020 Denmark, Ada Apa?
Namun dari sisi pengelolaan masih kurang greget dibandingkan dengan DIY yang selama ini mampu meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.
“Kami di sini ingin mendengarkan sekaligus belajar mengenai tata kelola pariwisata supaya bisa menarik pendapatan.
Jujur, pendapatan dari sektor pariwisata di Jateng sangat kurang padahal potensinya sangat besar,” ungkap politikus PDI Perjuangan itu.
Bogi sapaan akrab Ketua Komisi C itu melanjutkan, pihaknya masih terus berupaya mencari cara untuk mendorong Pemprov Jateng bisa meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.
“Perkembangan wisata semakin pesat. Padahal objek wisata kita juga tidak sedikit. Ada Karimunjawa, Bledug Kuwu, Borobudur, dan lain sebagainya. Intinya, kita perlu tingkatkan pendapatannya,” lanjut Bogi.
Senada, Wakil Ketua Komisi C Jawa Tengah, Sriyanto Saputro menjelaskan, tujuan kunjungan kerja di Monjali, Yogyakarta ini untuk menggali informasi pengelolaan sebuah objek wisata. Nantinya diharapkan bisa diterapkan pada beberapa objek wisata yang ada di Jateng sehingga mampu mengangkat PAD.
Diketahui, Museum Monumen Jogja Kembali, adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum yang berada di bagian utara kota ini mampu tetap eksis dan banyak dikunjungi oleh para pelajar dalam acara darmawisata
Sriyanto menambahkan, pihaknya sangat serius menggali informasi sehingga mengajak beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Jawa Tengah terkait untuk bersama-sama belajar.
SKPD dimaksut diantaranya Kepala Pengelola Pendapatan Daerah (Bapenda), Biro Perekonomian, Dinas Pariwisata, Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), hingga Dirut Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP).
Dalam beberapa tahun terakhir pihaknya ingin terus menggali sumber pendapatan yang tidak hanya berasal dari pajak kendaraan bermotor tapi juga aset wisata yang sekiranya bisa diberdayakan.
"Jogja selalu ada inovasi wisata jadi kami ingin ngangsu kawruh (mencari ilmu pengetahuan) menjadi inspirasi aset yang sekarang dikelola BKAD. Kami ingin PAD semakin naik, menjadi semoga ilmu yang di dapat ini bisa menjadi oleh-oleh dan bahan rumusan untuk pengembangan objek wisata di Jateng lebih baik, " imbuhnya dalam siaran tertulis yang diterima Tribun Jateng, Rabu (5/8).
Kepala Badan Pengelola Monumen Jogja Kembali, Y Pranowo, mengucapkan selamat datang dan merasa sebuah kehormatan menerima kunjungan kerja dari jajaran Komisi C Jateng. Ia mengawali diskusi dengan memperkenalkan semua jajaran pengurus serta sejarah singkat Monumen Jogja Kembali.
"Musium ini swasta di bawah yayasan monumen jogja kembali. Operasional museum dibentuk unit kerja badan pengelola museum Monumen Jogja Kembali. Dibagi dia struktur organisasi yakni bagian umum (keungana dan tata usaha) dan operasional (perpustakaan, humas dan pemasaran), " kata Yudi Pranowo.
Sekretaris Komisi C DPRD Jateng, Henry Wicaksono dalam kesempatan itu melontarkan beberapa pertanyaan antara lain perihal sumber pendapatan dari Monjali serta bagaimama suport dari pemerintah daerah setempat dalam memajukan Monumen Jogja Kembali.
Sedangkan Dirut PRPP, Titah Listyorini ingin mengatahui strategi seperti apa yang dilakukan termasuk bentuk kerjasama Monjali dengan PT Taman Pelangi serta seberapa besar pengaruhnya terhadap kelangsungan Monjali.
Menanggapi pertanyaan tersebut Yudi Pranowo menjelaskan bahwa selama ini sumber dana Monumen Jogja Kembali berasal dari tiket masuk dengan jumlah kunjungan mencapai 300 ribu per tahun. Selain itu, sumber pendapatan lain berasal dadi pemanfaatan aset seperti ruang serba guna yang disewakan untuk seminar, pernikahan, pameran dan pertunjukan seni skala kecil. Ada juga sumber pendapatan dari reteibusi parkir dan toilet.
Ia menambahkan, memang betul bahwa sejak 2011 kemarin pihaknya menjalin kerjasama dengan PT Taman Pelangi untuk mengelola sebagian lahan monjali agar bisa dimanfaatkan sebagai taman lampion, pusat kuliner, dan wahana bermain.Tujuannya untuk meningkatka pendapatan dengan menggunakan istem kerjamanya bagi hasil.
"Karena kalau mengandalkan tiket saja tidak akan cukup menutup biaya operasional Sehingga harus ada usaha-usaha lain. Kerjasama ini sangat membentu terutama operasional untuk gaji, bayar listrik dan cleaning servis. Nantinya tidak menutup kemungkinan mengembangkan area sekitar lain kami kerjasamakan juga, " katanya.
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional Monumen Jogja Kembali Nanang Dinarto, menambahkan, Monumen Jogja Kembali sudah berusia tua, diresmikan 30 tahun lalu sehingga memang harus bersolek memunculkan inovasi baru agar bisa tetap eksis.
"Promosi difasilitasi dinas pariwisata Sleman yang sangat intens. Dengan luasan lahan lima hektar dan 34 karyawan dalam satu tahun jumlah wisata mencapai 350 ribu sebelum covid perhari seribu orang. 90 persen anak-anak pelajar dan dari jumlah kunjungan itu 40 persen didominasi berasal dari Jateng, " katanya.
Menurutnya, strategi yang dilakukan untuk menarik wisata adalah dengan menjaga kebersihan, serta selama pandemi ini juga menjalankan protokol kesehatan dalam operasional.
"Selain itu juga promosi di media, rajin mengikuti pameran, serta dibantu dinas pariwisata menggelar travel dialog dengan mengundang para kepala sekolah, " imbuhnya.
Ia mengungkapkan, Monumen Jogja Kembali juga mendapat Dana Keistimewaan dari Dinas Pariwisata dalam bentuk bantuan fisik seperti pada 2015 pihaknya mendapatkan bantuan Rp1,3 miliar diwujudkan dalam bentuk instalasi listrik, plafon dan kamar mandi, genset, serta CCTV.
"Dinas juga memberikan pembinaan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Tidak hanya dari dinas Kebudayaan tapi Dinas Pariwisata. (adv)
• Bawaslu Minta KPU Kota Semarang Lebih Cermat Pemutakhiran Data
• Madrasah Diniyah Miftahul Huda Banyumas Akhirnya Direnovasi
• Guru Besar Fisipol UGM Cornelis Lay Tutup Usia karena Sakit Jantung
• Viral Modus Minta Uang Pura-pura Kehabisan Bensin di Ungaran