Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Hendi akan Tutup Tempat Karantina Pasien di Semarang, Jika Kasus Covid-19 Sudah Turun

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi akan menutup tempat karantina jika kasus Covid-19 di ibu kota Jawa Tengah kian menurun.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
ISTIMEWA
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi (Hendi) memberikan opor kepada para pasien Covid-19 di tempat karantina Rumah Dinas Wali Kota, Kamis (13/5/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi akan menutup tempat karantina jika kasus Covid-19 di ibu kota Jawa Tengah kian menurun.

Dia akan melihat terlebih dahulu tren kasus dua pekan pasca Iduladha.

Kota Semarang memiliki tujuh isolasi terpusat. Saat ini, bed occupancy ratio (BOR) atau keterisian tempat isolasi memang sudah berkurang yakni 28 persen.

Begitu pula BOR di rumah sakit juga kian menurun yang mana saat ini berada pada angka 56,27 persen.

Namun, keterisian ICU isolasi masih cukup tinggi, yaitu 92 persen.

Baca juga: Kue Cucur Khas Tegal, Rasanya Manis Ada Gurihnya, Dijamin Bikin Ketagihan

Baca juga: Selama Pandemi, Apindo Kudus Yakini Belum Ada Anggotanya yang Merumahkan Karyawan

Baca juga: 6 Tahun Lalu Yusra Mardini Berenang 3 Jam di Lautan untuk Selamatkan Diri, Kini Jadi Atlet Olimpiade

Baca juga: Purbalingga Turun Status Menjadi PPKM Level 3, Dandim: Prokes Jangan Kendor

"Kita lihat dua minggu setelah Iduladha. Ini kan masih seminggu lagi. Kalau terus turun, kami akan tutup beberapa tempat karantina untuk pertimbangan efisiensi," papar Hendi, sapaan akrabnya, Selasa (27/7/2021).

Menurut Hendi, ada penurunan yang cukup signifikan selama diterapkan PPKM.

Kasus Covid-19 saat itu meningkat signitikan mulai 26 Mei.

Dari semula 300 kasus bergerak hingga puncak tertinggi 2.400 kasus pada 5 Juli.

Pada saat itu, rumah sakit penuh. Mobilitas ambulan juga sangat tinggi. Kebutuhan oksigen sangat besar.

"Dengan PPKM darurat diperpanjang lagi fan saat ini PPKM level 4 sangat membantu mengatasi percepayan penanganan Covid-19," ujarnya.

Di sisi lain, kata dia, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Semarang cukup tinggi, yakni 93,8 persen.

Namun, angka kematian masih berada pada 6,2 persen.

Angka tersebut harus terus ditekan lantaran masih tergolong tinggi jika mengacu pada kasus kematian secara nasional.

"Kami masih berupaya mengedukasu masyarakat supaya tidak sampai telat penanganan, supaya pasien bisa disembuhkan," tambahnya.

Hendi optimis kasus di Kota Semarang akan semakin menurun meski sudah mulai dilakukan pelonggaran.

Menurutnya, penanganan Covid-19 tidak boleh hanya kuat di bidang medis saja.

Baca juga: Not Angka Pianika Vierra Kesepian Beserta Liriknya

Baca juga: Update Virus Corona Kota Semarang Selasa 27 Juli 2021, Banyumanik Tertinggi Disusul Ngaliyan

Baca juga: Chord Kunci Gitar Bait Pertama Sheila On 7 Dari Kunci G

Baca juga: Chord Kunci Gitar Arah Sheila On 7

Aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi harus tetap berjalan.

"Kalau ekonomi tidak biss berjalan, bisa-biss meninggal bukan karena Covid-19 tapi karena tidak bisa makan. Saya rasa masyarakat sudah belajar dari pengalaman. Kami mengingatkan masyarakat untuk dua hal yakni vaksinasi dan protokol kesehatan," paparnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved