Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN Walisongo Semarang

Konferensi Internasional Fisip UIN Walisongo Semarang, Para Ahli Bedah Perubahan Sosial saat Pandemi

UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan konferensi internasional yang bertajuk The 1st International Conference on Democracy and Social Transformation

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Narasumber ahli Peter Suwarno dari Arizona State University USA memaparkan kajian pada konferensi internasional yang diadakan Fisip UIN Walisongo Semarang. 

Kegiatan ini menghadirkan beberapa pembicara kunci dari Amerika Serikat, Belanda, Bangladesh, Malaysia, Australia.

Pada sesi pertama, narasumber ahli yang menyampaikan pemaparan yakni Peter Suwarno (Arizona State University USA), Prof Souad T Ali (Arizona State University USA), Freek Colombijn (Vreij University Belanda), Prof Jude William R Genilo (University of Liberal Arts Bangladesh), dan Misbah Zulfa Elisabeth (UIN Walisongo Semarang).

Sementara, sesi kedua disampaikan narasumber Prof Edward Aspinal (ANU Australia), Azmi Tayeb (USM Malaysia), Chusnul Mar'iyah (Universitas Indonesia), Prof Andy Fefta Wijaya (Fordekiis Indonesia), dan Muhyar Fanani dari UIN Walisongo Semarang.

Narasumber ahli tersebut menyoroti perubahan sosial terkait kemanusiaan dan agama, identitas politik dan etnosentrisme dalam pandangan politik kontemporer, isu perdamaian dan keamanan serta dampak terhadap kemanusiaan, isu lingkungan sebagai tantangan baru, isu gender dan seksualitas, dan demokrasi serta militerisme.

Dekan Fisip UIN Walisongo yang juga narasumber ahli dalam konferensi, Misbah Zulfa Elisabeth mengkaji dari berbagai aspek. Ia mengatakan ada perubahan paradoks pandangan positif dan negatif terkait pandemi dalam aspek sosial, hanya saja konstelasi mana yang kuat, sisi positif atau negatif.

"Saya terharu ada seorang ibu muda yang punya bayi, rela memberikan donor (plasma konvalesen) kepada anak muda. Dia harus ke rumah sakit dan karantina sebelum berinteraksi dengan buah hatinya kembali. Setelah saya tanya, dia menjawab anak muda merupakan harapan bangsa. Saya tanya alasannya, katanya pertimbangan kemansuaiaan," ucapnya.

Dari kejadian tersebut, ada perubahan sosial dari dampak pandemi ke arah positif.

Dosen antropologi yang ahli masalah gender ini juga menyoroti terkait sikap para legislator perempuan. Apakah cara berpikir dan tindakan mereka sudah peka terhadap situasi kritis atau belum.

"Legislator perempuan seharusnya membuat kebijakan yang sensitif covid. Mereka harus memproduksi kebijakan yang luar biasa, tidak biasa saja," ucapnya.

Baca juga: Profil Larasati Nugroho Pemeran Jessica Istri Muda Ayah Aldebaran Ikatan Cinta

Baca juga: Berdiri Tahun 1985, Toko Kelontong Ibu Ernest Prakasa Akhirnya Tutup Kalah Saing

Baca juga: Warga Desa Jurang Kudus Usir Pasangan Kumpul Kebo, Awalnya Sudah Diperingatkan

Ia menambahkan, ide dari berbagai ahli terkait berbagai fenomena dan perkembangan kajian kemudian didesiminasikan dalam konferensi internasional tersebut sangat penting.

Pasalnya, desiminasi tersebut sangat penting karena kajian atau penelitian peserta bisa dibahas bersama-sama dan diterbitkan dalam prosiding yang berindeks.

Dalam dunia akademik upaya kegiatan untuk mengajak partisipan dari berbagai perguruan tinggi, kemudian menulis dan mendiseminasikan dan mempublikasikan merupakan upaya yang sangat bermanfaat. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved