Berita Afghanistan
Deretan Senjata dan Kekuatan Taliban Mengerikan Bikin AS Keteteran dan Militer Afghanistan Tumbang
Teka-teki kenapa Amerika Serikat tiba-tiba memutuskan keluar dari Afghanistan? Ternyata tak heran bila Amerika keteteran dan militer Afghanistan
Kedua kota besar itu memiliki bandara besar dan instalasi militer di pinggiran yang telah dihancurkan oleh Taliban.
Rekaman yang beredar online menunjukkan pejuang Taliban memeriksa dua helikopter tempur di hanggar dan bangunan yang berdekatan yang penuh dengan suku cadang.
Video lain menunjukkan dua Blackhawks, serta dua helikopter angkut Mi-17 di tangan militan di bandara Kandahar.
Rekaman yang belum diverifikasi muncul pada 14 Agustus, difilmkan di bandara Kandahar, menunjukkan Mi-17 dan UH-60 yang ditangkap oleh Taliban bersiap untuk lepas landas.
Dalam satu video, Taliban memamerkan helikopter militer buatan Rusia sebagai rampasan mereka.
Video tersebut tampaknya telah difilmkan di hanggar di Pangkalan Udara Kandahar di Afghanistan selatan.
Seorang pria bersenjata Taliban terdengar mengatakan bahwa setidaknya ada lima helikopter dan beberapa jet di dalam pangkalan.
Pesawat buatan AS masing-masing diperkirakan bernilai beberapa juta dolar.
Sebuah video yang menunjukkan tentara Afghanistan menyerah di kota Kunduz juga menunjukkan pejuang Taliban mengambil alih kendaraan tentara yang sarat dengan senjata berat.
Menurut Telegraph, AS telah menghabiskan $88 miliar untuk melatih dan memperlengkapi tentara dan polisi Afghanistan, terhitung hampir dua pertiga dari dukungan sejak 2002.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov mengatakan kepada kantor berita RIA-Novosti bahwa saat ini tidak ada rencana untuk mengevakuasi staf di kedutaan negara itu di Kabul.
Rusia berkoordinasi dengan negara lain untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB tentang Afghanistan.
Kabulov mengatakan Taliban telah memberikan keamanan untuk kedutaan Rusia.
Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov berencana bertemu dengan perwakilan Taliban untuk membahas keamanan misi diplomatik Rusia, menurut atase pers kedutaan Nikita Ishchenko.
Meskipun Rusia menganggap Taliban sebagai organisasi teroris, Rusia telah secara terbuka menangani kelompok tersebut dan menerima delegasi Taliban pada tahun 2018. (*)
Baca juga: Wali Kota Perempuan di Afghanistan Khawatir Akan Dibunuh Taliban: Mereka Akan Datang
Baca juga: Alasan Indonesia Tidak akan Tutup KBRI di Kabul Meski Taliban Sudah Berkuasa di Afghanistan
Baca juga: Rusia Akui Taliban sebagai Penguasa Sah Afghanistan, Sebut Kabul Lebih Aman di Bawah Kendali Taliban
Baca juga: Taliban Janjikan Afghanistan Damai, Tak Ada Balas Dendam dan Perampasan Hak Perempuan