Berita Tegal
Cerita RW di Tegal Sukses Terapkan Jogo Tonggo, Tekan Covid-19 hingga Punya Kolam Lele
Suparyo (62) tersenyum semringah saat menceritakan kekompakan warganya dalam menjalankan Jogo Tonggo di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m nur huda
Menurut Paryo, empat orang meninggal dunia karena Covid-19 berstatus lansia dengan penyakit penyerta (Komorbid).
Empat orang lainnya masyarakat di usia produktif, mereka terpapar Covid-19 dan kemudian dinyatakan sembuh.
"Itu kejadian pada 2020. Kemudian setelah adanya PPKM Mikro, kami sampai hari ini masih zona hijau," ujarnya.
Budidaya Lele untuk Masyarakat
Paryo mengatakan, sebelum dicetuskannya istilah Jogo Tonggo.
Lingkungan RW-nya sudah menerapkan prinsip-prinsip Jogo Tonggo yang menekankan kepedulian terhadap sesama masyarakat sejak awal pandemi Covid-19.
Ada lahan tidak terpakai milik warga yang dimanfaatkan untuk posko terpusat.
Kemudian di situ tersedialah kolam budidaya lele dan patin, serta kebun tanaman toga dan sayur-sayuran.
Paryo menjelaskan, kolam budidaya lelenya sudah dipanen tiga kali, tiap tiga bulan sekali.
Hasil panen tersebut kemudian dibagikan secara merata kepada masyarakat yang tidak mampu.
Panen pertama mendapatkan 200 kilogram ikan, panen kedua mendapatkan 120 kilogram ikan, dan panen ketiga mendapatkan 75 kilogram.
Masyarakat yang tidak punya lauk pun bisa datang dan meminta ikan secara gratis.
"Saat ini ikan lele masih ada sekira 700 ekor, untuk ikan patin ada 70 ekor. Sedangkan tanaman toga menjadi bahan membuat jamu gratis untuk masyarakat," jelasnya.
Paryo mengatakan, kekompakan masyarakat dilingkungannya dalam Jogo Tonggo juga diperlihatkan ketika ada pemberian bantuan sembako.
Data masyarakat tidak mampu yang disetorkan kepada pemerintah kota berjumlah 202 kartu keluarga.