Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Forum Kampus

FORUM KAMPUS DR apt Sri Haryanti MSi : Semangat Kebangkitan Mengatasi Pandemi

Peringatan hari besar nasional tentu memiliki makna tersendiri. Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, berharap ada karya anak bangsa

Kompas.com/Istimewa
Ilustrasi tes swab Covid-19 untuk mendeteksi infeksi virus corona untuk hentikan pandemi Covid-19.(Shutterstock) 

Oleh DR.apt. Sri Haryanti, M.Si

Dosen Stifar Yayasan Pharmasi Semarang

Peringatan hari besar nasional tentu memiliki makna tersendiri. Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei, berharap ada karya anak bangsa yang dapat mengangkat derajat negeri di kancah internasional.

Pesawat terbang N-250 Gatot Kaca menjadi tonggak sejarah kebangkitan teknologi nasional, terbang pertama pada tanggal 10 Agustus 1995. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, dalam penangulangan wabah Covid-19, tak kurang dari 500 karya inovatif sains dan teknologi telah dihasilkan . Dalam masa pandemi ini, “ventilator, robot nurse, rapid test kit, PCR kit”, dan alat-alat kesehatan lainnya dapat dihasilkan dan dikembangkan oleh anak bangsa.

Semangat Kebangkitan Nasional

Gebrakan Sembilan orang pemuda berusia antara 20-22 tahun yang sedang sekolah dokter benar-benar mengejutkan Mr. Conrad Theodore van Deventer. Pada tanggal 20 Mei 1908 di aula STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) atau Sekolah Dokter Pribumi di Batavia telah terbentuk organisasi “Boedi Oetomo”.

Sembilan orang pendiri Boedi Oetomo adalah Soetomo, Mohammad Soelaiman, Gondo Soewarno, Goenawan Mangoenkoesoemo, R Angka Prodjosoedirdjo, Mochammad Saleh, RM Goembrek, Soeradji Tirtonegoro, dan Soewarno. Para pemuda tesebut merasa perlu melakukan pendobrakan untuk mencoba memperbaiki kondisi pendidikan pribumi yang menyedihkan untuk meraih kemajuan (Gamal Komandoko, 2009).

Boedi Oetomo (BO) menggelar kongres pertamanya di Yogyakarta pada Oktober 1908. Tujuan BO yang tercetus dalam kongres itu adalah untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat. Fokus pergerakan adalah dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan.

Kelahiran Boedi Oetomo menjadi penanda terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam meraih kemerdekaan, yang awalnya bersifat kedaerahan berubah sifat menjadi nasional dengan tujuan yang satu.

Perjuangan mengusir penjajah yang awalnya hanya mengandalkan kekuatan fisik, diganti dengan perjuangan baru yang mengutamakan kekuatan pemikiran. Boedi Oetomo menjadi pelopor perjuangan kemerdekaan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran.

Mengutip dari laman Kemkominfo RI, tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2021 adalah “Bangkit! Kita Bangsa Yang Tangguh”. Tema ini mengingatkan bahwa semangat kebangkitan nasional mengajari kita untuk selalu optimis menghadapi masa depan. 

Menghadapi kondisi sekarang, kemampuan berfikir kreatif sangat dibutuhkan. Menurut Cotton (1991), kemampuan berpikir kreatif dapat dicirikan dengan 4 komponen yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), originality (keaslian), dan elaboration (elaborasi).

Kebangkitan Teknologi Nasional

Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (KBBI). Mempelajari sejarah dan inovasi teknologi, periode waktu teknologi berkembang, dimulai dari zaman prasejarah alat batu merupakan teknologi pertama yang diciptakan manusia melalui pemikiran.

Dilanjutkan zaman kuno, selanjutnya zaman pertengahan hingga modern, dan zaman revolusi industri. Revolusi industri dimulai dari revolusi industri 1.0, ditandai dengan ditemukannya mesin uap. Berikutnya revolusi industri 2.0, ditandai dengan ditemukannya listrik.

Selanjutnya revolusi industri 3.0, ditandai dengan ditemukannya komputer dan robot. Kemudian revolusi industri 4.0 yang sedang berlangsung saat ini, terdapat banyak inovasi yang signifikan di antaranya yaitu Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), Big Data, dan Cloud Computing.

Tanggal 10 Agustus 1995, pesawat N-250 Gatotkaca buatan Indonesia sukses menjalani uji terbang selama 53 menit. Kesuksesan itu menjadi tonggak sejarah bagi Indonesia karena sukses merancang sendiri pesawat terbang modern. Selanjutnya, setiap tanggal 10 Agustus diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) berdasarkan Keputusan Presiden RI No 71 Tahun 1995.

Menggapai kesuksesan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, memerlukan usaha dan berjuang keras untuk mewujudkannya. Keberhasilan N-250, demikian juga, sebanyak 4000 sarjana teknik ikut serta dalam mega proyek tersebut. Butuh investasi 650 juta dollar AS atau kini senilai Rp 8,45 triliun untuk penyelesaian N-250, program pembuatan pesawat tersebut kandas diterpa krisis moneter 1998. Bagaimanapun, keberhasilan uji coba penerbangan pesawat ini merupakan tonggak bersejarah bagi seluruh bangsa Indonesia, karena berhasil merancang sendiri pesawat modern.

Teknologi Di Bidang Kesehatan

Lima program prioritas dari kecerdasan artifisial Indonesia, pertama layanan kesehatan, kedua reformasi birokrasi, ketiga pendidikan dan riset, keempat ketahanan pangan, serta kelima mobilitas dan kota cerdas, menurut Bambang Brojonegoro (2020). Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan produk riset, teknologi dan inovasi untuk percepatan penanganan viruscorona atauCovid-19. 

Peluncuran ini dilakukan secara virtual melaluiteleconference bersamaan dengan hari kebangkitan nasional tahun 2020. Diantara produk yang dihasilkan tersebut adalah rapid test, PCR test kit, emergency ventilator karya BPPT, ITB, UI, UGM, PT Dharma, dan PT Poly Jaya.

Produk lain yang siap diproduksi adalah mobile lab bio safety level(BSL) 2. Serta ada produk imunomodulator dan teknologiartificial intelligent(AI) untuk mendeteksi Covid. Keterlibatan BPPT, perguruan tinggi, dan unsur masyarakat memberikan bukti bahwa penanganan Covid-19 ini harus dilakukan secara gotong royong.

Dalam perkembangannya, para pemudik yang memanfaatkan kereta api sebagai sarana transportasi diwajibkan melakukan tes Covid-19 dengan alat Genose. Terlepas dari setuju dan tidak setuju penggunaan alat tersebut untuk pengujian, penemuan genose merupakan hasil teknologi yang dihasilkan anak bangsa.

Selain alat Genose yang dihasilkan oleh para peneliti dari Universitas Gadjah Mada, masih ada CePAD yang dihasilkan oleh para peneliti dari Universitas Padjajaran. Tentunya perguruan tinggi yang lain, yang ada di Indonesia ini telah menghasilkan produk hasil penelitiannya.

Tidak hanya untuk pandemi Covid-19 yang sedang menjadi masalah utama. , tetapi juga untuk kepentingan yang lain, yang dapat mensejajarkan Indonesia dengan negara-negara maju di dunia. Orang-orang yang senantiasa berpikir positif akan mengambil hikmah disetiap kejadian, begitu juga dengan pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Muncul berbagai hasil kreasi dan inovasi akibat keterpaksaan.

Teringat apa yang tertulis dalam buku Man-Getsu, “Singapura dan Jepang yang tanahnya tidak subur terpaksa menjadi negara maju karena terpaksa, tidak ada pilihan (Imam Robandi, 2015). Semoga akan lahir karya-karya anak bangsa akibat “keterpaksaan” dan kesadaran. (*)

Baca juga: FORUM KAMPUS DR. Andi Purwono : Solidaritas Kemanusiaan Palestina

FORUM KAMPUS : Profesi Akuntan dan Revolusi Industri 4.0

Baca juga: OPINI DR. Apt. Sri Haryanti, M.Si : Memaknai Lebaran Tanpa Mudik

Baca juga: OPINI DR. Nugroho Trisnu Brata : Mudik dan Mengambinghitamkan Tradisi

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved