Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Khawatir Ekstremisme, Menlu Iran Desak Biden Segera Pertegas Kesepakatan Nuklirnya

Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarid mendesak Amerika Serikat (AS) bertindak cepat untuk kembali ke perjanjian nuklir 2015.

Editor: m nur huda
Enzo DE LUCA / ABI / AFP
Foto Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarid. Terbaru, Menlu Iran Javad Zarif Desak Biden Segera Kembali ke Kesepakatan Nuklir. 

TRIBUNJATENG.COM - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarid mendesak Amerika Serikat (AS) bertindak cepat untuk kembali ke perjanjian nuklir 2015.

Zarif mencatat bahwa undang-undang yang disahkan oleh parlemen memaksa pemerintah untuk memperkuat sikap nuklirnya, jika sanksi AS tidak dikurangi pada 21 Februari 2021.

Pernyataan Menlu Iran itu juga merujuk pada pemilihan presiden di Iran pada Juni mendatang.

Mengutip Al Jazeera, jika seorang presiden garis keras terpilih, ini bisa semakin membahayakan kesepakatan.

"Waktu hampir habis bagi orang Amerika, baik karena RUU parlemen dan suasana pemilihan yang akan mengikuti Tahun Baru Iran," kata Zarif dalam wawancara dengan surat kabar Hamshahri yang diterbitkan pada Sabtu (6/2/2021).

Untuk diketahui, Tahun Baru Iran dimulai pada 21 Maret.

Anggota Parlemen yang didominasi oleh kelompok garis keras, mengesahkan undang-undang tersebut pada Desember 2020, yang menetapkan batas waktu dua bulan bagi AS untuk pelonggaran sanksi.

Kesepakatan 2015 antara Iran dan kekuatan dunia membuat Teheran membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.

Seperti diketahui, mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada 2018.

Setelah menarik diri, Trump memberlakukan kampanye sanksi "tekanan maksimum" terhadap Teheran.

Menanggapi langkah AS, Iran telah melonggarkan kepatuhannya pada ketentuan kesepakatan tentang pengayaan dan penimbunan uranium.

Pemerintahan baru AS yang dipimpin Joe Biden mengatakan, jika Teheran kembali ke kepatuhan ketat dengan pakta tersebut, Washington akan mengikuti dan menggunakannya sebagai batu loncatan untuk perjanjian yang lebih luas yang mungkin membatasi pengembangan rudal Iran dan kegiatan regional.

Teheran bersikeras bahwa Washington harus meringankan sanksi sebelum melanjutkan kepatuhan nuklir dan mengesampingkan negosiasi tentang masalah keamanan yang lebih luas.

Antony Blinken Angkat Bicara

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membahas Iran pada Jumat dalam pertemuan virtual dengan mitranya dari Inggris, Prancis dan Jerman ketika kelompok itu mempertimbangkan bagaimana menghidupkan kembali kesepakatan itu.

"Semakin banyak Amerika menunda-nunda, semakin banyak kerugiannya, tampaknya pemerintahan Biden tidak ingin melepaskan diri dari warisan Trump yang gagal," kata Zarif dalam wawancara.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved