Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Kisah Didi Khomsa, Bocah Banjarnegara yang Benar-benar Menyentuh Jiwa.

Kisah Didi Khomsa Prasetyana, bocah asal Banjarnegara benar-benar menyentuh jiwa.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Khoirul Muzaki
Didi Khomsa Prasetyana bersama neneknya 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Kisah Didi Khomsa Prasetyana, bocah asal Banjarnegara benar-benar menyentuh jiwa.

Ketika beranjak remaja, ibundanya meninggal dunia.

Jadilah ia piatu.

Di perantauan, Kalimatan Selatan, Didi tinggal bersama ayahnya tanpa kasih sayang ibu.

Bupati Mirna Akui Gajinya Tak Cukup Bayar Mahar Partai

Viral Remaja Jakarta Tawuran di Laut, Berenang Sambil Bawa Sajam

Hingga menginjak SMA, ia memutuskan pulang ke Jawa, tepatnya di Desa Sijenggung Kecamatan Banjarmangu Banjarnegara untuk melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Sigaluh.

Sang ayah memilih bertahan di Kalimantan Selatan untuk bekerja.

Didi harus putar otak agar bisa mandiri tanpa bergantung kiriman orang tua.

Dia tak malu berjualan angkringan demi mencukupi kebutuhan harian.

Saat teman-temannya bisa istirahat dan bersantai bersama keluarga di rumah, Didi masih harus berjuang mencari uang hingga larut malam.

Perjuangannya untuk memperbaiki masa depan tak sia-sia.

Keberuntungan akhirnya berpihak padanya.

Cita-citanya untuk bisa melanjutkan pendidikan tinggi tercapai.

Kini, Didi mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Didi pun mengaku bersyukur karena ia berhasil meniti jalan untuk menjadi guru.

“Awalnya memang agak ribet dan saya sempat pesimistis.

Saya diterima Seleksi PTN Jalur Undangan padahal saya belum mendaftar KIP Kuliah," katanya, Selasa (8/9).

Ia pun mengaku tidak punya uang sama sekali untuk biaya registrasi awal.

Untungnya, banyak gurunya yang peduli dan membantu mencarikan jalan keluar untuknya.

Wali kelas Didi bersama guru-guru SMAN 1 Sigaluh menggalang dana hingga terkumpul cukup untuk registrasi.

Didi lantas mengurus KIP Kuliah dan menyurati Rektor Unnes agar permohonan beasiswa KIP Kuliahnya diterima.

Gayung bersambut, Didi bersama dua rekan satu sekolah akhirnya dikabulkan mendapatkan beasiswa KIP Kuliah.

“Saya tidak perlu pusing lagi memikirkan biaya kuliah tiap semester dan biaya hidup selama kuliah” ujar Didi.

Di tengah keterbatasan ekonominya, Didi ternyata masih punya kepedulian tinggi terhadap warga lain yang lebih membutuhkan.

Ia sadar keberuntungan yang ia dapatkan selama ini buah dari perbuatan baiknya kepada orang lain.

Kini, sembari menunggu masa aktif perkuliahan secara daring, Didi tidak lagi berjualan setiap malam di warung angkringan.

Ia memilih menjadi relawan juru masak di Rumah Makan Rakyat.

Di warung itu, ia dan para relawan lain menyediakan makanan gratis untuk warga kurang mampu di kawasan kota Banjarnegara.

“Saya ingin terus berbuat baik untuk orang lain, karena saya yakin hal itu akan kembali lagi kepada saya. Saya membantu orang lain, pasti ada orang lain yang akan membantu saya,” ungkapnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 1 Sigaluh Heni Purwono mengatakan, Didi berhasil mendapat beasiswa karena prestasi dan peran para guru yang peduli terhadap pendidikannya.

Para guru di sekolahnya berkomitmen untuk membantu siswa dari golongan tidak mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan hingga jenjang tertinggi.

"Siswa yang tidak mampu benar-benar kami rawat dan carikan jalan keluar agar bisa mendapatkan layanan pendidikan terbaik," kata Heni. (aqy)

Ternyata Ini Alasan Dohan Hajar Mbah Hasyim hingga Berlumurah Darah di Jalan Pemuda Semarang

Viral Istri Cantik Kades Bergoyang Hingga Tanpa Busana di Hotel, Ini Faktanya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved