Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

WAWANCARA

WAWANCARA : Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng Widwiono Optimistis Peserta KB Aktif Meningkat

Ada beberapa tugas yang diemban Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tak terkecuali BKKBN Perwakilan Jawa Tengah.

Penulis: m zaenal arifin | Editor: Catur waskito Edy
m zaenal arifin
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jateng Widwiono 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Ada beberapa tugas yang diemban Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tak terkecuali BKKBN Perwakilan Jawa Tengah.

Apa saja tugas yang diemban dan bagaimana capaian maupun realisasi di Jawa Tengah. Tribunjateng.com melakukan wawancara eksklusif dengan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Drg. Widwiono, MKes mengenai perkembangan terkini, capaian dan realisasi di masa pandemi ini, Selasa (14/9/2021).

Dipandu host Iswidodo News Manager Tribun Jateng, Kepala BKKBN Jateng Widwiono memaparkan panjang lebar tugas-tugas dan capaian hingga September tahun 2021 ini.

Video Wawancara Eksklusif ini tayang di media sosial Tribun Jateng, dan kali ini disajikan kepada pembaca koran cetak, yang ditranskrip oleh wartawan M Zainal Arifin. Berikut petikan wawancaranya.

Apa saja tugas utama BKKBN Jateng?

Baik terima kasih. Sejak 26 Februari 2021, saya menjabat Kepala Perwakilan BKKBN Propinsi Jawa Tengah. Pada 2021 ini, saya ditugaskan kepala BKKBN, ada tiga hal. Pertama, pendataan keluarga (PK) 2021. Kedua, meningkatkan program bangga kencana yaitu pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana.

Ketiga, percepatan penurunan Stunting. Namun di tengah kami bertugas, ada tugas baru dari kepala BKKBN yaitu melaksanakan vaksinasi untuk mempercepat pelayanan vaksinasi kepada masyarakat dalam rangka penanganan pandemi Covid-19.

Bagaimana perkembangan pendataan keluarga (PK) 2021?

Pendataan keluarga (PK) 2021, sudah terlaksana dan Jateng sudah 100 persen dari 11,4 juta keluarga di Jateng. Pada waktunya, semua yang dibebankan ke kami sudah diselesaikan. Ini berkat kerjasama semua stakeholder bupati/walikota dan juga gubernur yang membantu pelaksanaan PK 2021. Kami dibantu subkader di desa, RT/RW dan masyarakat objek pendataan keluarga.

Ini pendataan keluarga Mei kemarin?

Iya PK 2021 dilaksanakan April-Mei 2021. Beberapa propinsi pelaksanaan diperpanjang sampai 21 Juni. Sekarang data sudah masuk BKKBN pusat dan dianalisis. Hasil analisis itu nantinya bisa digunakan untuk menentukan arah kebijakan pemerintah kabupaten/kota.

Bagaimana pelayanan KB saat pandemi ini?

Iya memang 2020 saat pandemi ini berdampak pada penurunan pelayanan KB. Dilihat adanya penurunan peserta aktif. Pada 2019, ada KB peserta aktif 4,88 juta. Saat pandemi 2020, turun jadi 4,73 juta peserta aktif. Dan tahun 2021 naik lagi. Karena sampai semester I 2021, sudah 4,71 juta peserta aktif. Kita masih bisa mengejar peserta KB aktif minimal sama dengan 2019.

Apa strategi tingkatkan peserta KB aktif?

Pada 2021 ini, kami dibantu beberapa pihak. Kader PKK, Polri, dan TNI. Pada Hari Bhayangkara 1 Juli kemarin, kami melaksanakan pelayanan KB dengan judul Bulan Bhakti KB Bhayangkara. Pelaksanaannya 1 bulan full, Itu capaiannya tinggi. Kami juga dibantu TNI. Pada September ini, dalam rangka HUT ke-76 TNI, kami dibantu panglima Kodam untuk mencapai target yang ditentukan. Ini sudah mulai kerja. Di kecamatan, Koramil sudah mulai melakukan pelayanan KB.

Bagaimana pelayanan KB saat pemberlakuan PPKM?

Beberapa waktu lalu, Juli-Agustus, kondisi pandemi Covid-19 level 4, pelayanan KB tidak berhenti. Kami melakukan jemput bola dengan mengantar alat kontrasepsi pil atau kondom kepada sasaran. Memang secara keseluruhan ada penurunan tapi kami masih ada waktu Agustus-Desember bisa menaikkan capaian.

Bisa dijelaskan detail peserta KB baru?

Indikator peserta KB baru yaitu beru menjadi peserta KB dan baru melahirkan kemudian ikut KB. Pada 2019 mencapai 660.000 orang. Pada 2020 saat ada pandemi turun 610.000 orang peserta KB baru. Sampai semester I 2021, telah mencapai 570.000 orang. Saya optimis karena masih ada waktu, setidaknya sama dengan 2019, kalau bisa melebihi.

Bagaimana kasus stunting di Jawa Tengah?

Tentang stunting, menurut SUSENAS pada 2019, Jateng di posisi 27,67% dari seluruh populasi Balita di Jateng. Angkanya sama dengan nasional 27,68%, selisih 0,01 dibanding nasional. Untuk kegiatan ini sudah ada Perpresnya yaitu Perpres 72 tahun 2021. Sudah ada anggaran tinggal operasionalnya saja.

Targetnya berapa Pak?

Kami punya target sebelum 2024, apa yang diharapkan presiden yaitu 14 persen, bisa tercapai. Target kami Jateng bisa 14% nanti di tahun 2023.

Teknisnya bagaimana?

Setiap desa/kelurahan harus ada tim pendamping terdiri 3 orang yaitu unsur PLKB, bidan dan kader PKK atau kader KB dari masyarakat. Pencatatan pelaporannya sudah dibuat secara nasional sehingga evaluasinya nasional. Si A dan si B diberi apa, kemudian evaluasinya bagaimana, perkembangan 6 bulanan bagaimana.

Apa upaya membantu percepatan vaksinasi?

Untuk mempercepat vaksinasi di Jateng, kami sudah mendapatkan vaksin dari Kemenkes. Perjalanannya itu memang SOP nya harus ke Dinas Kesehatan Provinsi. Sudah ada alokasi vaksin yang akan dilakukan BKKBN. Kami sudah melatih bidan yang ada di Jawa Tengah, itu salah satu kekuatan untuk melaksanakan vaksinasi. (nal)

Baca juga: KesaksianTukang Surabi soal Aktivitas Pagi Yosef, Detik-detik Jelang Pembunuhan di Subang Geger

Baca juga: Kala Nadine Chandrawinata Sensitif Wewangian

Baca juga: Tanggapan Jokowi Soal 56 Pegawai KPK Tak Lulus TWK Dipecat per 30 September

Baca juga: Kawanan Pencuri Gondol 30 Gulungan Kabel Proyek Gedung Setelah Lumpuhkan Satpam

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved