Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bisnis UMKM

Ciptakan Peluang Bisnis saat Pandemi Covid-19 dengan Produk Kombucha, Bermanfaat untuk Detoks Tubuh

Berawal dari rasa penasaran pada tahun 2019, Amanda Rizqyana berhasil membuat bisnis minuman Kombucha di Semarang.

Penulis: Adelia Sari | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/LIKE ADELIA
Produk minuman Teh Kombuca dari Kedai Hokage di Gunungpati, Kota Semarang. 

Penulis: Like Adelia

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pandemi covid-19 yang telah berlangsung sejak Maret 2020 hingga sekarang membuat sebagian orang harus melakukan work from home (WFH) atau kerja dari rumah.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi interaksi sehingga mencegah penyebaran virus Covid-19.

Kesempatan WFH inipun dimanfaatkan sebagian pekerja untuk menekuni usaha baru atau sampingan.

Satu di antaranya adalah Amanda Risqyana (30) yang mampu menciptakan bisnis baru di tengah pandemi.

Berawal dari rasa penasarannya pada tahun 2019, karyawan swasta di salah satu perusahaan di Semarang ini berhasil membuat bisnis minuman Kombucha.

Kombucha sendiri merupakan minuman fermentasi teh dan gula yang memiliki banyak manfaat.

Baca juga: Ganjar Sebut Masih Ada Masalah Implementasi Pada 7.600 RT di Jateng yang Di-lockdown 

Baca juga: Kembali Tambah Sentra Vaksinasi, Hendi Sasar 6.000 Warga Setiap Hari

Baca juga: Ketua Umum KSP Intidana Budiman Dikaitkan Persoalan Pemalsuan Data, Begini Curhatannya

Seperti membersihkan fungsi saluran pencernaan, detoksifikasi, mengobati sembelit, menangkal sel kanker, penawar racun, menyetabilkan metabolisme tubuh, dan bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki gangguan kecemasan.

Ia memutuskan memilih kombucha karena bisnis ini masih jarang di Kota Semarang.

"Awalnya sudah penasaran sama apa itu kombucha dari postingan teman dan ketika suami di Lombok sekitar September 2019. Penasaran karena khasiatnya yang katanya bagus. Waktu itu belum ngulik soal kombucha," ucapnya kepada Tribunjateng.com, Senin (28/6/2021).

Pada April 2020, seorang teman memberikan tester kombucha kepadanya.

Dari situ, rasa penasarannya kepada kombucha semakin besar.

Berbekal internet di rumah, dirinya kemudian belajar cara pembuatan kombucha dari Youtube.

"Mulai deh ngulik soal kombucha modal internet, dari Youtube dan portal-portal.
Setelah itu coba eksperimen bikin kombucha dari beli bibit di olshop dan beli toples kaca sekitar Mei 2020," lanjutnya.

Dirinya lalu mencoba membuat sendiri kombucha di rumahnya dan memberikan sampel ke teman-temannya.

Ternyata sambutan teman-temannya sangat positif.

"Bulan Juni saya eksperimen membuat kombucha original dan juga dengan tambahan buah-buahan dari buah yang dipake untuk jus di warung saya. Setelah itu warung saya yang bernama Kedai Hokage mulai operasional Juli 2020. Saya mulai menjajalkan kombucha ke konsumen dan sambutannya positif,"

Dirinya pun mulai menjual produk kombucha di warung miliknya yang berlokasi di Kawasan Wirausaha Unnes, Sekaran.

Tak hanya menjual di kedai, ia juga memasarkan bibit kombucha melalui marketplace.

Berawal modal 2 toples bibit kombucha, kini ia sudah memiliki 50 bibit toples yang bisa memproduksi ratusan botol minuman.

Untuk omzet sendiri, ia bisa meraih rata-rata Rp 3 juta setiap bulannya.

"Omzet untuk keseluruhan transaksi, baik di daring maupun luring sejak 2021 per bulan rerata 3 juta "

Dalam pembuatan dan pengemasan produk, Amanda selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Apalagi untuk pengemasan produk yang ia jual secara online.

Baca juga: Piala Wali Kota Solo Ditunda, AHHA PS Pati Latihan ke Jakarta, Safin: Jaga Mental Tanding Pemain

Baca juga: Rozi Ngampel Kendal Dibekuk Polisi Bawa Sabu-sabu dari Napi Lapas Kedungpane Semarang

Baca juga: Marak Ditemukan Gelandangan Meninggal Dunia Terpapar Covid-19 di Semarang, Ini Kata Hakam

"Proses pembuatan dan pengemasan sudah melalui proses sterilisasi dan tentu menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah"

Meskipun begitu, ada beberapa kendala yang ia alami dalam berbinis ini.

Terlebih saat pemerintah menerapkan pembatasan waktu hingga mahasiswa yang masih banyak belajar secara daring.

Namun dirinya tidak patah semangat dan lebih memperbanyak penjualan lewat online.

"Tentu saja konsumen yang belum datang. Warung yang berada di area kampus menargetkan konsumen mahasiswa, tapi karena sekarang masih belajar daring dari rumah masing-masing, sehingga belum banyak konsumen yang menghampiri Kedai Hokage.
Belum lagi aturan dari pemerintah yang membuat usaha kuliner luring harus cepat beradaptasi misal ada imbauan pembatasan aktivitas dan pembatasan jam operasional maupun pembatasan pengunjung," lanjut perempuan dengan satu anak ini.

Dirinya berpesan kepada pekerja yang ingin melakukan bisnis saat pandemi untuk segera melakukan eksekusi jika sudah memiliki konsep.

"Bagi yang ingin berbisnis saat pandemi, tentu saja gagasan yang sudah dikonsep bisa segera dieksekusi agar tidak kalah cepat dari orang lain yang memiliki konsep sejenis."

Baca juga: Cerita Keberhasilan Swiss, Ceko dan Ukraina, 3 Tim Kuda Hitam Tumbangkan Raksasa Euro 2021

Baca juga: Aksi Unik, Polisi Bertopeng Superhero Semprot Disinfektan Keliling Petarukan Pemalang

Baca juga: Yuk Nikmati Nasi Goreng Idaman Hotel Santika Pekalongan, Menu Populer Pakai Topping Komplet

Namun menurutnya, berbisnis saat pandemi jangan dijadikan sebagai sumber pendapatan utama.

Pasalnya bisnis saat pandemi sangat tidak stabil dan menjamurnya para pedagang dadakan imbas dari PHK.

Meski demikian, keuntungan berbisnis saat pandemi ialah bisa membaca peluang dan kebutuhan masyarakat di masa mendatang dengan demikian begitu pandemi usai, sudah memiliki positioning di masyarakat.  (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved