Berita Internasional
Korea Utara Resmi Cabut Lockdown Perbatasan Korsel, Kim Jong Un Tolak Bantuan Asing
Korea Utara resmi mencabut lockdown kota yang terletak di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.
TRIBUNJATENG.COM - Korea Utara resmi mencabut lockdown kota yang terletak di dekat perbatasan dengan Korea Selatan.
Berminggu-minggu sebelumnya, ribuan orang dikarantina karena muncul kekhawatiran soal virus corona, seperti diberitakan Al Jazeera, Sabtu (14/8/2020).
Kim bersikeras Korea Utara akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar ketika negara itu melakukan kampanye anti-virus korona yang agresif dan membangun kembali ribuan rumah, jalan, dan jembatan yang rusak akibat hujan lebat dan banjir dalam beberapa minggu terakhir.
• Ayam Berkokok Terlalu Pagi, Seorang Kakek Didenda Rp 2,9 Juta
• Ganjar Ground Breaking Jateng Valley, Minta Pembangunan Beorientasi Lingkungan
• Malaysia Resesi, Pertumbuhan Ekonomi Minus 17,1 Persen
• Teuku Wisnu Ditanya Soal Poligami, Shireen Sungkar Sang Istri: Astaghfirullah Ada Cabai Gak?
Kantor KCNA Pyongyang juga mengatakan Kim menggantikan Kim Jae Ryong sebagai perdana menteri, menyusul evaluasi kinerja ekonomi kabinet dan menunjuk Kim Tok Hun sebagai penggantinya.
Selama pertemuan pada hari Kamis, Kim mengatakan sudah jelas setelah tiga minggu melakukan tindakan isolasi dan "verifikasi ilmiah" bahwa situasi virus di Kaesong stabil.

Ia menyatakan terima kasih kepada penduduk karena sudah bekerja sama ketika lockdown diberlakukan, lapor KCNA.
Selain itu, Korea Utara juga tengah menghadapi musibah banjir.
KCNA mengatakan 39.296 hektar (97.100 hektar) tanaman rusak secara nasional, 16.680 rumah, serta 630 bangunan umum hancur atau kebanjiran.
Ia menambahkan banyak jalan, jembatan dan bagian kereta api rusak.
Tidak disebutkan informasi apapun terkait dengan cedera atau kematian.
Kim menyatakan simpati kepada orang-orang yang berada di fasilitas sementara setelah kehilangan rumah karena banjir.
Dia menyerukan upaya pemulihan cepat sehingga tidak ada yang "tunawisma" pada saat negara itu merayakan ulang tahun ke-75 berdirinya Partai Buruh pada 10 Oktober.
"Situasi, di mana penyebaran virus ganas di seluruh dunia menjadi lebih buruk, mengharuskan kami untuk tidak mengizinkan bantuan dari luar untuk kerusakan banjir tetapi menutup perbatasan lebih ketat dan melakukan pekerjaan anti-epidemi yang ketat," kata KCNA memparafrasekan Kim.
Cho Hey-sil, juru bicara kementerian unifikasi Seoul, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan Korsel tetap bersedia memberikan bantuan kemanusiaan ke Korut.
Hubungan Korea Selatan terputus