Pilkada Klaten 2020
Duet PDIP di Pilkada Klaten 2020 Dibongkar, Calon Wakil Diganti dari Golkar
Kejutan datang dari pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Klaten menjelang proses pendaftaran pasangan calon pada awal September mendatang.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kejutan datang dari pemilihan kepala daerah (pilkada) di Kabupaten Klaten menjelang proses pendaftaran pasangan calon pada awal September mendatang.
Pasangan calon yang diusung PDIP bakal diubah alias dibongkar.
Petahana bupati yang merupakan Ketua DPC PDIP Klaten, Sri Mulyani yang berpasangan dengan kader PDIP Klaten, Aris Prabowo sebelumnya mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.
Beredar kabar bahwa bakal calon wakil bupati, Aris Prabowo akan diganti kader Golkar yang juga Ketua DPD Golkar Klaten, Yoga Hardaya.
• Duda & Janda Cantik Asal Semarang Digerebek di Kos, Ngaku Pasutri Ternyata Baru Kenal di MiChat
• Punya Ilmu Kebal, Kasim Sempat Tertawa saat Tubuhnya Tak Mempan Dibacok Andi
• Benarkah Terjadi Gempa Bumi Sangat Besar dan Tsunami Tanggal 28 Agustus 2020? Ini Jawaban BMKG
• Heboh Penemuan Harta Karun 425 Koin Emas Peninggalan Dinasti Abbasiyah di Israel
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jateng & DIY DPP Partai Golkar, Iqbal Wibisono, membenarkan kabar tersebut.
Yoga akan mendampingi petahana Sri Mulyani.
Sehingga, PDIP dan Golkar akan berkoalisi pada pesta demokrasi serentak kali ini.
"Di Klaten, Golkar akan bergabung dengan PDIP. Jadi nanti bupatinya PDIP, wakilnya Golkar," kata Iqbal, Rabu (26/8/2020).
Menurutnya, dinamika politik bisa saja terjadi meskipun rekomendasi resmi dari pimpinan partai di pusat sudah dikeluarkan, bisa saja ada bongkar pasang.
"Di Klaten malah ada kader kami yang menjadi bakal calon, sebelumnya memang tidak ada rencana," ujarnya.
Jika pasangan Sri Mulyani- Yoga Hardaya (Mulyo) jadi maju, artinya representasi koalisi gemuk PDIP-Golkar akan terjadi.
Disebut gemuk lantaran PDIP dan Golkar merupakan partai peringat pertama dan kedua perolehan kursi di DPRD Klaten.
PDIP memiliki 19 kursi sedangkan Golkar memiliki 7 kursi di DPRD Klaten sehingga total membawa bekal 26 kursi atau separuh jumlah kursi di legislatif.
Total jumlah kursi di DPRD Klaten ada 50.
Sebetulnya, secara mandiri PDIP bisa mengusung kadernya sendiri karena syarat minimal jumlah kursi di DPRD harus mengantongi 10 kursi.
Ketika dimintai konfirmasi, Sekretaris DPD PDIP Jateng, Bambang Kusriyanto, enggan menanggapi lebih jauh terkait bongkar pasang bakal calon yang sebelumnya sudah direkomendasikan DPP.
"Saya belum terima suratnya jadi tidak bisa bicara," ucapnya singkat ketika ditemui di Gedung DPRD Jateng.
Sebelumnya, Golkar Klaten berniat berkoalisi dengan Demokrat dengan mengusung One Krisnanta yang merupakan Ketua DPC Partai Demokrat Klaten dan kader potensial Golkar, Endang Srikarti Handayani.
Seiring berjalannya waktu, di tengah jalan keduanya bercerai,.
Disebutkan One tidak cocok dengan Endang. Komunikasi mereka tidak berjalan lancar.
Tidak berselang lama, One mendeklarasikan diri maju menjadi bakal calon bupati berpasangan dengan kader PKS yang pernah menjadi anggota DPRD Solo, Muhammad Fajri (ORI).
Pasangan ini didukung Demokrat, PKS, dan Gerindra dengan mengantongi 19 kursi di dewan.
Sedangkan partai lain, PKB, PAN, PPP dan Nasdem mengusung pasangan calon lain Arif Budiyono (ABY)-Harjanta (HJT).
Jadi hanya Golkar yang belum menentukan pilihan usai kandas berkoalisi dengan Demokrat kala itu.
Hingga akhirnya terdengar kabar Golkar merapat ke PDIP. (mam)
• Pertamina Pastikan Stok LPG Aman Meski Ada Kenaikan Konsumsi di Wilayah Tegal Raya dan Brebes
• Saksi Kasus KPR Fiktif Bank Mandiri Semarang Sebut Terdakwa Belum Bayar Lunas 5 Ruko Miliknya
• Polres Wonogiri Terima Tanah Hibah dari Pemkab Seluar 5 Ribu Meter Persegi
• Mantan Kepala BKK Cabang Belik Pemalang Divonis 5 Tahun Penjara Atas Kasus Kredit Fiktif