Berita Kudus
Bangkitkan UMKM Batik Kudus saat Pandemi, HM Hartopo Minta ASN Biasakan Batik Lokal Jadi Suvenir
Bupati Kudus HM Hartopo telah menggalakkan bagi setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Kudus agar memakai batik Kudus saat hari Rabu.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG,COM, KUDUS - Bupati Kudus HM Hartopo telah menggalakkan bagi setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Kudus agar memakai batik Kudus saat hari Rabu.
Selain itu, dia juga meminta kepada ASN yang berkunjung ke daerah lain agar membawa batik Kudus sebagai buah tangan.
"Kami telah menginstruksikan agar batik Kudus dipakai para ASN setiap hari Rabu. Kami juga meminta agar para ASN bisa nyangking batik Kudus berkunjung ke daerah lain. Itung-itung bisa sekalian promosi," kata Hartopo saat mengunjungi UMKM Batik Djanoer di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, Kudus, Jumat (3/9/2021).
Bagi ASN yang membawa batik Kudus saat ke daerah lain, kata Hartopo, disarankan juga menyertakan alamat atau nomor telepon perajin batik Kudus sebagai langkah promosi.
Baca juga: Pedagang Grosir di Johar Semarang Tak Bisa Balik ke Tempat Asal, Mereka Dipindah ke Pasar Rejomulyo
Baca juga: Bolehkah Menunggu Pasien di RSUP Dr Kariadi Semarang?
Baca juga: Polres Semarang Ringkus Pelaku Perbuatan Asusila terhadap Marketing Bank di Bandungan
Baca juga: Sepasang Muncikari Semarang Tawarkan Anak-anak di Bawah Umur, Terbongkar Setelah Ortu Cari Anaknya
Dia juga meminta kepada pelaku usaha batik Kudus aktif mengikuti pameran yang berlangsung setiap tahun.
Sementara itu, Batik Djanoer merupakan UMKM yang terbilang masih baru.
Sempat terkena dampak Covid-19, Batik Djanoer akhirnya mulai meningkatkan produksi saat Kudus masuk PPKM Level 2.
Hartopo memuji semangat pemilik UMKM, Sih Karyadi, yang tetap memproduksi batik Kudus.
Pihaknya pun siap mendukung agar UMKM lebih maju.
"Semangat dari Pak Sih Karyadi ini luar biasa karena telah berjuang dari nol untuk mengembangkan batik Kudus. Berawal dari kecintaannya terhadap batik Kudus, sampai sekarang produksi sendiri," ujarnya.
Dengan menjamurnya UMKM batik Kudus yang masih tergolong rintisan, Hartopo mengajak perusahaan tekstil bisa memberikan keringanan misalnya kain yang bisa dibeli secara eceran.
Sehingga tidak memberatkan para pengusaha kecil untuk memproduksi batik Kudus.
Selain itu, melalui Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah, Hartopo memerintahkan agar mengupayakan mesin printer yang bisa digunakan oleh para pengrajin Batik Kudus.
Selama ini para pengrajin batik harus ke luar kota untuk mencetak batik.
Hal tersebut membutuhkan tenaga dan ongkos yang tak sedikit.