Berita Purbalingga
Operasional Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga Bentuk Kolaborasi Stakeholder
Bandara Jenderal Besar Soedirman atau BJBS di Kabupaten Purbalingga menjadi contoh yang baik dari semangat kolaborasi lintas instansi.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m nur huda
Penulis: Permata Putra Sejati
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Bandara Jenderal Besar Soedirman atau BJBS di Kabupaten Purbalingga menjadi contoh yang baik dari semangat kolaborasi lintas instansi.
Terutama dalam menghadirkan bandara baru guna memperkuat konektivitas udara dan mendukung pertumbuhan perekonomian bagi masyarakat setempat.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin mengatakan seluruh stakeholder saling bersinergi untuk tujuan yang sama yakni mendukung perekonomian dan mobilitas masyarakat Jawa Tengah khususnya di bagian barat dan selatan.
Baca juga: Terminal Bandara Jenderal Soedirman Belum Jadi Namun Sudah Beroperasi, Jokowi Justru Beri Apresiasi
Baca juga: Akhirnya Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga Bisa Beroperasi, setelah 15 Tahun Diusulkan
Baca juga: Bandara Jenderal Soedirman Mulai Beroperasi, Ganjar: Bantu Kembangkan Kawasan Jateng Selatan
Baca juga: Bandara Jenderal Soedirman Purbalingga Mulai Diaktifkan, Bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila
"AP II selaku pengelola Bandara Jenderal Besar Soedirman mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang telah mendukung penuh operasional bandara untuk penerbangan komersial," ujar Muhammad Awaluddin kepada Tribunbanyumas.com, dalam rilis, Senin (14/6/2021).
Operasional Bandara Jenderal Besar Soedirman tidak lepas dari peran TNI AU yang berkontribusi lahan di wilayah Lanud Jenderal Besar Soedirman.
Kemudian Pemprov Jawa Tengah yang mendukung pengadaan lahan untuk runway, kemudian Pemkab Purbalingga yang mendukung pembangunan akses jalan darat, pengadaan tanah, rehabilitasi drainase & terminal sementara

Selanjutnya adalah AirNav Indonesia yang membangun tower navigasi, Pertamina yang siap menyediakan bahan bakar bagi pesawat, dan AP II yang membangun runway, taxiway, apron, dan operasional bandara.
Kolaborasi ini mampu mempercepat produktivitas Bandara Jenderal Besar Soedirman.
Sebagai bandara yang baru dibangun dan dalam tahap pengembangan, bandara ini sudah dapat cepat produktif dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, pelayanan, melalui pemenuhan berbagai regulasi (security, safety, service through compliance atau 3S+1C).
Tidak berhenti di sini, stakeholder kini semakin berkolaborasi guna meningkatkan utilisasi dan produktivitas bandara.
Saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau Bandara Jenderal Besar Soedirman pada Jumat, 11 Juni 2021, Muhammad Awaluddin menyampaikan rute yang sudah dibuka adalah Jakarta - Purbalingga - Surabaya dan Surabaya - Purbalingga - Jakarta oleh Citilink dengan masing-masing 4 pergerakan penerbangan pada Kamis dan Sabtu.
"Maskapai yang melakukan penerbangan adalah Citilink dengan penerbangan Jakarta - Purbalingga kemudian Purbalingga - Surabaya dan kembali di hari yang sama, sehingga ada 4 kali take off dan landing pada satu hari," katanya.
Muhammad Awaluddin menuturkan antusiasme masyarakat cukup tinggi di mana tingkat keterisian penumpang (load factor) untuk rute dari dan ke Jakarta saat baru dibuka mencapai 70 persen dan kini sudah meningkat ke 80 persen.
Sementara untuk rute dari dan ke Surabaya dari sekitar 25 persen saat baru dibuka, kini meningkat ke sekitar 40 persen.
Upaya meningkatkan utilisasi bandara tidak berhenti, dan berkat kolaborasi di antara stakeholder, pada akhir Juni 2021 akan ada penerbangan baru di Bandara Jenderal Besar Soedirman. (Tribunbanyumas/jti)