Berita Pemalang
Keluarga Suharto Minta Maaf Soal Kabar Jalan Ditembok di Pemalang, Tawar Tanah Rp 16 Juta
Ditemui di Mapolsek Petarukan, Tri Budi Utomo yang mewakili keluarga Suharto, menyampaikan, permintaan maaf soal kabar jalan ditembok
Penulis: budi susanto | Editor: m nur huda
Penulis : Budi Susanto
TRIBUNJATENG.COM, PEMALANG - Keluarga Suharto yang terlibat dalam polemik penutupan akses jalan dengan keluarga Sukendro di Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang minta maaf.
Permintaan maaf tersebut menjadi satu di antara tuntutan dari keluarga Sukendro.
Yakni, atas keterangan yang dirasa kurang benar ke media, terkait akses jalan tiga rumah yang berisi empat keluarga tertutup, lantaran keluarga Sukendro dikabarkan membangun tembok permanen.
Ditemui di Mapolsek Petarukan, Tri Budi Utomo yang mewakili keluarga Suharto, menyampaikan, permintaan maaf tersebut sudah dilakukan.
Baca juga: Viral 3 Rumah Terisolasi Jalan Ditembok Pemilik Tanah yang Kalah Pilkades di Pemalang, Ini Faktanya
Baca juga: Soal Kabar Jalan Warga Ditutup karena Kalah Pilkades di Pemalang, Andrianto Tuntut Permintaan Maaf
Baca juga: Obama Ingin Bikin Grup Chat Berisi Pemimpin Dunia, Akan Masukan Sejumlah Nama Berikut Ini
Baca juga: Pria di Solo Ini Curi Ikan Cupang, Dijual di Facebook Ternyata Pembelinya Sang Pemilik
"Kami sudah minta maaf, mungkin ada kekeliruan atau masalah hati saat kami melakukan mediasi. Namanya orang Jawa pasti ada unggah-ungguhnya, salah tidak salah kami harus minta maaf," katanya, Sabtu (13/3/2021).
Ia menuturkan, langkah selanjutnya keluarga Suharto akan menunggu mediasi lanjutan dengan keluarga Sukendro.
"Karena belum ada titik temu atas permintaan keluarga Sukendro mengenai harga tanah yang ditawarkan untuk akses jalan tambahan," paparnya.

Dijelaskan Tri, keluarga Sukendro mematok harga tanah dengan panjang 25 meter dan lebar 1 meter tersebut Rp 150 juta.
"Kami tawar Rp 16 juta, tapi mereka tetap minta Rp 150 juta. Penawaran terakhir kami tambah Rp 500 ribu, mereka masih kekeh Rp 150 juta, hingga kini belum ada titik temu atas tanah itu," tambahnya.
Adapun, Polsek Petarukan masih akan menengahi lewat mediasi antar dua keluarga tersebut.
Mediasi akan kambali digelar di Kantor Desa Widodaren beberapa hari ke depan, untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan tersebut.
Tuntut Permintaan Maaf
Sebelumnya, kekesalan Susatyo Andrianto warga Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan Pemalang tak terbendung.
Ia geram lantaran keluarganya diberitakan menutup jalan warga dengan membangun tembok permanen.
Saat ditemui di Mapolsek Petarukan, Andrianto yang merupakan putra dari Sukendro meluap-luap menyampaikan kekesalannya.