Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fokus

Fokus : Segerakan Vaksin

Indonesia menerima lagi vaksin Covid-19 dari COVAX Facility. Minggu (1/8/), Indonesia menerima vaksin Moderna sebanyak 3,5 juta dosis.

Penulis: rika irawati | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/grafis/bram
RIKA IRAWATI wartawan Tribun Jateng 

Oleh Rika Irawati
Wartawan Tribun Jateng

Indonesia menerima lagi vaksin Covid-19 dari COVAX Facility. Minggu (1/8/), Indonesia menerima vaksin Moderna sebanyak 3,5 juta dosis. Tambahan vaksin ini membuat Indonesia, secara keseluruhan, menerima 178.357.880 dosis vaksin sejak program vaksinasi digencarkan untuk mencegah penularan Covid-19.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, tak hanya vaksin Moderna dari Amerika Serikat. Agustus ini, pasokan vaksin akan bertambah. Senin (2/8/), Indonesia bakal menerima 620.000 dosis vaksin AstraZeneca dari pemerintah Inggris.

Tentu saja, kabar ini menjadi angin segar bagi program percepatan vaksinasi Covid-19 yang digencarkan pemerintah. Juga, kabar baik bagi warga yang telah mendapat vaksinasi dosis pertama namun tertunda divaksin dosis kedua gara-gara stok vaksin kosong.

Vaksinasi menjadi harapan di tengah ledakan kasus Covid-19 yang belum reda. Lewat vaksinasi diharapkan kekebalan kelompok terhadap serangan virus ini, terbentuk.

Setelah mayoritas warga mendapat vaksin Covid-19, mereka diharapkan lebih kebal terhadap infeksi SARS-CoV-2 sehingga tak menularkan kepada warga yang belum atau tidak bisa divaksin. Dengan begitu, penyebaran penyakit tetap dapat dikendalikan.

Sebenarnya, sejak pertama program vaksinasi Covid-19 digulirkan, banyak yang telah menanti-nantikannya. Namun, saat itu, pemerintah memprioritaskan tenaga kesehatan (nakes) sebagai penerima. Tentu saja, ini bisa diterima lantaran para nakes menjadi ujung tombak dalam penanganan kasus Covid-19.

Masyarakat yang menunggu vaksinasi Covid-19 kembali harus bersabar setelah gelombang kedua vaksinasi diperuntukkan bagi pelayan publik. Kemudian, vaksinasi diperluas bagi warga lanjut usia (lansia).
Sayang, setelah itu, program vaksinasi menjadi tidak fokus pada sasaran. Saat orangtua mendesak segera dilakukan pembelajaran tatap muka, vaksinasi kemudian menyasar guru. Namun, persoalan muncul saat ada kekhawatiran virus menginfeksi siswa karena hanya guru yang terlindung lewat vaksinasi.

Rencana percepatan vaksinasi dibantu swasta pun mandeg. Perusahaan-perusahaan yang awalnya mendukung dan bersedia melakukan vaksinasi lewat program Gotong-royong, mulai mundur. Banyak yang tak siap dengan dana besar yang harus dikeluarkan untuk membeli vaksin. Apalagi, selama pandemi, usaha mereka mengalami imbas.

Epidemiolog pun menyarankan, vaksinasi mulai menyasar umum. Namun, hal ini tak bisa segera diluluskan karena stok vaksin yang tak berlimpah. Sementara, vaksin bagi lansia tak segera terserap karena banyak lansia termakan hoaks yang membuat mereka enggan divaksin.

Belum lagi, masalah distribusi vaksin dari pemerintah ke daerah-daerah lewat provinsi yang tak begitu lancar. Masalah terkait vaksinasi ini pun tambah pelik.

Kini, stok vaksin di Indonesia mulai memadai. Masalah vaksinasi untuk umum juga telah diambil alih TNI-Polri. Saatnya pemerintah menyusun ulang strategi dan pemetaan wilayah agar vaksinasi menjangkau hingga pelosok. Juga, membuat aturan baru agar pelaksanaan vaksinasi tak menimbulkan persoalan hukum.

Di tengah kondisi masyarakat yang mulai lelah menghadapi Covid-19 dan upaya pencegahannya, serta kondisi ekonomi yang mandeg akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berjilid-jilid, pemerintah harus mengambil kebijakan tepat.

Dalam kondisi sekarang, meski tingkat kepercayaan kepada pemerintah tak penuh, masyarakat akan tetap nurut jika penanganan Covid-19 lebih jelas dan menunjukkan hasil. Jangan hanya menuntut penerapan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan menggunakan sabun, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan).

Pemerintah harus lebih menunjukkan keseriusannya menangani wabah ini. Termasuk, memiliki persiapan menghadapi kemungkinan terburuk dari lonjakan kasus. Seperti yang selalu diminta pemerintah, wabah ini hanya bisa diatasi bersama-sama, mari melakukan sesuai bagian. Warga menerapkan 5M tanpa kegaduhan sehingga pemerintah dapat menangani wabah dari hulu hingga hilir. (*)

Baca juga: Fokus : Anak-anak Harapan

Baca juga: FOKUS : Harus Konsekuen

Baca juga: FOKUS : Api Harapan di Tokyo

Baca juga: FOKUS : Bikin Bangga Indonesia

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved