Penanganan Corona
Virus Corona Varian Delta Sudah Masuk Semarang? Ini Kata Kepala Dinkes Abdul Hakam
Menurut Hakam, banyaknya pasien yang bergejala tidak menutup kemungkinan karena adanya varian baru Covid-19
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Covid-19 di Kota Semarang tengah mengalami peningkatan. Peningkatan juga diimbangi dengan banyaknya pasien Covid-19 yang bergejala.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, dalam satu hingga dua pekan terakhir ini, cukup banyak pasien bergejala datang ke tempat isolasi rumah dinas wali kota.
Meskipun gejala yang dialami pasien tergolong gejala ringan, namun jumlahnya cukup banyak jika dibanding beberapa bulan lalu sebelum.
"Kemarin-kemarin banyak yang orang tanpa gejala (OTG), tapi sekarang justru banyak yang bergejala, walaupun ringan," papar Hakam, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Ayu Ting Ting Curiga Ada Dalang yang Tuduh Dirinya Plagiat Gaya Nagita Slavina
Baca juga: Cara AIP Hilangkan Jejak Kejahatannya Setelah Bunuh Istri Hamil, Korban Datangi Keluarga Lewat Mimpi
Menurut Hakam, banyaknya pasien yang bergejala tidak menutup kemungkinan karena adanya varian baru Covid-19.
Namun demikian, dia belum dapat menyimpulkan hal tersebut.
Pihaknya masih menunggu hasil proses whole genum sequencing (WGS) yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM).
WGS sendiri merupakan upaya untuk memetakan varian Covid-19.
"Masih ada mungkin (varian baru). Setiap hari virus berkembang luar biasa. Tapi, kami belum tahu, WGS kami belum jadi. Kami minta jadi prioritas. Mudah-mudahan ketahuan varian apa yang ada di Semarang," ujarnya.

Hakam melanjutkan, Dinkes Kota Semarang sendiri telah mengirim sekitar 10 hingga 20 sampel kepada UGM.
Sampel yang dikirimkan merupakan sampel yang memiliki indikasi munculnya varian baru Covid-19.
Pihaknya mengirim diantaranya sampel pasien yang memiliki CT rendah, sampel pasien dengan komorbid, dan sampel pasien yang sudah dilakukan vaksin namun masih terpapar.
Melihat cukup banyak sampel yang masuk ke UGM, dia memperkirakan hasil WGS sekitar dua hingga tiga bulan.
Pihaknya akan kembali berkomunikasi dengan pihak UGM untuk diupayakan secara cepat agar pemerintah dapat melakukan antisipasi.
Presiden Jokowi Cabut Syarat Tes PCR dan Antigen, Tapi Ada Syaratnya |
![]() |
---|
Respons Kemenkes saat Aplikasi PeduliLindungi Disebut Melanggar HAM Oleh Amerika Serikat |
![]() |
---|
Pegawai dan Warga Binaan Lapas Purwokerto Disuntik Vaksin,Ignatius Gunaidi: Semuanya Lancar |
![]() |
---|
Dua Bulan Lagi Lebaran, Dinkes Kota Semarang Percepat Vaksinasi Booster, Kejar 70 Persen Sasaran |
![]() |
---|
Tanpa Terkecuali, Semua ASN Pemkab Purbalingga Wajib Vaksinasi Booster, Deadline Akhir Maret 2022 |
![]() |
---|