Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Kisah Pilu Deden 18 Tahun Menghilang Ditemukan Memprihatinkan di Banjarnegara

Menemukan orang hilang bukan hal gampang. Terlebih jika orang yang hilang itu terganggu mentalnya.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
IST
Deden saat dicukur dan dibersihkan petugas. Ia yang hilang 18 tahun ditemukan di Kabupaten Banjarnegara 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Menemukan orang hilang bukan hal gampang.

Terlebih jika orang yang hilang itu terganggu mentalnya.

Jangankan tahu alamat pulang, namanya sendiri bahkan lupa.

Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Hamzah Haz Mantan Wapres Dikabarkan Meninggal Dunia, Ini Faktanya

Baca juga: Mahasiswa Mengaku Dapat Ancaman Hingga Intimidasi dari Orang yang Mengaku dari DPRD Banyumas

Baca juga: Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Wakil Ketua DPRD Kab Pekalongan Meninggal Kecelakaan di Tol Sragen

Baca juga: BREAKING NEWS: Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Meninggal karena Kecelakaan di Tol Solo-Ngawi

Alhasil, ia pergi tak diketahui rimbanya.

Ini menjadi pukulan berat keluarga yang mencarinya.

Sesosok pria gelandangan tak asing bagi sebagian masyarakat Kecamatan Bawang.

Rambutnya panjang berantakan.

Kumis dan jenggotnya tumbuh acak-acakan. Ia kerap mondar-mandir di jalanan. Hidupnya menggelandang tanpa tujuan.

Kulit legamnya yang keriput, serta rambutnya yang beruban menegaskan, pria itu telah cukup usia.

Logat Sunda yang masih kental menunjukkan ia bukan warga lokal.

Mungkin ia berasal dari tanah Sunda.

Tapi dimana alamat pastinya, tiada yang mengetahuinya.

Karena jawaban itu tidak pernah keluar dari bibirnya yang jarang bersuara.

Meski identitasnya tak jelas, pria itu tak dibiarkan terus merana.

Warga yang peduli mengusahakan agar pria itu mendapat perhatian.

Ketua Unit Reaksi Cepat Sarsipol, Program Kerjasama RS Islam dan Polres Banjarnegara, dokter Tegar Jati Kusuma menceritakan, pada Rabu (30/9), lalu, pihaknya mendapat laporan dari Pemerintah Desa Bawang.

Ia melaporkan di wilayahnya ada gelandangan yang perlu penanganan medis, khususnya psikiater.

"Kades menghubungi kami, dalam hitungan menit kita bergerak melakukan penjemputan, bersama pihak desa,"katanya, Selasa (20/10)

Saat ditemukan, ia sulit diajak komunikasi. Jika ditanya, ia hanya menjawab dengan anggukan.
Tetapi pria itu tak melawan. Ia menurut diawa ke bangsal jiwa. Di sana, ia mendapatkan penanganan intensif. Saat ditemukan, tubuhnya kotor. Rambutnya menggimbal karena tak pernah keramas. Maklum hidup di jalanan membuatnya tak terawat.

Petugas lalu membersihkannya. Ia diberi pakaian baru. Baju kumalnya dibuang. Rambutnya dicukur hingga kepalanya kembali ringan. Dengan penampilan baru yang bersih, pria itu terlihat lebih segar.

"Ia diberikan makanan sebagaimana mestinya," kata Tegar yang juga dokter di RS Islam Banjarnegara, Selasa (20/10)

Karena tak bisa diajak bicara, pria itu tak terungkap identitasnya. Hingga Kades Bawang Galih Purwandaru memberinya nama Agustus, karena ditemukan di bulan Agustus. Pemerintah Desa Bawang membantu proses administrasi agar pria itu lekas mendapatkan penanganan.

"Membantu mulai pembuatan domisili sebagai kelengkapan administrasi, hingga pembuatan penjaminan, agar yang bersangkutan bebas biaya 100 persen, ditangung Pemerintah Kabupaten Banjarnegara," tambah Tegar.

Semua urusan administrasi dilakukan oleh pemerintah desa Bawang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Banjarnegara, Dinsos PPPA Banjarnegara dan RS Islam Banjarnegara.

Pria gelandangan itu pun beruntung. Meski bukan warga Banjarnegara, kondisinya terperhatikan.

Menariknya, proses pengobatannya bukan hanya melibatkan dokter spesialis, psikiater dan perawat RSI Banjarnegara.

Ahli hipnoterapi pun ikut dilibatkan. Hipnoterapi RSI Banjarnegara bisa membantu pasien mengingat kembali memorinya.

Dari terapi inilah, akhirnya terungkap jati diri pria misterius itu. Ia mampu mengingat identitasnya sendiri, bernama Deden. Ia juga mengungkap alamat, nama orang tua, bahkan beberapa nama tetangga.

Setelah sekitar 7 hari mendapatkan perawatan intensif, komunikasi Deden mulai terbangun dengan baik.

Karena sudah tahu alamat asalnya, Deden meminta untuk diantar pulang. Ia rindu kampung halaman.

Pihaknya menindaklanjutinya dengan membangun koordinasi bersama Dinsos Banjarnegara.

Dari situ, komunikasi berlanjut dengan Dinsos Provinsi Jawa Barat dan Dinsos Kota Bandung.

Pada Sabtu (10/10), Deden diantar ke Dinsos PPPA Banjarnegara untuk proses pemulangan ke kampung halamannya.

Ia diantar sejumlah petugas Dinsos PPPA Banjarnegara dan dijemput oleh petugas Dinsos Provinsi Jawa Barat, di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Dewananta Cilacap, Jumat (16/10) lalu..

"Kami bertemu Deden dan Dinsos Kabupaten Banjarnegara di PPSLU Cilacap untuk menjemput Deden," kata Waryo staf Dinsos Provinsi Jabar saat dihubungi, Selasa (20/10).

Deden diketahui merupakan salah satu warga Sukahaji, Lingkar Selatan, Kota Bandung.

Ia rupanya telah selama 18 tahun menghilang dari kampung halamannya.

Selama itu pula ia hidup menggelandang di jalanan, hingga "terdampar" di Banjarnegara.

Kini Deden bisa mengakhiri penderitaannya hidup di jalan.

Ia dikabarkan telah berkumpul dengan keluarga tercinta yang telah lama mencari keberadaannya. (aqy)

Baca juga: Banyak Investasi yang Tertunda di Kabupaten Tegal Akibat Pandemi Covid-19

Baca juga: BKBHM Unissula Terkendala Universitas Lain saat Ajukan Penangguhan Penahanan

Baca juga: 1 ASN Disdukcapil Temanggung Positif Covid-19, Pelayanan Tatap Muka Dibatasi 30 Orang per Hari

Baca juga: Penyidik Polrestabes Semarang Kabulkan Penangguhan Penahanan 4 Mahasiswa Tersangka Demo Arnakis

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved