Berita Jateng
Yulaikah Nilai Rekrutmen PPPK Guru Semrawut
Proses rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru 2021 dinilai banyak masalah.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: galih permadi
Bahkan, ada yang Senin ujian tapi hingga hari terakhir sebelum tes belum tahu lokasi ujiannya dimana, padahal dari luar kota," katanya.
Kemudian terkait afirmasi yang ditekankan pada lama pengabdian mengajar, bukan pada usia guru honorer. Hal itu karena ada guru honorer yang belum berusia 35 tahun ke atas tetapi sudah lama mengajar.
Selain itu, ia meminta agar afirmasi nilai dinaikan menjadi 25-30 persen, jangan 15 persen.
Dengan begitu, guru honorer akan menemukan nilai sesuai passing grade yang ditentukan.
"Kemudian ada aspirasi yang cukup frontal. Yakni tidak ada lagi ujian atau tes.
Sehingga ujian hanya terkait administrasi atau portopolio, karena mereka sudah lama mengajar," ucap politikus Partai Golkar ini.
Menurutnya, tes yang diberikan harus manusiawi atau menyesuaikan dengan kemampuan atau keadaan dari guru honorer tersebut. Lantaran, tidak semua guru honorer berusia muda lagi.
Mayoritas peserta ujian merupakan guru dan tenaga honorer K2 yang sudah lansia dan mengabdi selama berpuluh tahun. Sehingga bakal kesulitan mengikuti seleksi PPPK.
"Banyak yang gagal pada tes teknis. Ini tidak manusiawi.
Mereka banyak yang mengajar sudah 10 tahun lebih, mereka tidak perlu dites lagi terkait teknis, tidak perlu diujikan lagi.
Mungkin kalau teori memang sudah lupa," ucapnya.
Mujib juga meminta agar Kementerian terkait untuk bisa merekrut semua guru honorer yang mendaftar PPPK tahun ini.
"Pemerintah mengatakan perekrutan 1 juta guru PPPK.
Tapi nyatanya formasi yang ada hanya berjumlah 513 ribu, artinya masih ada formasi yang tersisa banyak.
Ya sudah, guru yang ikut pendaftaran PPPK tahun ini, diterima saja semuanya," imbuhnya.(mam)