Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Kakak Ratih Windania Penumpang Pesawat Sriwijaya Air Jatuh: Adik Saya Hamil 5 Bulan

Korban pesawat jatuh Sriwijaya Air bernama Ratih Windania diketahui sedang hamil 5 bulan.

kompas.com
Temuan pakaian di sekitar tempat penyelaman tim Kopaska TNI AL saat operasi SAR pesawat Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu 10 Januari 2021. 

Korban pesawat jatuh Sriwijaya Air bernama Ratih Windania diketahui sedang hamil 5 bulan.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Irfansyah menyebut adiknya, Ratih Windania sedang hamil 5 bulan.

Suami Ratih sudah menunggu di bandara di Pontianak saat itu.

Baca juga: Vaksinasi Corona Tahap Pertama, Pemkab Semarang Siapkan 623.943 Dosis

Baca juga: Waspada! Talut Jalan Provinsi di Temanggung-Wonosobo Setinggi 15 Meter Ambrol

Baca juga: Rizieq Shihab Tersangka Kasus RS Ummi Bogor

Baca juga: PPKM di Kota Semarang Berlaku Mulai Hari Ini, Petugas Gabungan Akan Tindak yang Melanggar Aturan

"Adik saya lagi hamil 5 bulan, suaminya nunggu di Pontianak.

Semua ada di pesawat itu, saya sekarang tinggal pasrah, serahkan semua sama Allah," kata Irfan.

Irfansyah mengingat momen saat sang adik, Ratih Windania melambaikan tangan ucap perpisahan terakhir di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Sambil menangis, Irfan mengaku akan melakukan apapun demi membuat orangtua dan adiknya selamat dari musibah tersebut.

Video Ratih Windania viral beberapa saat setelah kabar kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182 sekira pukul 14:40 WIB.

Belum hilang di instastory Instagramnya, Ratih memperlihatkan momen perpisahan bersama keluarga besarnya.

"Dadah kita pulang dulu ya," begitu kiranya ucapan Ratih di video tersebut.

Baca juga: Istri Masih Menanti Kabar Baik, Perkataan Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ182 Terngiang Keluarga

Irfan mengaku mengantar Ratih dan orangtuanya ke Bandara untuk kembali ke Pontianak.

Dikatakan Irfan, seharusnya orangtuanya terbang pukul 07:00 WIB pagi hari Sabtu.

"Tapi karena ada peralihan. Jadi kita itu jalan dari Bandung Jumat, sampai Jakarta malam, berharap paginya terbang," ucapnya dikutip TribunJakarta.com dilansir dari YouTube Beepdo.com, Senin (11/1/2021).

Namun, Irfan mengaku jadwal penerbangan orangtua dan adiknya dipindahkan pukul 13:00 WIB.

"Dalam pesawat itu ada bapak, ibu, adik, keponakan saya dua orang, nah itu jadwalnya hari Sabtu digeser ke 13:30 WIB," tutur Irfan.

Irfan membantu mengurus semua persiapan orangtua dan adiknya pulang ke Pontianak.

Mulai dari mengantar ke bandara, cek in, sampai urusan bagasi.

"Sudah selesai, orangtua saya tinggal masuk ke dalam," ucap Irfan.

Setelah orangtua dan adik naik pesawat, Irfan mendapat kabar duka pada pukul 16:00 WIB.

Seketika, Irfan langsung pergi ke bandara Soekarno-Hatta.

"Di sini udah ada tulisan dan udah dipastikan pesawat jatuh," ucap Irfan.

Irfan mengaku yakin orangtua dan adiknya menaiki pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

"Karena memang saya yang nganter sendiri, saya yang cek in, saya sudah pastikan ada orangtua di dalam,"

"Pas saya lihat manifest ada semua," tutur Irfan.

Tak ada firasat Irfan akan ditinggalkan orangtua dan adik serta keponakannya.

Hanya saja, Irfan mengingat permintaan sang ayah untuk salat jamak.

"Ayah saya itu gak pernah mau jamak salat gabungin gitu.

Tiba-tiba hari itu dia nanya saya 'bapak boleh gak jamak antara zhuhur dan ashar',"

"Nah saya bilang 'boleh pak, kan bapak gatau nyampe jam berapa dan mau kemana dulu' itu jawaban saya," ucap Irfan.

"Qodarullah dia udah salat jamak dan dapat kabar pesawat jatuh," cerita Irfan dengan suara terbata.

Air mata Irfan tak bisa dibendung lagi kala mengingat nasib keluarganya.

Irfan mengaku merupakan dua bersaudara.

"Bapak ibu adik saya, saya dua bersaudara, udah gak ada siapa-siapa lagi," tutur Irfan seraya ditenangkan rekannya.

Irfan mengenang momen bahagia semua orangtua, adik, dan keponakannya pulang ke Pontianak dengan menaiki Sriwijaya Air SJ-182.

Bersama keluarganya, Irfan mengaku baru saja pulang liburan.

"Kami jalan-jalan, makan, seneng-seneng, sekarang baru kerasa,"

"Nyampe rumah kosong, ga ada siapa-siapa sepi.

Bener-bener gak bisa digambarin lagi," tutur Irfan menangis.

Irfan mengaku ikhlas menerima musibah yang terjadi di keluarganya.

Jika ada hal yang membuat keluarganya kembali, Irfan mengaku akan melakukannya.

"Kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat bikin mereka kembali, saya lakukan, tapi gak mungkin ini sudah takdir Allah," kata Irfan.

Irfan lantas mengingat lambaian tangan terakhir Ratih Windania di Bandara.

"Dia dadah, pulang dulu ya. Itu saja," ucap Irfan menangis.

Irfan bahkan memeragakan lambaian tangan Ratih sesaat sebelum berjalan masuk ke pesawat Sriwijaya Air.

Mendengar cerita pilu Irfan, terdengar pewarta menyampaikan bela sungkawanya.

"Astagfirullah, turut berduka mas," ucap pewarta.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Antar ke Bandara, Kakak Menangis Ingat Lambaian Tangan Ratih Sebelum Naik Sriwijaya Air SJ-182

Baca juga: Pemkab Karanganyar Gelar Apel Dilanjut Penyemprotan Desinfektan Mengawali Pemberlakuan PKM

Baca juga: Rute Sriwijaya Air SJ 182 yang Jatuh Bisa Tampil 3D di Google Earth, Ini Caranya

Baca juga: MYD Curhat Kondisi Keluarganya Setelah Ia Tersandung Kasus Video Syur, Kembali Ungkap Penyesalannya

Baca juga: Klasemen La Liga Spanyol, Jarak Poin Atletico, Real Madrid dan Barcelona Semakin Dekat

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved