Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Cerita Soeharto Gemar Blusukan, Menyamar Numpang Tidur di Rumah Warga Bikin Pejabat Pucat

Soeharto ternyata kerap kali tampil di tengah rakyat Indonesia bahkan melakukan beberapa penyamaran.

Editor: galih permadi
(Istimewa/ Tribun Manado)
Soeharto di rumah warga 

TRIBUNJATENG.COM - Setiap presiden di Republik Indonesia ini memiliki berbagai kisah dan cerita.

Ada presiden yang suka blusukan dengan gaya seadanya hingga yang hidup sederhana.

Ya, para Presiden Republik Indonesia ternyata sering kali tampil di tengah masyarakat biasa.

Baca juga: Pengumandang Adzan Jihad di Tegal Ternyata Pelaku Penipuan Rp 125 Juta

Baca juga: Dituding Cukong Mafia Benih Lobster, Ansy Lema Anggota DPR Laporkan Pemilik Facebook Maria Bingung

Baca juga: Ancaman Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo Soal PNS/ASN Nekat Lakukan Cuti Bersama Akhir Tahun

Baca juga: Cara Cerdik TNI di Tulunggagung Ungkap Siapa Maling Emas Milik Ibunya di Pasar

Jokowi misalnya, satu orang yang dikenal begitu sering melakukan 'Blusukan'.

Presiden Jokowi kerap berada di sekitar masyarakat atau mengunjungi beberapa tempat yang perlu dikunjungi terkait pembangunan Indonesia.

Ternyata, sebelum aksi Presiden Jokowi viral, Presiden kedua RI, sebenarnya juga sudah pernah melakukannya.

Soeharto ternyata kerap kali tampil di tengah rakyat Indonesia bahkan melakukan beberapa penyamaran.

Kisah tersebut dikupas dari dua buku yakni 'Otobiografi Soeharto Pikiran, Ucapan dan Tindakan' serta 'Soeharto The Untold Stories'.

Dikutip TribunJatim.com dari Tribun Medan, simak cerita lengkapnya berikut.

Aksi blusukan yang dilakukan Soeharto sebenarnya ada banyak.

Tetapi, ada satu cerita yang menjadi ramai disoroti saat itu ketika Soeharto sering berkeliling daerah terpencil guna melihat hasil pembangunan.

Aksi Soeharto saat itu akhirnya tak jarang membuat para pejabat setempat ataupun menteri tak berkutik.

Mereka khawatir ketika ditanya oleh Soeharto terkait hasil yang dikerjakan.

Soeharto langsung ke bawah untuk membuktikannya.

Saat berkeliling Soeharto hanya ditemani ajudan atau satu dua pengawal dan dokter pribadi kata Tri Sutrisno masih dari buku tadi.

"Pak Harto selalu melakukan Incognito, Pak Harto selalu berpesan tidak boleh ada satupun yang tahu kalau Pak Harto mau melakukan incognito," kata Tri.

Apa yang dilakukan Soeharto akhirnya buat pejabat daerah kalang kabut karena benar-benar tak tahu.

Wajah pucat dan bikin keringat dingin mengucur deras karena Soeharto membuktikan sendiri hasil pembangunan atau kemungkinan-kemungkinan bila terjadi penyimpangan.

Dalam blusukannya Soeharto tak pernah tidur di hotel.

Ia memilih tidur di rumah penduduk atau tidur di rumah kepala desa.

Soeharto lalu berbincang tanpa perantara dan mencatat.

Daerah mana yang berhasil dan daerah mana yang perlu ditingkatkan.

Soeharto yang gemar blusukan untuk pastikan pembangunan apakah berjalan sesaui rencana atau tidak membuatnya harus melakukan pencatatan secara detail.

Ia bahkan mencatat segala informasi dengan menggunakan punggung ajudannya bila tak ada meja yang bisa digunakan.

Soeharto di awal kekuasaan rajin melakukan blusukan, hal ini seperti yang dicatat pada 'Otobiografi Seoharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan.'

"Tentu saja saya pun kadang-kadang merasa capek, karena hilir mudik dari sana ke mari lewat daratan, terbang dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memulai dengan pembangunan yang baru dan mengontrol pembangunan yang sedang berjalan, dan lelah pula karena memeras otak."

"Tetapi saya tidak boleh mengeluh, apalagi menyerah. Pembangunan adalah perjuangan yang sengit," kata Soeharto melalui buku tersebut.

Pantang Makan di Restoran dan Dijamu Para Pejabat

Soeharto yang melakukan blusukan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tak pernah makan di restoran.

Ia membawa rombongan kecil untuk memasak sendiri dan bawa beras dari Jakarta.

Selain rombongan yang memasakkan makanan untuk Soeharto, ia juga dibawakan bekal dari Tien Soeharto atau sering dikenal dengan sebutan Bu Tien.

Bekalnya adalah sambal teri dab kering tempe.

Saat itu kondisi Indonesia sedang terpuruk maka dalam perjalanan Soeharto sering menemukan kondisi yang memprihatinkan.

Menurut penuturan Jenderal Purnawirawan Tri Sutrisno mantan ajudan yang kemudian menjadi Wakil Presiden Soeharto melalui buku 'Soeharto The Untold Stories' terbitan Gramedia menjelaskan tentang hal ini.

Kondisi saat blusukan sangat memprihatinkan, Tri heran kenapa seorang presiden kok nerimo saja.

Bahkan Soeharto terlihat senang blusukan.

"Saya melihat pak Harto menikmati perjalanan keliling desa itu," kata Tri Sutrisno dalam buku tersebut.

Gali Informasi dari Petani

Tahun 1965 inflasi capai 500 persen harga beras naik 900 persen defisit anggaran belanja mencapai 300 persen dari pemasukannegara indonesia di ambang kebangkrutan.

Setelah dilantik jadi pejabat presiden 1967 Soeharto keliling daerah dan kumpulkan informasi dari petani.

Soeharto sadar petani dan swasembada pangan menjadi kunci untuk perbaiki perekonomian Indonesia

Dari berkeliling Soeharto tahu apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi pangan.
Ini cikal bakal Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun.

Tahun 1969 hingga 1974 pembangunan fokus pada pertanian dan industri yang mendukungnya.

Slogan Soeharto sederhana, cukup pangan, cukup papan, cukup sandang, cukup lapangan pekerjaan dan pendidikan. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Mengenang Kisah Blusukan Soeharto, Tidur di Rumah Warga Hingga Pejabat Panik saat Presiden Menyamar

Baca juga: Instruksi Kapolda Jateng ke 100 Brimob: Saya Tidak Ingin Anda Pecicilan di NTT

Baca juga: Hendi Bawa Kota Lama Semarang Raih Penghargaan Dari FIABCI

Baca juga: Gelombang Air Laut di Pantai Larangan Indah Tegal Capai 1,5 Meter Rusak Pondok Milik Warga

Baca juga: ‎Bayi Perempuan Terbungkus 4 Kerudung Dibuang di Depan Pintu Panti Asuhan Darul Hadlonah Kudus

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved