Berita Viral
Viral Fenomena Alam Awan Topi 'UFO' di Atas Gunung Merapi, Pertanda Letusan Besar? Ini Jawaban BMKG
Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menginformasikan bahwa status aktivitas Gunung Merapi
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menginformasikan bahwa status aktivitas Gunung Merapi naik dari level II atau waspada menjadi level III atau siaga.
Status siaga ditetapkan pada pukul 12.00 WIB, Kamis (5/11/2020).
Sebelumnya, pada Kamis pagi, gunung yang berlokasi di dua provinsi: Yogyakarta dan Jawa Tengah, tersebut 'bertopi'.
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Besok
Baca juga: Inilah Sosok Ayu Intan Diduga Jadi Penyebab Letkol TNI Dwison Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang
Baca juga: Respons Letkol TNI Dwison Evianto Soal Pencopotan Jabatan Sebagai Dandim 0736 Batang
Baca juga: Biodata Letkol TNI Dwison Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang, Lulusan Akmil dan Dari Grup Kopassus
Sekitar puncak Merapi terdapat awan yang berbentuk seperti topi atau piring.
Bahkan ada yang menyebut seperti Unidentified Flying Object (UFO).
Setelah awan lenticular tersebut terjadi, tidak berselang lama, Merapi dinyatakan naik status.
Apakah ada pengaruh antara keberadaan awan tersebut dengan kenaikan status level Merapi?
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, Iis W Harmoko, menuturkan tidak ada pengaruh atau berhubungan dua fenomena alam tersebut.
"Tidak.
Tidak ada hubungannya," kata Iis, kepada Tribun Jateng, Kamis (5/11/2020).
Munculnya awan ini, kata dia, tidak ada kaitannya dengan kejadian bencana alam.
Awan ini, kata dia, terperangkap dalam atmosfer bawah.
Terbentuk dari hasil pergerakan angin yang menabrak dinding penghalang besar seperti pegunungan atau gunung.
Akhirnya membentuk mengikuti kontur puncak gunung atau seperti sebuah pusaran.
Kelembaban udara yang basah di gunung juga mempengaruhi terbentuknya awan tersebut.
"Uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.
Ketika udara tersebut melewati puncak gunung, proses kondensasi akan berhenti berlangsung.
Ini yang membuat awan lenticular seolah-olah terlihat tidak bergerak," jelasnya.
Karena itu, awan ini tampak diam dalam waktu cukup lama.
Iis menyebut terbentuknya awan tersebut memang tidak sampai seharian, tapi sampai beberapa jam.
Meskipun tidak berpengaruh terhadap peningkatan status, fenomena alam indah ini cukup ditakuti para pilot pesawat.
Lenticular dapat menyebabkan turbulensi pada pesawat yang nekat masuk ke awan atau terbang di dekatnya.
"Itu sangat berbahaya bagi penerbangan.
Pilot pastinya sudah tahu melalui radar jika ada awan tersebut.
Ada pesawat yang turbulensi, ada juga pilot yang berani masuk karena sudah mahir," imbuhnya.
Turbulensi adalah sebuah gerakan udara yang tidak beraturan yang disebabkan perbedaan tekanan udara atau suhu.
Seperti diketahui, awan tersebut juga tidak hanya menyelimuti Merapi pada saat waktu yang bersamaan.
Tetapi juga Merbabu. Awan juga tampak terlihat di Gunung Lawu pada Kamis pagi.(mam)
Baca juga: Isu Ini Diduga Menjadi Dasar Letkol TNI Dwison Evianto Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang
Baca juga: Pelawak Malih Tanggapi Lawakan Ade Londok Tarik Kursi Hingga Ia Jatuh: Enggak Lucu
Baca juga: Kesal Disindir Rocky Gerung, Kapitra Ampera: Anda Jadi Firaun Seolah Paling Benar
Baca juga: Muncul Awan Berbentuk Pusaran Angin di Gunung Lawu, BMKG: Menandai Keberadaan Gelombang Gunung