Berita Semarang
Kejar Status PPKM Level 1, Wali Kota Semarang Hendi Giatkan Tracing dan Testing di Semarang
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun menargetkan wilayah yang dipimpinnya dapat segera berstatus PPKM Level 1.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Usai menjadi ibu kota provinsi pertama di Jawa-Bali yang berstatus PPKM Level 2, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun menargetkan wilayah yang dipimpinnya dapat segera berstatus PPKM Level 1.
Untuk itu, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini pun menegaskan akan meningkatkan 3T, terkhusus 'tracing' dan 'testing' di ibu kota Jawa Tengah.
“Kami fokus pada upaya meningkatkan tracing kontak erat di atas 14 per kasus, di mana saat ini masih pada capaian 3 kontak per kasus. Selain itu upaya menurunkan positivity rate dan angka kematian akan terus digenjot dengan melibatkan berbagai pihak, mulai tenaga kesehatan, TNI, Polri serta kawan-kawan di tingkat kelurahan dan kecamatan,” terang Wali Kota Semarang tersebut.
Baca juga: Dari Honda CL hingga Seri CT, Taksiran Koleksi Kendaraan Lawas Ainur Capai Rp 400 Juta
Baca juga: Solo Masuk PPKM Level 3, Mulai Besok Sudah Ada Sekolah Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka
Baca juga: Bunga Salatiga Menanggung Utang Rp 2,3 Miliar Tertipu Lelang Arisan Maryuni Kempling
Adapun untuk tracing pasien positif ditekankan Hendi juga akan diperinci hingga seluruh kontak erat baik di lingkungan rumah, aktifitas (warung, kantor, sekolah serta tetangga kanan kiri).
Sementara upaya penurunan positivity rate dan angka kematian akan dilakukan dengan testing entry serta exit test pada seluruh kontak erat.
Tak hanya itu, tenaga kesehatan di Kota Semarang ditegaskannya akan lebih mendorong pasien isoman untuk masuk isolasi terpusat.
Selain itu peningkatkan kecepatan respon kegawatan pada isoman akan dilakukan dengan pemantauan harian.
"Rata-rata kasus harian bulan Juli tercatat sejumlah 49 kasus/ hari, di mana dari kasus tersebut sejumlah 63% dilakukan tracing dalam waktu 1x24 jam,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hendi mengungkapkan untuk saat ini sendiri Dinas Kesehatan Kota Semarang tengah berfokus melakukan tracing pada 5 kecamatan dengan angka kasus terbanyak, seperti Tembalang, Banyumanik, Pedurungan, Semarang Barat, dan Ngaliyan.
Di sisi lain Hendi menuturkan jika tantangan terbesar dalam meningkatkan tracing dan testing adalah terletak pada masih adanya stigma negatif di masyarakat pada penderita covid-19.
Hal itu menurutnya membuat kurang terbukanya pasien terkonfirmasi Covid-19 dalam proses tracing dan testing.
Untuk itu, dirinya meminta masyarakat untuk lebih terbuka, jujur kepada tenaga kesehatan untuk memudahkan siapa saja yang kontak erat dan perlu untuk dites.
Baca juga: Heboh Video Gisel 11 Detik, Pakai Baju Serba Hijau Dilihat Hingga 4,2 Juta Lebih
Baca juga: Hanya Butuh Tiga Hari, Mudahnya Mendapat Izin Produksi Rokok Legal di Bea Cukai Kudus
Baca juga: Jangan Lewatkan Grand Final PPL Duta Wisata Karanganyar, Bisa Disaksikan Lewat Siaran Langsung
Secara umum Hendi pun berharap masyarakat bisa semakin mendukung Pemerintah Kota Semarang untuk meneruskan tren baik penanganan covid-19 di wilayah ibu kota Jawa Tengah.
“Kata kuncinya adalah pandemi ini belum selesai, karenanya ke depan kita masih harus melakukan hal-hal perbaikan untuk mengatasi persoalan Covid, baik pada sisi kesehatan maupun pada bidang sosial ekonomi,” pungkas Hendi. (*)