Liputan Khusus
Pengakuan Penghuni Kos Mesum di Semarang : Gak Ada Durasi, Rp 600 Ribu Wajib Kondom
Maraknya oknum pengelola kos dijadikan tempat mesum dan kumpul kebo membuat banyak kalangan geram, termasuk pejabat di Semarang.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Maraknya oknum pengelola kos menjadikan tempat kosnya untuk mesum dan kumpul kebo membuat banyak kalangan geram, termasuk pejabat di Semarang.
Wakil Wali Kota Semarang pun memerintahkan Ketua RT dan RW mendata semua warganya yang memiliki kos untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab disapa Mbak Ita memerintahkan kepada setiap Ketua RT dan RW di Kota Semarang untuk mendata ulang kos yang berada di wilayahnya.
Hal ini menyusul deretan kejadian kasus kekerasan terhadap perempuan yang berujung pembunuhan di tiga kamar kos bebas di Kota Semarang.
Baru-baru ini, Satpol PP Kota Semarang juga telah menyegel rumah kos mewah yang digunakan sebagai ladang praktik prostitusi pasangan muda-mudi.
"Kami minta ketua RT dan RW harus bisa mendata kos-kosan di wilayahnya. Tak hanya itu, perlu juga dilakukan sosialisasi dan penyuluhan di wilayah masing-masing terutama di kos putri," ujarnya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (21/8/2021).
Alasannya, lanjut dia, kos putri perlu dilakukan pengawasan lantaran seringkali pihak laki-laki yang sering mendatangi kos tersebut.
Diperlukan juga pengawasan lebih di kawasan kos tersebut oleh pemangku wilayah setempat.
"Perempuan juga harus mampu menjaga diri sendiri dan keamannya agar terhindar dari masalah-masalah seperti itu," tuturnya.
Ia mengatakan, pemasukan pajak kos sebenarnya tak terlalu besar.
Namun ia tak merinci jumlah besaran pajak kos tersebut.
"Iya ga terlalu besar dibandingkan sektor lain," terangnya.
Data dihimpun Tribunjateng.com, di tahun 2021, ada tiga kasus kekerasan terhadap perempuan di kamar kos bebas yang berujung kematian.
Pertama Alip Surani alias Ratna (31) dibunuh pelanggannya saat bekerja di kamar kos Jalan Pusponjolo Selatan Nomor 124, Bojongsalaman, Semarang Barat, Jumat (7/5/2021).
Polisi menangkap dua pelaku pembunuhan masing-masing bernama Daffa Dhiyaulhaq Kurniawan (23) dan Ibnu Setiawan (19) lima hari selepas kejadian pembunuhan.
Kedua, Raras Kurnia Dewi (29) warga Kebumen dibunuh anak di bawah umur berinisial GD (17) warga Tuksari,Kledung, Temanggung, di kos mewah Jalan Jogja, Kota Semarang.
Modus tersangka kejam menghabisi nyawa korban dengan cara membekap dan mencekik, Senin (5/7/2021).
Ketiga, Silvi Ayu Nugraha (22) warga Blora ditemukan meninggal dunia di kamar kos nomor 2 lantai dua Jalan Condrokusumo RT 8 RW 5 Gisikdrono, Semarang Barat.
Korban dibunuh pasangannya Agung Dwi Saputro (18) warga Gebang, Banjarsari, Surakarta, Jumat (20/8/2021).
Prostitusi Online
Dari Penelusuran Tribun Jateng terhadap oknum penghuni kos yang beberapa tempat digunakan wanita panggilan atau PSK yang menjajakan dirinya melalui aplikasi MiChat terungkap mengenai cara transaksi, tarif, lokasi pertemuan dan durasinya.
Mayoritas wanita panggilan mencari pria hidung belang melalui online, baik di media sosial maupun MiChat.
Seorang wanita inisial VN menawarkan dirinya Rp 600 ribu sekali kencan.
"Main santai aja. Gak ada durasi. Rp 600 ribu wajib kondom," tulis wanita itu mempromosikan dirinya.
Dia bilang harga itu sudah termasuk kamar kos di daerah Tembalang.
Sekali ditanya melalui aplikasi tersebut, VN terus menceritakan kecantikan dirinya dan lain-lain untuk memikat pria hidung belang.
Beda lagi dengan perempuan sebut saja Tian (bukan nama sebenarnya).
Ketika ditanya perihal lokasi dan harga kencan, justru menjabarkan persyaratan.
Menurut keterangan yang ditulisnya, Tian mematok tarif Rp 300 ribu cash ketika sudah di kamar. Itu sudah termasuk kamar kos.
Tian ingin to the poin.
Dia hanya menjawab sekali dan langsung blokir chat bila dianggapnya hanya tanya-tanya.
Tian termasuk wanita yang sering bawa pria masuk kamar, dan transaksi di dalam kamar kosnya tersebut.
Tarifnya tak mahal maka cukup laris promo tubuhnya melalui aplikasi MiChat.
Sebelumnya diberitakan kos mewah dengan tarif di atas Rp 1,5 juta per bulan di Kota Semarang lengkap dengan fasilitas dan kenyamanan bagi penghuni atau penyewa.
Lokasi strategis, mudah diakses dan jalan lebar menjadi pertimbangan orang untuk menyewanya. Fasilitas dan kenyamanan (kebebasan) ini sering disalahgunakan oleh wanita panggilan untuk mencari pelanggan.
Beberapa hari terakhir ini terungkap sejumlah kejahatan terjadi di "kos mewah" antara lain pembunuhan, pencurian disertai kekerasan, dan sebagainya.
Mayoritas koban adalah wanita. Dan pelaku merupakan pelanggan atau pengguna jasanya dan atau pasangannya.
Ada kecenderungan wanita panggilan (pekerja seks komersial) menyewa kamar kos mewah untuk menjajakan dirinya. Melayani pelanggan atau pria hidung belang di kamar kos tersebut.
Tribunjateng.com melakukan penelusuran dengan menemui pria pengguna jasa, pengelola kos, maupun wanita penghuni kos mewah. Seorang pria sebut saja Ucup (nama samaran), mengaku tak heran adanya prostitusi di kos mewah. Pasalnya, banyak indekos eksklusif disalahgunakan jadi tempat mesum maupun prostitusi online.
Ucup mengaku sudah beberapa kali menggunakan jasa wanita PSK yang tinggal di kos. Ada beberapa wanita yang menawarkan jasa seks di kos. Namun ada pula yang memilih untuk menjajakan dirinya di hotel terdekat.
"Setahu saya kalau pilih hubungan di kos itu karena alasa murah. Tarifnya tidak sampai jutaan. Paling hanya ratusan ribu. Sebab dia tidak perlu sewa kamar harian. Beda kalau di hotel," kata Ucup. Untuk mencari dan memilih wanita panggilan, Ucup menggunakan aplikasi MiChat di ponselnya.
Para wanita itu biasanya pakai status 'open, ready, bo, bumil, BU, cari yang serius, toge, panggilan, tunai, atau stay include'. "Kalau sudah ketemu, cukup dichat tanya harga dan lokasi. Bahkan tawar menawar belum deal, si perempuan itu sudah memberikan lokasi tempatnya ngekos dimana," terangnya.
Ucup mengaku sudah menggunakan tiga kos eksklusif di Kota Semarang untuk tujuan tersebut. "Kos eksklusif itu kan bebas. Beda jenis boleh masuk. Tidak ada larangan jam kunjungan," kata Ucup.(Tribun Jateng Cetak)
Baca juga: Dosen Unnes : Masyarakat Abai Tindakan Kumpul Kebo dan Prostitusi Bikin Para Pelaku Makin Berani
Baca juga: PENELUSURAN : Makin Marak Kos Mewah di Semarang Jadi Tempat Mesum, Tian Sering Bawa Pria Masuk Kamar
Baca juga: Detik-detik Warga Gerebek Pasangan Mesum di Kos Mewah Semarang, Ngaku Lajang Ternyata Pria Beristri
Baca juga: Kos Mewah di Kota Semarang Digerebek Warga Jadi Tempat Mesum Muda-mudi, Sewa Rp 70 Ribu per 2 Jam