Berita Semarang
Tren Pasar Wisatawan Berubah di Tengah Pandemi, Disbudpar Semarang Latih Pemandu Wisata Beradaptasi
Tren pasar wisatawan berubah di tengah pandemi Covid-19. Dari semula mass tourism, kini cenderung special interest tourism.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tren pasar wisatawan berubah di tengah pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Indriyasari, saat memberi pelatihan pemandu wisata outbound bagi 45 pemandu desa wisata dan rintisan wisata.
Pelatihan berlangsung empat hari mulai 14 - 17 September 2021 di Golden City Hotel.
Iin, sapaan akrab Kepala Disbudpar, mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah tren pasar wisatawan dari semula mass tourism atau datang berombongan jumlah besar, kini cenderung special interest tourism atau berwisata dengan kelompok kecil.
Baca juga: Bea Cukai Tanjung Emas Dukung Percepatan Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Tengah
Baca juga: Pasang Surut Bisnis, ShopeePay Talk Ingatkan Pebisnis Pemula Hindari Kesalahan Umum Berbisnis
Baca juga: Kesepakatan dengan Australia Gagal, Prancis Merasa Ditikam dari Belakang & Tuduh AS Biang Keladinya
Maka, diharapkan para pemandu wisata dapat merespon tren perubahan tersebut sehingga target Pemerintah Kota Semarang dalam bidang pariwisata pun berubah.
"Saat ini kita lebih menekankan pada kualitas daripada kuantitas wisatawan. Artinya, bukan seberapa banyak wisatawan datang, tapi seberapa banyak wisatawan membelanjakan uangnya di setiap destinasi wisata di Kota Semarang," papar Iin.
Dengan demikian, lanjut dia, pendapatan masyarakat khususnya di bidang pariwisata akan meningkat. Hal itu akan berimbas pada pendapatan asli daerah (PAD) yang tetap tinggi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengapresiasi Disbudpar yang selalu memberi pembinaan dan meningkatkan kualitas SDM pariwisata di ibu kota Jawa Tengah.
Pihaknya sangat mendukung kebijakan yang pro terhadap rakyat kecil, seperti halnya pemandu wisata outbound.
Sebagian besar dari mereka merupakan masyarakat daei desa wisata dan rintisan wisata.
"Upaya merintis dan membina masyarakat pedesaan secara fokus, terarah dan berkelanjutan akan mendorong pertumbuhan ekonomi baru di masyarakat. Ini akan mempercepat bangkitnya perekonomian di Semarang," ujar Pilus, sapaannya.
Para peserta pelatihan tidak hanya diberi materi saja, melainkan juga diberi kesempatan untuk praktek langsung di Ekowisata Hutan Tinjomoyo.
Disbudpar pun menghadirkan beberapa narasumber untuk melatih skill para pemandu wisata yaitu dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DPC Kota Semarang dan Asosiasi Experiental Learning Indonesia (AELI) DPD Jawa Tengah.
Narasumber merupakan praktisi yang telah memegang sertifikasi dibidang kepemanduan wisata outbound.
Baca juga: Biskuit Kokola, Edukasi Makanan Halal ke Finalis Sinok Sinang Kendal
Baca juga: Nodai Anak Kandung, Pria Bolmong Terancam 15 Tahun Penjara
Baca juga: Bros Kupu-Kupu Berbahan Daun Sutra Soka Karya Agus Akan Dipasarkan Ke Switzerland
Kepala Bidang Industri Pariwisata, Samsul Bahri Siregar menerangkan, pelatihan ini untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi peserta pelatihan agar dapat memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKN) Bidang Kepemanduan Outbound/Fasilitator Experiential Learning.