Berita Kudus
Layaknya di Pegunungan, Pengunjung Camping Cook Nikmati Angkringan di Dalam Tenda
Hobi mendaki gunung menginspirasi Wiradibyo Ratno Pama (29) untuk mendirikan Camping Cook yang berada di Kaliputu, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.
Penulis: raka f pujangga | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Hobi mendaki gunung menginspirasi Wiradibyo Ratno Pama (29) untuk mendirikan Camping Cook yang berada di Kaliputu, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus.
Camping Cook menjadi angkringan yang unik karena pengunjung bisa menikmati beragam hidangan di dalam tenda layaknya sedang berkemah di atas gunung.
Sedikitnya ada 11 tenda dan juga sejumlah meja disiapkan jika ada pengunjung yang ingin menikmati hidangan secara biasanya.
• Ini Isi Surat Terbuka Ingrid Frederica Warga Brebes kepada Presiden Jokowi: Saya Memohon
• Cak Malik Pernah Digosipkan Suami Nella Kharisma Nikahi Janda Cantik Asal Nganjuk
• Nasib Babinsa Pengungkap Rahasia TNI Gadungan 12 Tahun
• Tempat Kos di Banjarnegara Ini Dipakai untuk Bisnis Esek-esek, Sekali Kencan Rp 500 Ribu
Setiap tenda itu juga diberi nama yang unik untuk menarik perhatian pengunjung di antaranya, 'Menantu Idaman, 'Korban Janji Manismu', dan 'Bayaren Utangmu'.
Wira mengatakan, tempat makan angkringan itu bisa menjadi alternatif bagi pengunjung yang suka berkemah.
"Pengunjung yang tidak pernah berkemah karena mungkin tidak mendapat izin orang tua. Di sini mereka jadi bisa merasakan bagaimana berkemah," ujar dia.
Namun bagi pengunjung yang merokok tidak diperkenankan untuk menggunakan tenda karena rawan terbakar.
"Tenda-tenda ini khusus untuk non smoking. Yang mau merokok bisa pakai meja," jelas dia.
Menurutnya, tidak semua pengunjung memilih menikmati makanan di dalam tenda. Biasanya hanya orang yang datang bersama keluarga yang menggunakan fasilitas itu.
"Kapasitas orang yang di dalam tenda ini empat sampai sembilan orang tergantung besarnya ukuran," ujar dia.
Beragam menu makanan berupa aneka sate, kerang dan nasi kucing yang tersedia di sana mulai dari Rp 1.500 sampai Rp 13.500.
Sedangkan untuk aneka minuman yang terjadi dijual mulai dari Rp 3.000 sampai Rp 8.000 per porsinya.
"Harganya murah, karena memang konsep kami ini sederhana menyesuaikan pasar yang kami bidik juga," jelas dia.
Dia juga menawarkan menu spesial yakni Ayam Jankook, yakni makanan olahan ayam dengan bumbu pedas.
Tidak seperti Ayam Geprek, karena ayam sudah dimasak bersama bumbu dan ada kuah pedasnya.
"Pilihannya level di sini tidak ada, hanya ada dua saja. Tidak pedas atau pedas," ujar dia.
Konsep angkringan yang menggunakan tenda itu juga bisa menjadi alternatif untuk memberikan jarak antara pengunjung.
Sehingga di tengah pandemi ini, angkringan Camping Cook itu tetap bisa menerapkan physical distancing.
"Kami selalu memperhatikan protokol kesehatan karena memang saat ini masih masa pandemi," ujar dia.
Jam bukanya juga diatur, mulai pukul 15.00 hingga 21.00 untuk menghormati anjuran pemerintah agar tidak melakukan aktivitas berkumpul hingga malam hari.
Namun tempat tersebut, saat ini tengah digandrungi setelah ramai di media sosial. Dalam satu hari, dia bisa menerima 250 pengunjung.
"Alhamdulillah baru buka itu sudah ramai, biasanya mulai jam malam sudah banyak yang datang," jelasnya.
Wira menceritakan, berencana akan menambah pegawai lagi karena jumlah yang ada saat ini dirasa tidak cukup melayani banyaknya pengunjung.
"Sekarang pegawai saya ini ada lima orang masih kurang, rencana mau saya tambah lagi," ujarnya.
Sementara itu, Mahasiswi IAIN Kudus, Siti Masitoh (20) menjelaskan, mengetahui tempat tersebut dari media sosial.
Banyak teman-temannya yang datang ke sana, kemudian memposting serunya menikmati hidangan tersebut.
"Seru tempatnya, awalnya lihat tempat ini dari status whatsapp teman. Terus saya penasaran ke sini," ujar dia. (raf)
• Pendaftaran Guru Non ASN di Lingkungan Disdik Kota Semarang Sempat Diperpanjang
• Jelang 17 Agustus Penjualan Bendera di Tegal Malah Menurun
• Ini Pertanyaan yang Akan Dibawa Perwakilan PSIS Semarang Pekan Ini saat Bertemu Operator Liga 1
• Respon Bijak Gelandang PSIS Semarang Finky Pasamba Soal Wacana Liga 1 Tanpa Penonton