Berita Regional
Kisah Sukses Mujiono Dapat Berkah Tanam Porang: Bisa Buat Beli Tanah Hingga Bangun Rumah
Sudah tidak diragukan lagi, saat ini komoditas porang sedang naik daun di berbagai wilayah di Indonesia, dan Kabupaten Madiun pun porang ibarat emas
Purnama menambahkan, saat ini masih ada sekitar 500 hektare lahan yang belum ditanami porang.
Luas lahan tersebut sebagian milik petani pribadi, dan sebagian merupakan lahan Perhutani yang dikelola oleh warga desa setempat.
Bantuan Modal Tanpa Agunan
Untuk membantu masalah permodalan, BNI memiliki program bantuan permodalan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus petani porang.
Dana KUR pertanian yang dikucurkan BNI bagi petani porang di Desa Durenan mencapai Rp 5,2 miliar.
Purnama menjelaskan, petani porang di desanya yang mendaftar untuk mendapat bantuan permodalan melalui skema KUR tahun ini ada sekitar 500 orang.
Namun setelah dilakukan verifikasi hanya sekitar 200 petani yang bisa mendapatkan bantuan permodalan dari bank pemerintah itu.
Nantinya, bantuan permodalan KUR ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman porang.
Masing-masing petani akan mengambil pinjaman sesuai kemampuan dan luas lahan tanam porang yang dimiliki.
“Pinjamannya sesuai kebutuhan saja. Ini bertujuan agar pinjaman digunakan sesuai dengan kebutuhan saja, tidak digunakan untuk membeli kebutuhan yang lain,” jelasnya.
Menurutnya, para petani di desanya sangat antusias dengan pinjaman permodalan ini.
Karena rata-rata para petani sudah merasakan manfaat dari penanaman porang.
Sehingga mereka ingin mengembangkan lahan tanam porang.
Sementara perwakilan dari BNI Caruban, Ahmed Noorsyam Hidayat mengatakan, bantuan KUR pertanian ini memiliki limit kredit maksimal Rp 50 juta.
Jumlah petani di Desa Durenan yang akan menerima KUR pertanian ini sekitar 200 orang.
Sebagian besar warga mengajukan permohonan KUR Rp 10 juta hingga Rp 40 juta.
“Sebenarnya maksimal pengajuan Rp 50 juta. Tetapi karena ini baru pertama kali, jadi kami batasi Rp 40 juta dahulu,” kata Ahmed.
Ahmed menyampaikan, pinjaman modal ini tanpa agunan.
Untuk pembayarannya dilakukan saat panen atau pasca panen, sehingga petani tidak perlu mengangsur setiap bulan.
“Saat masa tanam, kami biayai. Kemudian saat panen, petani akan menghubungi kami untuk pelunasan. Bunganya juga seperti KUR yang lain, hanya enam persen per tahun,” jelas Ahmed.
Ahmed menambahkan, untuk wilayah Desa Durenan, tahun ini BNI menyalurkan KUR pertanian bagi petani porang sebesar Rp 5,2 miliar. Pada 2020 lalu, BNI menyalurkan KUR pertanian untuk petani porang sebesar Rp 23,059 miliar.
“Ini merupakan upaya pemerintah untuk membantu para petani porang mengembangkan pertaniannya,” kata Ahmed.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Lahan Porang Jadi Tambang Emas di Madiun, Banyak Warga Perantauan Kembali dan Kikis Kemiskinan,