Berita Tegal
Tukang Becak di Tegal Positif Covid-19 Keluyuran Angkut Penumpang Ke Pasar, Kini Digembok Aparat
Seorang tukang becak positif Covid-19 tanpa gejala klinis di Kota Tegal, Jawa Tengah, sempat membuat warga sekitar rumahnya ketakutan karena sempat ke
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Seorang tukang becak positif Covid-19 tanpa gejala klinis di Kota Tegal, Jawa Tengah, sempat membuat warga sekitar rumahnya ketakutan karena sempat keluar rumah membawa penumpang ke pasar.
Pria berinisial SHT (53) warga RW 5, Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan itu awalnya harus menarik becak karena terdesak kebutuhan ekonomi.
Hingga akhirnya aparat dan warga bersama-sama membantu kebutuhan hidupnya.
• Polisi Kantongi Alat Bukti Kasus Konser Dangdut di Tegal, Hari Ini Tentukan Tersangka
• Sanksi Ditingkatkan, Tak Pakai Masker Disuruh Sapu Pemakaman di Semarang
• Viral Gambar Tanah Gunung Salak Terbelah, Ini Penjelasan Kepala Taman Nasional Wilayah 1
• Lahan Petani Bersertifikat dari Jokowi Digusur, Emak-emak Buka Baju Hadang Alat Berat
Camat Tegal Selatan Sartono Eko Saputro mengatakan, SHT sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya karena terkonfirmasi positif Covid-19.
"Dia punya langganan pedagang tempe pasar. Sepulang narik, kita bersama aparat Babinsa datang untuk menggembok becaknya, agar tidak lagi keluar rumah," kata Sartono, sata dihubungi Kompas.com, Senin (28/9/2020).
Sartono mengatakan, saat itu SHT mengaku keluar rumah mengantarkan penumpang selain karena merasa sehat atau sebagai orang tanpa gejala (OTG), juga karena terdesak kebutuhan ekonomi.
"Malamnya langsung kita berikan bantuan pokok sesuai yang disampaikan sebagai kebutuhannya. Baik bahan makanan, pampers, dan lainnya melalui program Jogo Tonggo," kata dia.
Menurut Sartono, akibat kejadian itu, sempat membuat warga sekitar ketakutan.
Termasuk dirinya yang saat itu harus berkomunikasi langsung untuk membujuk dan mendengarkan keluhan SHT.
"Semua orang tentu khawatir kalau ada yang positif keluar rumah. Saya juga. Namun saya harus komunikasi, dengan prokes saya ngobrol langsung agar kemauan yang bersangkutan tersampaikan," kata dia.
Menurut Sartono, SHT saat ini masih menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
"Saat ini masih menjalani isolasi mandiri, kalau tidak salah hari ini keliatannya sudah selesai untuk masa isolasinya," tambahnya.
Menurut Sartono, warga meski sempat ketakutan, bukan berarti tak peduli.
Bahkan banyak tetangganya secara suka rela mengirimkan makanan setiap hari. Hal itu sebagai bentuk empati.
"Pagi, siang, malam warga mengantarkan makanan. Bahkan sampai ada yang mengirimkan sate kambing. Alhamdulillah dari warga juga sengkuyung," kata dia.