Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Forum Guru

OPINI Khulinah : Open Ended pada Persamaan Kuadrat

Materi persamaan kuadrat pada kelas IX SMP Negeri 1 Comal secara teoritis dianggap sulit oleh peserta didik.

Youtube
Ilustrasi 

Oleh: Khulinah, S.Pd., M.Pd.
Guru SMP Negeri 1 Comal, Kabupaten Pemalang

Materi persamaan kuadrat pada kelas IX SMP Negeri 1 Comal secara teoritis dianggap sulit oleh peserta didik.

Hal ini dimungkinkan karena rendahnya kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah pada materi persamaan kuadrat. Rendahnya kemampuan peserta didik dapat dilihat pada hasil ulangan yang diberikan oleh guru.

Problematika yang selama ini muncul di permukaan dan banyak diajarkan di sekolah adalah masalah-masalah matematika yang tertutup, di mana memang dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika tertutup ini, prosedur yang digunakannya sudah hampir bisa dikatakan standar alias baku.

Sementara itu, masalah-masalah matematika terbuka (open ended) sendiri hampir tidak tersentuh dan tidak pernah muncul serta disajikan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah, khususnya di SMP Negeri 1 Comal.

Satu materi mata pelajaran matematika yang perlu menjadi fokus adalah persamaan kuadrat.

Persamaan kuadrat merupakan persamaan dalam matematika yang memiliki variabel paling tinggi berderajat dua. Persamaan kuadrat juga memiliki jenis-jenis yang dibedakan dari akar-akarnya.

Dalam menyelesaikan soal dalam persamaan ada tiga cara yaitu yang pertama dengan faktorisasi, kedua dengan melengkapkan kuadrat sempurna, dan yang ketiga adalah dengan menggunakan rumus kuadratik.

Menurut Setiawan dan Harta (2014: 243), pendekatan open endid adalah suatu metode penggunaan soal-soal open endid di dalam kelas untuk membangkitkan kegiatan diskusi. Pendekatan open ended adalah suatu metode penggunaan soal-soal open ended di dalam kelas untuk membangkitkan kegiatan diskusi.

Soal open ended adalah masalah yang diformulasikan memiliki banyak penyelesaian dan jawaban benar lebih dari satu kemudian diskusikan untuk saling membandingkan hasil pekerjaan.

Ketika pemecahan masalah sebagai konteks untuk matematika penekannya adalah untuk menemukan soal-soal yang menarik atau masalah yang membantu menjelaskan konsep atau prosedur matematika.

Dengan menyediakan konteks pemecahan masalah, tujuan guru di SMP Negeri 1 adalah pertama untuk menciptakan kesempatan bagi peserta didik untuk membuat penemuan tentang konsep menggunakan media yang familiar dan diinginkan ( motivasi), kedua untuk membantu suatu konsep menjadi lebih konkret (melalui praktek), dan ketiga untuk menawarkan alasan untuk belajar matematika (pembenaran).

Dalam pendekatan open ended di SMP Negeri 1 Comal guru memberikan permasalahan tentang persamaan kuadrat kepada peserta didik kelas IX yang solusinya tidak hanya di tentukan satu jalan atau cara.

Guru harus memanfaatkan keberagaman cara untuk menyelesaiakan masalah itu untuk memberikan pengalaman peserta didik dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, ketermpilan dan cara berpikir yang telah diperoleh sebelumnya.

Pembelajaran open ended jika diterapkan dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari maka akan membantu pemahaman peserta didik pada materi persamaan kuadrat, sehingga membuat peserta didik menjadi aktif dan memperoleh pembelajaran yang bermakna.

Selain itu juga menimbulkan rasa antusias dan menjadikan peserta didik semangat dalam menerima pelajaran, dan pada akhirnya berdampak ke hasil pembelajaran. Terbukti hasil ulangan peserta didik di SMP Negeri 1 Comal meningkat. (*)

Baca juga: OPINI : Menolak Narasi Kekerasan dalam Pendidikan

Baca juga: OPINI Hamidulloh Ibda : Urgensi Kurikulum Tani Perguruan Tinggi

Baca juga: OPINI : Mendukung Jaminan UU Pokok Agraria 

Baca juga: OPINI: Dosen dan Mahasiswa Kritis, Apakah Pemerintah Siap?

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved