Berita Internasional
Penampar Presiden Prancis Dihukum Ringan, Begini Pengakuannya dalam Sidang
Kamis (10/6/2021), pria yang menampar Presiden Prancis Emmanuel Macron, Damien Tarel, menjalani persidangan di Prancis.
TRIBUNJATENG.COM – Kamis (10/6/2021), pria yang menampar Presiden Prancis Emmanuel Macron, Damien Tarel, menjalani persidangan di Prancis.
Tarel dijatuhi vonis hukuman penjara 18 bulan.
Empat bulan dipenjara, sementara 14 bulan lainnya ditangguhkan.
Baca juga: Inilah Sosok Pengganti Shin Tae-yong Saat Timnas Indonesia Vs UEA Besok Malam
Baca juga: Selain Sembako Sekolah juga Bakal Kena Pajak, Alasannya Demi Keadilan, WHAAT!
Baca juga: Kisah Cinta Kakak Beradik hingga Hasilkan Bayi Hubungan Sedarah, Kini Mereka Jadi Tersangka
Baca juga: Ivermectin, Obat yang Dipercaya Mampu Kalahkan Covid-19 akan Dibagikan di Kudus
Hukuman ini jauh lebih ringan dari ancaman hukuman bagi pejabat publik.
Tarel didakwa menyerang pejabat publik, pelanggaran yang bisa membuatnya dihukum maksimum tiga tahun penjara dan denda 45.000 euro (sekitar Rp 770 juta).
Namun pengadilan hanya menjatuhkan penjara setengah dari hukuman maksimal, yaitu 18 bulan penjara. Tarel hanya dipenjara empat bulan, sementara 14 bulan lainnya ditangguhkan.
Jaksa penuntut menyebut tindakan menampar Macron di depan umum sebagai tindakan kekerasan yang disengaja dan tidak dapat diterima sama sekali.atas dakwaan menyerang pejabat public,
Dalam persidangan kemarin, terungkap Tarel memang merencanakan untuk menyerang Macron.
Ia mengatakan telah berpikir untuk melemparkan telur atau krim atau tart ke presiden beberapa hari sebelum kunjungan Macron ke wilayah tersebut.
“Saya pikir penampilan Macron yang rapi mewakili pembusukan negara kita,” katanya kepada pengadilan, menurut BFM TV.
Namun ia mengaku tidak merencanakan untuk menamparnya. “Jika saya menantang Macron untuk berduel di siang hari, saya ragu dia akan membalas,” katanya.
Damien Tarel (28), seorang penggemar sejarah abad pertengahan, telah ditahan sejak serangan pada hari Selasa lalu.
Tarel menyerang Macron ketika Presiden Prancis ini berjabat tangan dengan anggota masyarakat saat berjalan-jalan di wilayah Drome, Prancis.
Macron telah mengabaikan serangan itu, menyebutnya sebagai peristiwa yang jarang terjadi.
Ia telah berjanji untuk terus bertemu para pemilih meskipun ada kekhawatiran akan keamanan pribadinya.