Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

DPRD Kabupaten Pekalongan

Cerita Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan yang Sembuh dari Covid-19: Kumur Air Garam Hangat

Ada pengalaman tak terlupakan bagi pasien Covid-19 yang sudah sembuh, seperti Ketua DPRD Kab Pekalongan Hindun.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: sujarwo
TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
Hindun, Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan 

Saat disinggung, selama 27 hari menjalani isolasi kegiatan apa yang dilakukan di rumah sakit apakah stress atau tidak, Hindun mengatakan selama di rumah sakit pihaknya tidak mengalami kejenuhan.

"Alhamdulillah, saya cuma 27 hari menjalani perawatan di RSUD Kraton. Di ruang isolasi saya tidak jenuh karena banyak teman-teman tenaga kesehatan yang selalu menghibur."

"Lalu untuk kegiatan di RS setelah bangun pagi, harus bersih-bersih, olahraga, mandi, sarapan. Setelah sarapan, baca-baca buku, melihat WA, memantau keadaan di dewan dan banyak juga masyarakat yang memberikan support kepada saya," imbuhnya.

Setelah itu, pada pukul 09.00 WIB di suruh untuk berjemur hingga berkeringat.

"Jam 08.30 WIB sampai jam 09.00 WIB udah agak panas, kemudian saya keluar untuk berjemur dan olahraga sampai pukul 11.00 WIB. Setelah itu, minum obat dan istirahat sebentar," kata Hindun.

Hidun menekankan, bahwa penyakit Covid-19 bukanlah sebuah aib sehingga penderita tidak boleh stres agar tidak memperburuk kondisi kesehatan.

"Di ruang isolasi harus mengikuti anjuran dari dokter dan teman-teman nakes. Kalau stres, nanti imun tubuh menurun. Berteman aja sama teman-teman nakes, pelayanannya di rumah sakit juga bagus karena yang harus dijaga dari pasien covid-19 itu jangan sampai stres."

"Memang sering kali, pasien Covid-19 dikucilkan dan merasa sendiri. Tapi, harusnya jangan begitu karena itu bukan aib, ini stigma masyarakat yang harus dihilangkan dan harusnya kita memberikan support serta gotong-royong," pesannya.

Selain itu juga, ada kekhawatiran masyarakat yang mengatakan bahwa penderita Covid-19 apabila meninggal dunia itu tidak disalatkan.

Menurutnya, hal itu adalah tidak benar.

"Ini yang harus disosialisasikan oleh nakes, bahwa pasien Covid-19 yang meninggal dunia kan bisa disalatkan jarak jauh. Misalnya, jenazahnya berada di mobil. Kita, salatkan dari luar mobil dengan jarak kan bisa, yang tidak boleh itu kalau pegang."

"Saya tekankan lagi, bahwa orang yang terpapar Covid-19 itu bukan aib. Siapa saja bisa kena dan tidak memandang pejabat atau orang miskin," pungkasnya.

Hidun berharap kepada masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, jaga jarak, dan rajin cuci tangan dengan air yang mengalir. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved